Ternyata berita tentang Iqbaal putus sampai ke telinga teh Ody dan tentunya teh Ody tidak mau tinggal diam. Lagipula ada masalah apalagi sekarang Iqbaal memutuskan (Namakamu)."Baal, kamu putus sama (Namakamu)?" tanya teh Ody ingin mendengar langsung dari Iqbaal sendiri dan dijawab dengan deheman saja.
"Iqbaal, (Namakamu) itu cewek baik masa kamu main putus-putus aja." teh Ody tidak terima keputusan Iqbaal.
"Iqbaal bosen, udah teh gak usah dibahas lagi, Iqbaal capek," keluhnya lalu berjalan ke kamar tanpa mau mendengarkan ucapan teh Ody.
Seminggu berlalu Iqbaal masih tidak menyadari kesalahannya. Ia juga makin lengket bersama Mika bak lem ditambah paku, kemana-mana Iqbaal disitulah ada Mika.
Lalu kemana (Namakamu)? apakah dia sedang menangis tersedu-sedu di rumah menghabiskan berkotak-kotak tisu sesuai ucapan Mika? jawabannya tentu tidak, justru (Namakamu) sedang nonton film-film lagi hits di laptopnya bersama Salsha. Mereka sesekali tertawa keras bahkan menangis bersama saat menonton adegan per adegan film.
(Namakamu) telah mendapatkan nasehat berfaedah dari Salsha katanya laki-laki itu gak cuma iqbaal dan pasti diluar sana ada yang lebih bisa menghargai perasaan seorang perempuan.
(Namakamu) hanya manggut-manggut mendengarnya tanpa mengeluarkan suara."Dan inget (Nam)!" Salsha kembali fokus memperhatikan (Namakamu).
"Apalagi Sha?" jawab (Namakamu) jengah telinganya panas jika Salsha terus menceramahi dirinya.
"Lo bener-bener jauhin Iqbaal! gak boleh peduli lagi atau ngobrol sama dia!" ucap Salsha berapi-api.
"Kok gitu?" tanya (Namakamu) tidak setuju.
"Ini demi kebaikan lo, sekali-kali lo harus tegas. jangan gak tegaan mulu," kata Salsha tapi (Namakamu) malah merenung sejenak.
"Pokoknya kalau lo gak mau dengerin nasehat gue lo bukan sahabat gue lagi." tambah Salsha.
"Iya." jawab (Namakamu) tidak bersemangat.
Salsha gemas mencubit kedua pipi (Namakamu). "Pinter cahabat gue!"
***
(Namakamu) hari ini dijemput Aldi. Ia mau ikut karena Aldi menceritakan bahwa dirinya sudah putus dengan Bella yang terlalu manja. Aldi tidak tahan lagi katanya.
"Pegangan dong!" protes Aldi karena (Namakamu) sudah naik ke motor tapi tidak mau pegangan.
"Mau gue berubah pikiran?" tanya (Namakamu) ketus dan akan turun dari motor.
"Jangan dong! gue jalan nih." balas Aldi cepat menancap gas menuju sekolah.
Lagi dan lagi (Namakamu) harus melihat Iqbaal dan Mika baru turun dari motor sambil saling melepas helm. Ini mereka lagi adegan syuting sinetron terus (Namakamu) berperan sebagai penontonnya. Lebih baik (Namakamu) melihat kucing sejenis Garfield makan hati deh, lebih lucu gemesin gitu lihatnya. Nah ini, liat dua manusia yang satu benar-benar dibutakan oleh cinta dan satunya lagi entah buta apa (Namakamu) juga tidak mengerti.
(Namakamu) berdehem. "'Al, kamu tau gak bedanya matahari sama kamu?"
"(Nam) lo mau gombalin gue?" tanya Aldi tidak percaya namun bukan jawaban yang ia dapatkan melainkan (Namakamu) menginjak kakinya.
Sedetik kemudian Aldi mengerti dengan kode yang (Namakamu) berikan walau harus menahan rasa sakit.
"Apa bedanya sayang?" tanya Aldi sedikit meringis.
"Kalau matahari cocoknya ngebakar pasangan di depan aku, kalau kamu membakar perasaan aku buat dia." (Namakamu) menunjuk ke arah Iqbaal sambil tersenyum puas lalu menggandeng lengan Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berhati Besar [IDR]
Fanfiction[COMPLETED] Terus tersiksa saat kau bersamanya dan mencoba berhati besar menerimanya. (Namakamu) Daniella Maafkan aku! tapi, masih bisakah kita bersatu? Iqbaal Ramadian