"Masih adakah cinta di matamu untukku meskipun itu setitik saja?"- (Namakamu) Daniella.
***
SMA Garuda, tepatnya di kelas 11 A para murid sedang sibuk ke mengerjakan tugas kelompok.
"Aku bahagia memilikinya. Selalu ada, selalu mengerti akan diriku. Aku mencintaimu, Iqbaal Ramadian." ucap (Namakamu) dalam hati beberapa saat menatap Iqbaal sedang sibuk membacakan jawaban.
"Ekhem, berduaan teroosss..." sindir seseorang baru datang lalu duduk memperhatikan.
Iqbaal dan (Namakamu) sontak menoleh bersamaan pada sumber suara. Ternyata itu Karel, aku aneh dengannya jelas-jelas Iqbaal dan aku sedang mengerjakan tugas dibilang berduaan terus, parah nih anak!
"Lo harusnya bantuin, malah sibuk nyorakin orang," kata (Namakamu) kesal.
Karel tersenyum. "(Namakamu) Daneila yang terhormat, gue males." lanjutnya.
"Ya udah sana pergi!" sahut Iqbaal ketus.
"Dengan senang hati." Karel melenggang pergi dari kelas entah kemana.
"Kok kamu usir dia sih, baal?" tanya (Namakamu) heran bukannya memaksa Karel untuk membantu.
"Biarin aja, kan ada aku." jawab Iqbaal santai dan melanjutkan membacakan jawaban yang harus ditulis dengan malas (Namakamu) menurut saja.
Bel pulang sudah berbunyi menandakan kegiatan belajar telah usai. Iqbaal dan (Namakamu) berjalan beriringan ke parkiran. Sampai disana Iqbaal menaiki motornya lalu menyuruh (Namakamu) untuk naik tapi malah diam mematung.
"Kenapa diem aja? ayo naik!"
"Gak ah bosen naik motor mulu, kamu orangnya suka modus."
"Bosen apa bosen?" goda Iqbaal menusuk-nusuk pipi (Namakamu) beberapa kali.
"Bosen baal... aku maunya naik becak, delman, andong atau kendaraan apapun yang gak berhubungan sama motor."
"(Nam), yang kamu sebutin udah hampir punah buat di lihat," jawab Iqbaal sukses membuat (Namakamu) cemberut.
Iqbaal berpikir mencari cara agar kekasihnya tidak marah lagi.
"Gimana kalau aku gendong sampe rumah?" usul Iqbaal.
(Namakamu) terkejut dengan jawaban Iqbaal. "Hah, ya gak mau lah. Nanti orang mikirnya yang enggak-enggak lagi tentang kita berdua." (Namakamu) bergidik ngeri membayangkannya apalagi Iqbaal akan benar-benar melakukannya.
"Terus kamu maunya gimana?"
"Naik motor aja deh kalo gitu,"
"Pinter, ayo naik!" perintahnya.
Setelah dipastikan aman Iqbaal melajukan motornya menuju rumah (Namakamu).
***
(Namakamu) mengajak Iqbaal untuk mampir terlebih dahulu namun Iqbaal menolaknya dengan halus.
Sebenarnya (Namakamu) merasa ada yang aneh dengan sikap Iqbaal setelah menyebut ada kedua orangtuanya di dalam. Ya, setiap (Namakamu) menyebut itu Iqbaal selalu beralasan belum siap bertemu calon mertua. Iqbaal juga ingin hanya (Namakamu) dan dirinya yang tahu bahwa mereka sedang pacaran jadi semua teman sekolahan hanya menganggap Iqbaal dan (Namakamu) teman biasa.
(Namakamu) tidak mau ambil pusing, ia masuk ke dalam.
Didalam sudah disambut oleh mamanya--- Lisa dan papanya--- Andi."Kamu dianter siapa tadi, sayang?" tanya Lisa penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berhati Besar [IDR]
Fanfic[COMPLETED] Terus tersiksa saat kau bersamanya dan mencoba berhati besar menerimanya. (Namakamu) Daniella Maafkan aku! tapi, masih bisakah kita bersatu? Iqbaal Ramadian