Halo ada orang?
Aku mau ucapin makasih buat kalian yang sudah vote tapi kemana komentarnya? gak papa, intinya aku seneng banget cerita ini responnya cukup memuaskan karena aku pikir gak akan ada yang baca.
Sepi gitu kayak hati aku eh,Jangan lupa tekan vote dan komentar supaya updetnya cepet, oke😁👍
Selamat membaca!
***
Pagi ini entah kenapa Iqbaal merasa sangat bahagia dan tidak sabar bertemu dengan (Namakamu) setelah kejadian tadi malam. Rasanya ingin cepat-cepat menikah saja tetapi jeweran dari teh Ody mengganggunya.
Iqbaak meringis. "Ini kenapa telinga Iqbaal dijewer?"
"Kamu pasti mikirin nikah sama (Namakamu)?" tebak teh Ody melepaskan jewerannya.
Iqbaal tercengir.
Teh Ody menggeleng pelan takjub melihat tingkah adiknya. "Iqbaal sekolah yang bener dulu kalau kamu udah kerja terus sukses baru pikirin itu." pesan teh Ody.
"Iya-iya."
Setelah mengatakan itu Iqbaal diam-diam pergi.
"Eh, Iqbaal teteh belum selesai!"
(Namakamu) juga tidak henti-hentinya tersenyum. Tadi malam itu seperti mimpi yang nyata dan ternyata Iqbaal adalah cowok yang dijodohkan untuknya namun ia teringat pada Aldi bagaimana perasaan cowok itu saat tahu dirinya akan jadian dan dijodohkan dengan Iqbaal.
(Namakamu) jadi pusing memikirkan itu dan segera berangkat ke sekolah seperti biasa.
***
"Ada yang lagi bahagia nih sampe wajahnya memancarkan cahaya mengalahkan sinar matahari." sindir Salsha begitu (Namakamu) masuk kelas.
"Ada apa nih?" tanya Karel baru datang disusul iqbaal menyimpan tas ke bangkunya.
"(Namakamu) terima cinta gue!" seru Aldi berlutut layaknya pangeran.
"Ogah!" jawab (Namakamu) ketus lalu membantu Aldi berdiri.
"Al!"
"Apa beb?"
"Lo panggil gue kayak gitu lagi, mulut lo gue gunting." (Namakamu) mulai kesal.
Aldi membekap mulutnya takut (Namakamu) benar-benar akan melakukan itu.
"Oh iya, malam ini lo mau kemana?" tanya (Namakamu) serius.
"Mmmm..." Aldi menjawab tidak jelas karena mulutnya masih ditutupi tangannya sendiri membuat (Namakamu) melepaskan tangan Aldi.
"Gak kemana-mana." jawab Aldi.
"Kalau gitu datang ke kafe Hujan, oke. Gue tunggu!"
"Kafe yang gue janjian waktu itu?" tanya Aldi masih tidak percaya.
(Namakamu) mengangguk dan membuat Aldi tersenyum senang sementara Iqbaal mengacungkan jempolnya pada (Namakamu).
"Lo akan senang malam ini Al." batin (Namakamu).
***
Sesuai permintaan (Namakamu), Aldi datang menggunakan setelan rapi bahkan dua botol parfum dan deodorant habis dalam sekali pakai karena takut jika nanti (Namakamu) merasa tidak nyaman didekatnya. Ia datang lebih cepat.
Seseorang memeluk Aldi dari belakang sehingga Aldi gugup setengah mati. Ia menebak ini adalah (Namakamu) yang sudah tidak sabar ingin berduaan dengan dirinya di kafe ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berhati Besar [IDR]
Fanfiction[COMPLETED] Terus tersiksa saat kau bersamanya dan mencoba berhati besar menerimanya. (Namakamu) Daniella Maafkan aku! tapi, masih bisakah kita bersatu? Iqbaal Ramadian