Delapan

4.1K 251 3
                                    

Di sebuah danau, Satya dan Dhifa hanya diam saja. Tidak ada yang memulai untuk bicara. Entah karena canggung atau bingung hal apa yang mau dibahas.

Satya membawa Dhifa ke danau dengan sebuah tujuan. Namun, dia belum berani untuk mengatakannya pada Dhifa.

Sampai akhirnya Dhifa penasaran dan bertanya langsung pada Satya.

"Sat. Sebenarnya lo ngajak gue jalan itu apa? Dan kenapa lo bawa gue ke danau ini?" tanya Dhifa penasaran.

"Hm ... sebenarnya gue mah ngomong serius sama lo," jawab Satya.

"Yaelah mau ngomong ya tinggal ngomong lah," kata Dhifa.

"Dhif," panggil Satya.

"Hm, kenapa?" jawab Dhifa.

"Gue sayang sama lo," ucap Satya cepat.

"Hah? Lo becanda kan?" tanya Dhifa tidak yakin.

"Gue beneran. Gue sayang sama lo, cuma lo cewek yang buat gue selalu ada dipikiran gue. Gue yang biasanya gapernah peduli soal cinta, jadi merasa tertarik untuk selalu dekat sama lo. Dan sekarang, lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Satya langsung.

"Eh. Ini serius Sat?" tanya Dhifa lagi.

"Apa perlu gue tenggelam di danau ini dulu baru lo percaya kalau gue ini beneran?" tantang Satya.

"Eh engga gitu. Yaudah deh, kita jalani aja. Gue juga udah nyaman sama lo," balas Dhifa.

"Jadi sekarang kita pacaran?" tanya Satya tidak percaya.

Dhifa hanya mengangguk sambil tersenyum manis.

Satya yang melihat Dhifa mengangguk langsung lompat kegirangan. Entahlah, perasaannya sangat senang ketika Dhifa menerimanya.

Namun, saat dia sedang melompat, kaki bawahnya keram dan terasa sangat sakit. Bahkan Satya terdiam berusaha untuk mengurangi rasa sakitnya. Satya terduduk dan memegang kakinya pelan-pelan.

Dhifa yang melihat Satya kesakitan langsung duduk di hadapan Satya yang sedang menahan sakit.

"Kenapa Sat?" tanya Dhifa.

"Kaki aku sakit banget Dhif. Keram banget terus sakit juga," jawab Satya menahan sakit.

"Aduh kok bisa sih Sat? Makanya kamu jangan lompat-lompat kaya anak kecil dong," kata Dhifa khawatir.

Satya hanya diam sambil memijat-mijat kakinya. Dhifa membantu Satya untuk duduk di sebuah kursi panjang yang disediakan di pinggir danau.

Dhifa terus membantu Satya untuk memijat kaki Satya.

"Gimana masih sakit?" tanya Dhifa.

"Udah mendingan. Kamu duduk di samping aku aja," kata Satya.

"Tapi bener udah ga sakit lagi?" tanya Dhifa lagi.

"Iya sayang beneran deh," kata Satya menggoda Dhifa.

"Apaan sih," kata Dhifa malu-malu.

Dhifa langsung duduk di samping Satya. Satya menggenggam tangan Dhifa erat dan bersandar pada bahu Dhifa.

"Kaya gini dulu ya. Badan aku lemas," ucap Satya jujur.

"Yaudah. Nanti aku kalau kamu bangun kita pulang aja," ucap Dhifa.

***

Oke aku update yaa. Sesuai jadwal kan? Hehe mulai sekarang update setiap Sabtu ya.

VOTE N COMMENT

Difference ✔ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang