Mr.Fu I Really Love You✔️

Bab 226-230

Bab 226: Kenapa Aku Tidak Menemani Kamu?

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

Lin Nuan melepas sepatunya, mengabaikan Fu Tianci, yang duduk di sofa, dan berjalan lurus menuju kamar Tuan Tuan.

Fu Tianci melirik Lin Nuan saat dia berjalan menaiki tangga. Kesal, dia mengerutkan bibir. Dia berspekulasi bahwa Lin Nuan mungkin memanfaatkan Tuan Tuan untuk mendekati Fu Huai'an.

Lin Nuan membuka pintu dengan lembut dan melihat Tuan Tuan berbaring telungkup di tempat tidur, tertidur. Tidak ada yang menutupi dirinya, dan dia mengenakan sweter dan celana panjang biru keunguan. Dia memakai kaus kaki bergaris-garis biru dan putih di kaki kecilnya, yang salah satunya menonjol keluar dari tempat tidur.

Lin Nuan berjingkat ke sisi tempat tidur. Profil sisi Tuan Tuan terlihat, dan dia meletakkan pipinya yang adil dan gemuk di bantalnya. Ada tambalan basah di sarung bantal birunya dengan kartun, dan bulu matanya yang ikal tebal berkaca-kaca.

Tangan kecilnya diletakkan tepat di samping mulutnya, yang sedikit terbuka. Jari-jarinya yang adil dan pendek melengkung menjadi setengah kepalan.

Cuaca hujan dan suram membuat ruangan tampak lebih gelap. Nafas lembut dan bahkan Tuan Tuan terdengar.

Lin Nuan menarik selimut dengan lembut ke atas Tuan Tuan dan menatap wajahnya. Itu mengingatkannya pada Suster Xiangsi, dan kenangan itu membuat matanya meneteskan air mata.

Tuan Tuan sedang tidur nyenyak dan baru bangun ketika langit sudah gelap. Dia mendorong dirinya ke atas tempat tidur dan duduk tegak. Menggosok matanya, dia heran melihat Lin Nuan yang sedang tidur berbaring di kepala tempat tidurnya. Dia menggosok matanya lagi dengan tak percaya, dan Lin Nuan belum menghilang.

Dia duduk di tempat tidur dengan linglung, dan setelah beberapa waktu, dia mengulurkan jari kecilnya yang gemuk untuk menyodok lengan Lin Nuan.

Dia nyata, dan sensasi hangat membuatnya menangis. Dia memiliki keluhan yang tak terucapkan dan tidak bisa membantu tetapi mengerutkan bibirnya dalam diam.

Tuan Tuan menyeka air matanya dengan lengan bajunya dan turun dari tempat tidur. Kakinya yang kecil berjinjit dengan kikuk saat ia mencoba menutupi Lin Nuan dengan selimutnya.

Lin Nuan tidak tidur nyenyak, dan gerakan Tuan Tuan sebelumnya telah membangunkannya. Matanya terbuka ...

Dia menurunkan pandangannya dan melihat bahwa tangan gemuk Tuan Tuan berusaha dengan susah payah untuk menutupi.

Tersentuh, dia mencengkeram tangan Tuan Tuan. "Kamu sudah bangun," katanya.

Melihat Lin Nuan terjaga, mata Tuan Tuan kembali berkaca-kaca. Dia mengangguk, menatap Lin Nuan dengan mata berkaca-kaca besar saat dia mencoba menahan air mata.

Lin Nuan mengambil selimut dari Tuan Tuan. Dia berjongkok di sampingnya, dengan lembut menggosok kepalanya dan berkata, "Terima kasih ..."

Tuan Tuan sangat terhibur, dan senyum lambat muncul di wajahnya yang montok.

"Ayahmu tidak akan kembali malam ini karena dia sibuk. Mengapa saya tidak menemani Anda? "Lin Nuan bertanya dengan lembut sambil meletakkan selimut di tempat tidur.

Suasana hati Tuan Tuan segera berubah, dan matanya yang besar dan cerah terpancar dengan pesona. Dia mengulurkan tangannya ke arah Lin Nuan, ingin digendong.

"Groowwwlll ..."

Dia belum makan apa pun sejak sore. Tuan Tuan menutupi perutnya dengan tangannya untuk menutupi suara. Mengocok kakinya dengan malu, dia menundukkan kepalanya seperti anak nakal yang tertangkap basah.