Dipart ini kalian akan menemukan fakta.
fakta apa itu?🤔Baca deh kalau penasaran, oke!
Selamat membaca!
***
Teh Ody akhirnya menemukan alamat dimana Mika tinggal tanpa basa-basi menggedor pintu dengan tidak sabar.
"Siapa sih ganggu aja?" Mika ingin tidur terganggu dengan suara ketukan pintu tiada henti.
Pintu terbuka menampakan sosok teh Ody tanpa ekspresi membuat Mika secepatnya akan menutup pintu lagi namun gagal.
Tidak ada pilihan lain kecuali Mika menanyakan apa maksud teh Ody datang ke apartemennya.
"Ada kepentingan apa kesini?" tanya Mika malas berhadapan dengan teh Ody.
"Kamu kan yang buat Iqbaal babak belur?" kata teh Ody marah.
Mika menghela napas dan malas membahas nama Iqbaal. "Aku cuma suruh dia balapan sampe menang atas nama Bryan dan kalau urusan babak belur karena dia macem-macem sama aku."
"Mika kamu gak ada bosannya ya ganggu orang." tukas teh Ody sudah kesal.
Mika santai menjawab. "Nggak karena aku benci sama Iqbaal."
"Benci? dia gak pernah ganggu kamu."
"Teh Ody inget ini?" Mika menunjukan sebuah kalung liontin berisi gambar masa kecil Mika dan Iqbaal.
"Iya kalung ini adalah foto aku dan Iqbaal waktu kecil dan dia malah pergi sama (Namakamu)." jelas Mika berusaha tidak menangis sementara teh Ody kebingungan foto itu memang Iqbaal tapi kembarannya yang telah tiada namanya Ale.
"Gara-gara dia aku gak punya temen lagi." tambah Mika menghapus air matanya.
"Tapi itu sudah lama Mika lagipula itu Ale bukan Iqbaal."
"Aku gak peduli dan aku ingin Iqbaal menderita tapi itu belum cukup nanti aku akan kembali dengan kejutan baru." Mika menutup pintu dengan cepat.
Iqbaal masih berbaring di kasur meskipun hari ini libur pikirannya merambat kemana-mana. Ia tidak tenang dan merasa bersalah karena tidak bilang saja sejujurnya.
"Kak Iqbaal inget kalung ini kan?" tanya Mika senang menunjukkan kalung dengan foto didalamnya.
"Ini kan Miku temen masa kecil aku kamu dapat darimana?" tanya Iqbaal tidak percaya apa yang dilihatnya.
"Aku Miku kak!" seru Mika senang lalu memeluk Iqbaal masih nampak bingung.
"Kakak janji mau jadi pacar atau kalau udah besar."
"Miku? tapi aku punya (Namakamu). Tidak aku harus bantu Ale, maaf (Nam) kamu harus tersakiti." Iqbaal bergumam menyesal semoga suatu saat (Namakamu) mengerti keadaannya. Ia tidak mau mengecewakan kembarannya, Ale.
"Oke ayo kita pacaran, eh nggak deh kita kenalan dulu dengan keluarga aku supaya lebih akrab." saran Iqbaal diangguki patuh oleh Mika.
Ingatan itu seperti bayangan mimpi buruk bertemu Mika teman masa kecilnya dan Ale yang masih mengharapakan Ale namun mencampakkan saat sudah mendapatkan yang diinginkannya. Benar-benar tidak adil tapi bukankah ini sepadan karena meninggalkan dan melupakan (Namakamu) yang selalu tulus mencintainya.
"Ale ternyata cewek lo itu menyimpan dendam tapi gak papa gue ikhlas kok." ucap Iqbaal menyentuh foto Ale sambil tersenyum tipis.
***
(Namakamu) berhenti berkali-kali karena kecapekan jalan kaki dari rumahnya bersama Aldi mengajak jalan-jalan tanpa naik kendaraan apapun.
"(Nam) ayo!" seru Aldi bersemangat. Ia tidak tahu kenapa kalau bersama (Namakamu) selalu bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berhati Besar [IDR]
Fanfiction[COMPLETED] Terus tersiksa saat kau bersamanya dan mencoba berhati besar menerimanya. (Namakamu) Daniella Maafkan aku! tapi, masih bisakah kita bersatu? Iqbaal Ramadian