Part 24 - Misi Pertama

845 89 8
                                    

***

Iqbaal menelpon dulu Mika untuk makan bersama-sama di kantin dan jangan lupakan apapun yang Mika mau Iqbaal akan membayar. Beda kalau lagi sama (Namakamu) bahkan (Namakamu) tidak pernah meminta malah Iqbaal memaksanya untuk meminta sesuatu kepadanya.

"Kak Iqbaal baik banget!" Mika memuji lalu memesan lagi makanan yang diinginkannya.

"Kamu bisa aja." balas Iqbaal mengenggam tangan Mika.

Salsha sedari tadi memerhatikan keduanya ingin sekali mengguyur wajah Iqbaal dengan air selokan, kenapa perlakuan itu gak ditujukan kepada sahabatnya saja. Ia juga ingin sekali menggelindingkan Mika ke jalan aspal yang banyak mobilnya kalau perlu karena Salsha sudah kesel pake banget.

"Iqbaal gue mau guyur lo pake air selokan, jadi kesel gue." gumam Salsha mengepalkan tangannya lalu berpamitan pada Karel untuk pergi ke toilet padahal ia ingin bertemu (Namakamu) di kelas.

Salsha langsung duduk samping (Namakamu) sambil mendumel. "Lo tau gak? gue kesel banget pengen cakar, pengen... eh kok gue kayak psikotes?"

"Psikopat." ralat (Namakamu) tidak merasa terganggu dengan keberadaan Salsha yang terus-terusan mengoceh

"Iya itu, gue lagi marah." sahut Salsha.

"Marah kenapa?" tanya (Namakamu) mulai kepo.

"Ada air sebotol gak?" Salsha malah balik bertanya.

"Lo salfok?" tanya (Namakamu) semakin bingung.

"Buat nyembur lo. Heran gue sama lo, gak ada aura kesel di wajah lo." geram Salsha.

"Gue udah kebal Sha, sebelas dua belas lah sama pemain debus." jawab (Namakamu) santai.

"Oke-oke terserah, gini (Nam) gue udah teliti video itu," Salsha menunjukkan screenshot potongan video kepada (Namakamu) agar dilihat lebih jelas.

"Sekarang lo mau jadi detektif?" tanya (Namakamu) sambil memperhatikan secara detail foto.

"Iya detektif dadakan buat lo. Nih liat deh cewek ini punya tato bunga mawar hitam dilengan nya pas mukul Iqbaal dan gue tahu lo itu gak punya tato." Salsha menunjuk bagian lengan seseorang itu.

"Iyalah nih," (Namakamu) memperlihatkan lengannya yang tidak ada tato seperti di foto itu.
"Jadi cewek itu punya tato mawar?"

Salsha mengangguk.

"Kalau Mika gimana, eh jangan-jangan lo pake tato?" (Namakamu) memicingkan mata curiga kepada Salsha.

Salsha menoyor kening (Namakamu). "Gue gak suka tato, mending gue koleksi kebun bunga mawar aja kalau perlu."

(Namakamu) hanya nyengir sambil merangkul Salsha.

"Berarti lo bukan cewek itu." tebak Salsha.

(Namakamu) mendengus. "Kan gue udah bilang gue bukan cewek itu."

"Gimana kalau kita buat penyamaran buat nyari si Seseorang ini." usul Salsha dan (Namakamu) mengangguk setuju.

***

Teh Ody datang ke rumah (Namakamu) dan meminta maaf atas kelakuan Iqbaal. Adiknya itu memang pikirannya kurang panjang jadi memutuskan sesuatu seenaknya saja dan pasti ujung-ujungnya menyesal. (Namakamu) hanya diam mendengarkan penjelasan dari teh Ody.

"Kamu maafin Iqbaal kan? tapi teteh gak minta kamu buat balikan kok sama dia." ucap teh Ody khawatir.

"Iya teh," jawab (Namakamu).

"Oh iya, siapa sih yang lagi deket sama Iqbaal?" tanya Teh Ody mulai penasaran.

"Mika."

Setelah perbincangan itu teh Ody pamit pulang dan (Namakamu) tidak bisa berbohong sekarang tentang hubungannya dengan Iqbaal apalagi kepada teh Ody yang sudah ia anggap sebagai kakak sendiri.

Berhati Besar [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang