Epilogー (Season 1)

2.5K 237 27
                                    

Sebuah awal akan menemukan akhir.
Sebuah akhir bisa menjadi awal.
Namun satu hal yang tidak akan berakhir adalah,
Kesetiaan sang kesatria pada rajanya.
Hal yang sudah lebih dari cukup.

.

.

.

.

Tanah subur daratan Obelia bak selalu diberkati oleh dewa. Rakyat yang makmur, para bangsawan yang hidup teratur, juga para pemimpin di kerajaan yang sudah menjamin kehidupan mereka sampai beratus tahun ke depan.

Ah, mungkin inilah negeri impian. Raja Obelia yang dulu dikenal dingin dan sadis pada siapapun, kini.. masih sama saja. Ya, Claude De Alger Obelia masihlah menjadi sosok raja yang demikian. Dingin, tidak banyak omong, ketus, tegas, dan masih saja membuat lawan bicaranya takut untuk sekadar menatap sang raja.

Tapi hal itu bukanlah masalah. Toh raja mereka adalah pemimpin yang bijaksana. Itulah mengapa tanah Obelia masih sangat makmur sampai sekarang. Apalagi akhir-akhir ini, dikabarkan pengguna sihir hitam ilegal di Obelia sudah benar-benar menghilang. Ya tentu saja menghilang, karena Aeternitas sudah disegel dengan aman oleh Claude. Untuk waktu yang lama, masalah-masalah yang berhubungan dengan kudeta dan sihir hitam tidak akan muncul lagi. Semuanya bisa bernapas lega.

Para jajaran bangsawan yang tahu sendiri bagaimana akhir hidup keluarga Alpheus, jelas tidak ingin mencari masalah dengan keluarga kerajaan. Mereka tidak ingin cari mati.

Namun sebenarnya ada satu hal yang tidak diketahui orang banyak. Hanya orang dalam istana saja yang tahu kebenaran ini. Bahwa, Ijekiel dibiarkan hidup dan tinggal di gedung untuk para penjaga kerajaan. Atas saran Athanasia, pemuda bersurai silver itu dibiarkan tinggal disana untuk mengabdi. Ia diminta untuk ikut pelatihan sebagai prajurit. Ya.. tentu saja hal itu lebih baik daripada hukuman penggal bukan? Ijekiel dibiarkan tinggal untuk mengabdikan sisa hidupnya pada kerajaan Obelia. Dengan begitu dirinya tidak akan bisa dekat secara pribadi lagi dengan Athanasia.

Daratan yang indah. Istana yang cantik. Udara yang sejuk. Juga, penghuni kerajaan yang tak kalah indahnya.

Athanasia kini tak perlu lagi khawatir tidak mendapatkan perhatian dari ayahnya. Hidupnya sudah tenang. Kehadiran Lucas juga sudah sangat melengkapi kesehariannya, membuat tak pernah bosan. Rutinitas dilakukan sebagaimana mestinya. Dan limpahan kasih dari Claude --meski dengan wajah datarnya- masih menjadi hal favorit bagi gadis itu.

Tapi berbicara tentang Claude, tampaknya pria tersebut kini tengah sibuk memikirkan sesuatu. Angin kecil yang menggerakkan anak rambutnya seolah tak pernah ia rasakan. Di ruang kerja yang besar itu, Claude menopang dagu sambil terus mengerutkan alis --berpikir keras.

Tak lama Felix memasuki ruangan, setelah sebelumnya mengetuk pintu dan tidak mendapat jawaban dari Claude.

"Yang Mulia?"

Tak dihiraukan. Claude masih tenggelam dalam pikirannya. Melihat hal itu, yang bisa dilakukan Felix hanyalah tetap berdiri di hadapan sang raja. Tak bisa untuk pergi, sebab Claude lah yang tadi memanggilnya untuk masuk.

Menunggu pria itu untuk berbicara membuat Felix gugup sendiri. Entah kenapa rasanya diri tak tenang. Jarang sekali Claude memintanya untuk masuk ke ruangan dan mendiamkannya seperti ini. Ia takut jika saja dirinya telah melakukan kesalahan tanpa sadar.

Sampai detik berlalu menjadi menit, tak ada sepatah kata pun yang terucap.

Menjadi semakin tak tenang, Felix memberanikan diri untuk memulai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your Servant (Suddenly I Became a Princess)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang