1. Mimpi Yang Sama

196 8 0
                                    

Pagi yang indah dengan pemandangan pantai yang layaknya surga. Sangat indah dan luar biasa. Air pantai yang jernih dan terlihat berwarna biru. Pasir putih yang lembut dan menggelitik kaki.

Terlihat seorang perempuan sedang berjalan ke arah pantai menggunakan dress berwarna putih bersih yang sangat cantik. Topi bundar menghiasi kepalanya sekaligus melindungi kepalanya dari cahaya matahari.

Perempuan berambut panjang itu melepaskan topinya dan melemparnya ke sembarang arah. Ia kembali bermain dengan air tanpa memperdulikan dress cantik nya yang basah terkena air. Dan tanpa ia ketahui, topinya diambil oleh seorang laki-laki, tepat di belakang nya.

Perempuan itu terengah - engah. Di tidurkan tubuhnya di pasir putih. Tak lupa senyum terpasang di wajah cantik nya. Ia memejamkan mata, silau karena terkena sinar matahari. Perempuan itu juga menikmati semilirnya angin yang sejuk.

"Ini topi mu, Nada."

Sebuah topi menutupi wajah Nada. Sontak, perempuan cantik itu membuka matanya lalu mendudukkan dirinya, mencari-cari siapa yang meletakkan topi yang ternyata miliknya itu ke wajahnya.

"Alvin?" panggil Nada saat melihat laki-laki berdiri tepat di bibir pantai, membelakangi nya.

Tanpa dapat dihentikan, kakinya berlari menuju laki-laki itu. Tak di pedulikan topi cantik nya itu lagi. Dengan cepat memeluk laki-laki yang di panggilnya 'Alvin' tepat saat dia berbalik badan.

Dekapan hangat terasa melingkupi Nada. Sungguh nyaman dan Nada tak mau melepasnya barang sedetik pun.

"Aku suamimu, sayang."


RING!

"SUAMI! APA SUAMI!"

Nada terbangun seketika. Di tatap nya alarm itu dengan pandangan tak bersahabat. Gara - gara itu lah, mimpi indahnya buyar seketika.

Alarm itu pun mati dan sang pemilik alarm itu bergegas turun menuju ruang makan. Pandangannya disapa oleh Sang Bidadari dari surga yang luar biasa -

"Anak gadis kok bangun jam segini? Kamu itu sudah kerja, sudah 26 tahun, sudah tau kalau jam segini itu matahari sudah ada di kamar kamu."

- cerewet.

"Ma, aku kan baru pulang jam 11 malam tadi. Lelah, letih, lesu, lemah banget kalo dapet shift sampai malem. Mama tau lah penderitaan anakmu ini." jawab Nada. Tangannya mengambil roti yang tersedia di meja makan.

"Siapa yang suruh kamu jadi perawat? Mama kan mau kamu jadi chef. Cuci muka dulu baru makan. Kamu itu ya" Balas Mama Nada saat gemas melihat kelakuan Nada.

"Papa yang suruh aku jadi perawat. Iya gak, Pa?" Tanya Nada kepada Sang Ayah yang sedang asik membaca koran seraya minum teh.

"Papa suruh kamu jadi dokter Da, bukan perawat." Jawab Papa Nada.

Mendengar hal itu, Nada langsung memasang wajah cemberut. Tak ingin mendengar omelan dari Mama nya, Nada bergegas ke kamar mandi di kamarnya untuk membersihkan tubuhnya sekalian alias mandi.

Dhianada Adreena, merupakan seorang anak kedua dari keluarga Bapak Hendra Adroyono dan Ibu Qonita Suci. Berusia 26 tahun dan bekerja sebagai seorang perawat di salah satu rumah sakit di daerah Jakarta Selatan. Dhianada atau biasa dipanggil Nada, sering sekali beradu argumen dengan Sang Mama, Qonita, dan dirinya selalu kalah jika hal itu dimulai. Tak apa, dirinya tidak mendapatkan dosa yang berlipat. Dan sebagai info tambahan, keluarganya hidup sederhana, dan Nada bersyukur akan hal itu.

Nada keluar dari kamar mandi dengan baju yang sudah sangat rapi. Dia ada janji dengan temannya untuk pergi ke toko buku dan juga ke rumah sakit tempat temannya itu bekerja. Waktu sudah pukul 9 pagi, dan temannya akan datang menjemputnya pukul 09.30 WIB. Masih ada waktu untuknya sarapan terlebih dahulu.

"Nada! Rotinya gak jadi kamu makan?"

Suara Qonita menyeru keras dari lantai bawah. Membuat Nada dengan cepat merapih kan kembali pakaian, riasan wajah, dan perlengkapannya lalu menyusul Sang Mama tercinta.

.

Nada menikmati musik yang mengalun merdu di radio sembari memperhatikan jalan. Pikirannya melayang entah ke mana - mana tanpa bisa di cegah. Dan pikirannya terhenti pada mimpi yang tadi di alami. Dia tak tau mengapa dirinya memimpikan hal yang sama, dan ini sudah ke-3 kalinya. Masa iya mimpi bisa ter ulang sebegitu banyaknya?

"Zah, gue mau nanya deh."

Zahra, temannya yang sibuk menyetir mobil menoleh sekilas.

"Mau nanya apa?"

"Jadi, gue mimpi. Dan mimpi itu udah ke ulang sampai 3 kali. Menurut lo itu masuk akal gak sih? Jarang loh gue mimpi sampai sebanyak itu. Dan gue mimpi dengan latar yang sama dan orang yang sama." Nada menoleh memperhatikan Zahra seraya bercerita.

"Sama siapa lo mimpi? Alvin lagi?" tanya Zahra tepat sasaran.

"Iya. Bukan sih. Jadi, yang gue inget, cowo itu bilang kalo dia itu suami gue."

"Pfft! Demi apa?" Zahra tertawa lepas mendengarnya. Dan hal itu membuat Nada kesal sekaligus malu.

"Ya kan mana gue tau, gue nanti mau mimpi sama siapa. Jadi gimana menurut lo?"

Zahra membelokkan mobil nya memasuki area Tol. Nada masih setia menunggu jawaban dari temannya itu.

"Kalo menurut gue, hal itu wajar aja kok. Dan mungkin, lo lagi kangen sama orang itu. Makannya terus-terusan mimpiin hal yang sama." Jawab Zahra.

Nada menganggukkan kepalanya mengerti. Lalu tak ada lagi percakapan, sampai Zahra kembali bertanya.

"Emang lo belom bisa move on dari Alvin?"

"Ga bisa Zah, gak bisa. Udah gue coba."

"Gak mungkin! Lo pasti bisa."

"Lo cerewetnya ngalahin nyokap gue."

Zahra menyipitkan mata, "Nada.."

Nada menghela nafas lagi, "Please Zah, lo tau gue banget kan? Yang namanya cinta pandangan pertama, susah banget buat move on."

"Ya ampun Nad, 12 tahun lo suka sama Alvin. Masih mau lanjut? Lo tahan banget sih." Zahra berucap dengan kesal. Nada menghela nafas lagi dan kembali memperhatikan jalan.

"Gue berharap jodoh gue semakin dekat. Udah itu aja."

To Be Continued

Hai, ini adalah cerita pertama aku. Apabila ada salah kata dan tulisan, mohon dimaafkan dan dimaklumi ya teman-teman. For the first time aku buat cerita loh ._.

Semoga enjoy ya baca cerita nya (^0^)

- Author.

Cinnamon HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang