Perjalanan 5

9 1 0
                                    

"ketika orang lain ngga tau apa beban lo jangan biarin lo dicaci"

now play : Tulus - Pamit

- - - - -

"Nada!" panggil laki-laki yang dari tadi ia perhatikan.

Kaka hanya tersenyum saat dua sejoli itu mendekatinya. Dia menahan amarahnya.

"Cie yang baru pacaran" Kaka berusaha mereda luapan hatinya.

"Neng ini pesanannya!" Kaka bersyukur penjual itu memecah ketegangannya.

"Duluan kak!" Kaka meninggalkan dua sejoli itu.

Kaka berusaha menampung amarahnya yang meluap-luap.

Segera Kaka masukkan motor ke garasi setibanya di rumah. Dia tidak masuk rumah, karena jika dia masuk semua orang akan jadi korban pelampiasan kemarahannya.

Kaka duduk di ayunan dekat pohon, bukan yang berada di depan pendapa. Dia berusaha mereda dan menenangkan hatinya.

- - -

Kenan keluar rumah mengantar Arga pulang hingga halaman rumahnya. Arga ketika memuatar motornya melihat Kaka duduk di ayunan. Arga  melirik Kaka, banyak pertanyaan yang dia ingin ajukab kepada Kaka.

"Kalo dia disana biasanya baru ada masalah, lebih dari masalah antara lo sama dia." Kenan melihat Arga melirik Kaka dengan dahi tertekuk.

"Gue pulang!" Arga tidak menanggapi penjelasan Kenan.

Setelah Arga pergi, Kenan berjalan mendekati Kaka. Dia melihat Kaka sedang menetralkan dirinya.

"Lo habis ketemu Alfa?" tanya Kenan penasaran.

"Apaan sih bang, gue cuma mau paru-paru gue terisi udara bersih!"

"Raut muka lo ngga bisa boong."

"Ngga udah banyak bacot, nambah emosi!"

"Ets! tenanga jangan marah-marah" Kenan nenyengir.

Setelah merasa tenang Kaka beralih ke pendapa, dia makan nasi magelangan yang tadi dibeli. Kenan yang sedari tadi mengamati gerak sepupunya itu merasa lega.

Selesai makan Kaka dan Kenan masih berada di pendapa. Kaka bertanya tentang KN dan tips-tips hafalan kepada Kenan. Tak hanya samapi disitu, mereka juga bercerita hingga larut. Karena kehadiran Pras mereka bubar, masuk ke kamar masing-masing, dan mulai bermimpi.

- - -

Ting!

Ada chat dari Rania pagi ini setelah Kaka salat subuh.


Rania Gefira

Rania Gefira
Ka bsk setor pasal pemerintahan
daerah, habis salat dzuhur
04.47 read

Raka Nada
iya kak
04.55

Keluar dari room chat dari Rania, Kaka segera membuka UUD. Ada tiga pasal yang harus dia hafal, sebenarnya dia ada janji pergi ke jalan-jalan dengan Sakira kakak Kenan, tapi karena ada tumpukkan tugas dia cancle janji itu.

Pagi ini Kaka tidak membantu Arini, yang mengakibatkan masalah tambahan bagi Kaka.

"Kamu tiap hari udah ngga bantu bunda dan sekarang cuma di kamar terus, mau kamu apa?" Arini marah ketika melihat Kaka hendak mengambil makan.

"Bunda ngga tau Nada di sekolah ngapain! Nada pulang selalu magrib dan setiap hari ada tumpukan tugas." Kaka mengurungkan niat untuk mengambil makan dan satu gelas air, dia berjalan menuju kamarnya.

"Kamu bereani ngalwan bunda sekarang."

"Terserah bunda mau ngatain Nada apa."

Riyan yang melihat itu semua hanya diam.

Kaka hanya diam di kamarnya dan menlanjutkan belajar setelah kejadian itu. Rasa laparnya hilang dan sekarang hanya ada rasa jengah.

Kaka tidak pernah menangis setelah dimarahi orang tuanya, dia hanya akan diam sampai ada yang memulai bicara dengannya.

- - -

Tok tok tok

"Dek ke lesehan yuk!" Pras mengetuk pintu kamar Kaka.

Matahari mulai mengorange, dan lesehan di pinggir jalan mulai buka.

"Masih ada tanggungan, keluar sendiri" suara Kaka diatar.

"Gue tau lo dari tadi pagi belom makan, otak lo ga lelah hafalan." Pras menbuka pintu kamar Kaka, dan berdiri di pintu dengan tangak bersedekap di deoan dada.

"Yang nglakuin gue, dah sana keluar, gue ga laper." Karena Kaka belum makan dan minum dari sehabis salat subuh, dia putuskan untuk puasa setelah Arini memarahinya.

"Buruan turun! ato gue bakal gendong lo paksa" kencam Pras.

"Bacot lo! bisanya cuma ngancem."

Kaka mandi setelah Pras meninggalkannya.

Kaka turun dari kamarnya, berjalan ke  depan menggunakan kaos dan celana hitam serta jilbab abu-abu.

Di halaman Kaka melihat Pras, Sakira, dan Kenan. Mereka berniat makan dan jalan-jalan bareng.

"Gue mau pecel lele perempatan! tapi makannya nunggu azan" Kaka berjalan mendekati ketiga saudarannya.

"Libur-libur puas lo" Kenan tertawa.

"Bacot! Buruan jalan ato gue masuk lagi"

"Yuk!" ajak Sakira.

Mereka berjalan menuju perempatan yang jaraknya sekitar 500 meteran. Sambil berjalan mereka bercerita dan tertawa, hanya Kaka yang diam, moodnya masih buruk.












Maaf kalo ada typo!

Aku apresiasi buat kalian yang udah mau baca!

Dear KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang