"jangan buang air mata lo hanya untuk orang yang pernah nyakitin hati lo"
now play : Rossa - ILY From 38.000
- - - - -
Orang itu melihat tajam Kaka, seolah-olah dia bicara 'lo manggil Kenan abang!'
Kaka meletakkan mocca cino milik Kenan di atas meja belajar, ekspresinya datar seolah-oalah tidak terjadi apa-apa.
Kenan pasrah dengan keadaan, dia berharap Kaka tidak marah. Dia menyesal tidak memberitahu Kaka siapa yang datang.
Kaka melangkahkan kakinya keluar dari kamar Kenan, sebelum ia benar-benar keluar, ia membalik badan dan berbicara dengan Kenan.
"Bang jelasin semua sama dia! Nasi dah jadi bubur" tegas Kaka kepada Kenan, ekspresinya tetap datar dan nada bicaranya dingin.
"Da maafin abang! abang lupa Da" Kenan mengusap-usap wajahnya.
Laki-laki yang berada disamping Kenan hanya mendengarkan pembicaraan itu dan menatap Kaka dan Kenan dengan banyak pertanyaan.
"Lo boleh cerita kesiapapu kalo udah tau faktanya!" Kaka menatap laki-laki itu dan laki-laki itu hanya diam tak bergeming.
Setelah Kaka merasa cukup dia meninggalkan rumah Kenan dan duduk bersila di atas ayunan di depan pendapa dengan satu gelas greantea.
- - -
Kenan bingung dengan keadaan saat ini. Laki-laki di sampingnya terus menatap tajam meminta penjelasan. Kenan frustasi dengan ini semua, akhirnya dia membuka mulut.
"Lo minta penjelasai tentang ini semuakan?" Kenan menata nafasnya dan menghadap ke arah laki-laki itu.
"Jelasin semuanya! gue ngga paham" laki-laki itu memjawab dingin.
"Jadi gini Ga, Nada atau yang lo kenal Kaka, itu sepupu gue."
"Alesannya!"
"Nada ngga mau dikira manfaatin gue buat masuk KN dan dia ngga mau dikatain anak manja, semua yang dia miliki sampai sekarang adalah kerja kersanya sendiri. Gue disuruh bungkam ketika kalian minta argumen tentang dia."
"Gue buat perjanjian sama dia untuk nutup ini semua sampe dia sendiri yang bilang!" lanjut Kenan, nafasnya lega setelah menceritakan semua kepada Arga.
Laki-laki yang dilihat Kaka saat masuk ke kamar Kenan tak salah adalah Arga.
"Gue harap lo tau perasaan adik gue!" Arga membalas kata-kata Kenan dengan lirikan.
- - -
Kaka menatap langit malam, dia berdoa kepada Tuhan agar memberikan keberanian saat ini semua terungkap.
"Dek!" ada suara dari arah rumah Kaka.
Kaka hanya diam dan tetap memejamkan matanya dengan kepala yang menengadah ke atas menatap langit.
"Dek! lo ngga tidur kan?" Pras menggerakan ayunan perlahan.
"Apasih lo bang, ganggu orang baru nenangin diri." Kaka membuka matanya dan mendapati Pras sufah duduk disampingnya.
"Maaf!"
"Kata bunda lo baru sama Kenan, kok sekarang disini sendiri? habis berantem?" lanjut Pras
"Bang Kenan baru ada temen, ngga enak kalo gue ada di sana, ganggu!"
Seketika semua hening, Kaka dan Pras hanya menghela nafas masing-masing sampai Pras ingat ada janji malam itu.
"Dek gue pergi dulu! Kalo bunda nyariin bilang aja gue ke rumah Zidan" Pras berdiri, lalu melangkah menuju motornya.
"Hm"
"Bang tunggu bentar!" minta Kaka.
"Apa?" Pras mengurungkan niat menyalakanesin motornya.
"Pinjem motor ya!"
"Mau kemana lo?"
"Beli makan, gue dari balek sekolah belum makan."
"Ambil kuncunya digantungan tu! terserah mau make yang mana, ati-ati ini udah malem!" Pras menunjuk gantungan yang ada di dalam garasi.
"Iya gue juga tau, gue bukan bocah bang."
"Trserah lo dah, kerat banget" Pras menyalakan mesin motor trilnya dan keluar dari halaman rumah.
Kaka masuk ke dalam garasi, dia melihat pintu yang menghubungkan garasi dan ruang tengah terbuka.
Kaka masuk untuk meminta izin terlebih dahulu dan menyampaikan pesan kakaknya.
Riyan sendang duduk di depan televisi ketika Kaka masuk raung tengah. Riyan menoleh ketika mendengar suara langkah kaki masuk ke dalam rumahnya.
"Udah pulang?" Riyan mengerutkan dahinya, karena tidak biasa putrinya masuk ke rumah jam segini saat malam hari libur.
"Enggah yah, Kaka mau pamit beli makan dan tadi abang keluar mau ke rumah kak Zidan."
"Yaudah sana, dari pada magnya kambuh. Hati-hati!"
Kaka keluar dari ruang tengah, mengambil kunci motor gigi dan langsung keluar dari halaman rumahnya.
Kaka menghentikan motornya tepat di depan warung magelangan. Dia memesan satu bungkus magelangan.
Kaka memainkan hpnya saat menunggu nasi yang dipesan. Kaka melihat ada notif line dari Kenan, dia langsung menutup hpnya dan memasukkan ke dalam saku jelana.
Kaka melihat sekelilingnya, dia berhenti ke satu titik dimana ada seorang laki-laki yang ia kenal dengan seorang perempuan. Hatinya seperti disayat, dia hanya diam menatap dua sejoli itu. Kaka marah kenapa dia masih seperti ini.
Kalian kepo ngga siapa laki-laki yang bisa buat Kaka sakit?
Maaf kalo ada typo
Hedeh! ga semangat updet:( Ayo kalian semangat bacanya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear K
Teen FictionKaka, siswa disalah satu SMA ternama di Jogja. Kaka yang berpikir nggak akan banyak yang kenal. Kaka yang ngga berhayal jadi salah satu anggota tim yang dibanggakan sekolah. "Menyatukan 10 kepala menjadi 1 pikiran" Keluarga dan teman-temannya apakah...