Part 14 - Deg-degan

885 70 0
                                    

Vote dan komentarnya ya jangan lupa 😁

Selamat membaca!

***

(Namakamu) terus menyemangati dirinya bahwa tidak mungkin Mama dan papahnya bersekongkol menjodohkan dirinya dengan om-om.

Perasaan (Namakamu) memiliki wajah gak jelek-jelek amat jadi pasti masih ada yang mau eh bukannya ada yang mau sih, Aldi.

Tidak-tidak (Namakamu) gak mau sampai jadian dengan Aldi hari-harinya yang indah bisa terganggu dengan kebucinan terlalu lebay.
Iqbaal, mau sih balikan sama dia tapi kata teh Ody akan dijodohkan sama seseorang. Ternyata jodoh (Namakamu) bukan Iqbaal pemirsah, jadi sedih pengen makan sate sama gerobak-gerobaknya kalau seperti ini akhirnya.

Menunggu sang papah pulang masih lama, (Namakamu) memutuskan untuk video call dengan Salsha.

Muncul wajah Salsha cekikikan entah karena apa?

"Kenapa lo ketawa?" (Namakamu) memberenggut kesal.

"Lo mau manggung dimana? Ancol?" tanya Salsha balik berusaha menghentikan tawanya.

"Lo kira, gue badut?!"

"Yes, oke-oke serius lo tumben video call biasanya ketemu langsung?"

"Gue bete dijodohin sama om-om." jelas (Namakamu) terdengar beberapa kali helaan napas.

Salsha tercengang. "Hah, opa-opa mungkin?" dilanjutkan tertawa bahagia diatas penderitaan (Namakamu).

"Lebih parah dong,"

"Ih (Nam), gak mungkin Tante Lisa itu baik gak sejahat itu kan lo anaknya."

"Tapi..."

"Udahlah, terima aja! lagipula kalau lo gak suka, tinggal ambil langkah seribu aja, mudah kan!" ucap Salsha dengan entengnya.

"Mudah pala lo batu."

"Eh pala gue bulet, gak kayak batu, keras. Pokoknya lo harus sabar aja kalau beneran dijodohin sama om atau opa Babay."

Salsha mematikan sambungan vidio disaat (Namakamu) akan berbicara lagi dan membuat (Namakamu) benar-benar emosi Salsha sama sekali tidak memberi ide apapun atau telepon Aldi saja.
Tidak, ada masalah muncul kalau berurusan dengan Aldi.

(Namakamu) dipanggil Lisa untuk segera turun dari kamar dan masuk ke mobil.

Iqbaal di berikan satu set baju kantoran plus kumis dan jenggotnya oleh teh Ody. Tentu saja menadapat protes memang Iqbaal akan pergi bekerja di kantor.

"Pake Iqbaal!" bujuk teh Ody sedari tadi Iqbaal hanya diam memperhatikan tanpa bicara.

"Gak! ini Iqbaal mau jadi tua sebelum waktunya." protes Iqbaal memakai baju kantoran terus kumis jenggot juga harus ia pakai. Apa-apaan ini?

"Nggak, pake aja ya nurut sama teteh!" teh Ody berusaha membujuk.

"Tapi gak pake jenggot sama kumis juga."

"Harus!" tekan teh Ody memasangkan kumis plus jenggot di wajah Iqbaal dengan paksa.

Iqbaal menyerah dan mengalah saja meskipun dihatinya ingin sekali kabur tapi terlanjur berjanji tidak akan berbuat apapun atas perjodohan ini.

"Inget wajahnya harus manis." peringat teh Ody.

"Tambahin gula aja sekalian," sahut Iqbaal wajahnya sudah ditekuk.

"Mau? ini teh Ody mau ngambil di dapur." teh Ody akan beranjak pergi.

"Eh nggak, Iqbaal cuma becanda terus setelah ini gimana Iqbaal dijodohin sama tante-tante." tanya Iqbaal dan teh Ody menganggukkan kepalanya.

Berhati Besar [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang