#8

75 6 9
                                    

Akbar sudah sampai dirumah resha,rumah yang terbilang cukup besar dengan perkarangan yang asri membuat siapa saja yang datang akan betah lama lama berkunjung ke rumah ini.

"ayo pak masuk"ajak resha setelah akbar memarikirkan motornya disamping mobil berwarna putih,mobil milik hamis

Didalam rumah ini ternyata banyak barang barang mewah saat pertama kali masuk akbar disambut oleh dua guci yang berukuran besar,ruang depan ini sangat luas memberikan kesan keluasan hati kepada siapa saja yang berada diruangan ini

Perpaduan antara sofa yang elegan dan aransemen warna yang indah serta asesoris pendukung lainnya menjadikan ruang ini tampak modern dan kemewahan bisa terasakan dengan adanya lantai yang indah dari marmer berkualitas.

"pak akbar ayo masuk,ayah pasti ada dikamarnya"resha menegur akbar karena pak guru itu sedari tadi sibuk melihat lihat isi yang ada diruangan ini.
kemudian resha menarik dan menuntun akbar menuju sebuah kamar yang terletak dilanti dua.

"ayah resha pulang"ucap gadis itu sembari menarik handle pintu

dikamar itu terdapat hamis yang sedang terlentang,wajahnya terlihat pucat sekali,resha sempat berpikir apakah ayahnya sakit beneran maksudnya kena karma gitu.

bener bener best lah ayah nya itu muka dia persis seperti orang yang sedang sakit,make up nya sempurna.
kayaknya kalau ayahnya itu bekerja jadi make up artist bakal laku deh

lihat aja bibirnya itu pucat,kayak orang yang habis minum obat sawah

matanya merah seperti orang yang habis kelilipan lalat.

"gimana yah,sudah baikan belum"tanya resha sambil mencium tangan ayahnya itu

"ayah baik baik aja,eh ada pak akbar duduk bar"

"iya pak hamis makasih,saya datang kesini karena diberitahu oleh resha tadi sewaktu disekolah,katanya pak hamis keracunan"

"Iya nih kemarin malam saya makan makanan yang dijual dipinggir jalan,eh tadi paginya langsung muntah muntah disertai diare"

"lain kali hati hati pak hamis kalau makan,sekarang tuh banyak penjual yang curang membuat makanan dari bahan bahan yang tidak sehat"

"ya mau gimana lagi,dirumah ini gak ada yang masak,kami gak memperkerjakan pembantu"

"ayah dan pak akbar ngobrol ngobrol dulu aja ya,resha tinggal dulu mau nyuci sepatu nih"ucap resha pada dua orang yang sedang bercakap cakap itu

"eh resha tunggu!.buatin pak akbar kopi dulu"

"gk usah gak usah pak hamis jangan,saya gak terlalu suka minum kopi,kalau pun minum cuma pagi doang"

"ya udah kalo gitu resha tinggal dulu"ucap resha

resha pergi keluar meninggalkan dua orang dalam satu kamar itu ,setelah kepergian resha mendadak suasana disana menjadi sunyi sepi tak ada obrolan,
mereka kehilangan kata untuk menjadi bahan perbincangan mereka.

"pak hamis mau buah gak,tadi saya beli sewaktu mau kesini buat pak hamis"akhirnya akbar menemukan kata juga mayan lah walau sekalimat

"boleh boleh kebetulan mulut saya pahit nih,efek makan obat"

"pak hamis mau buah apa,saya ambilin"

"saya suka pisang tuh"

ternyata benar kata resha kalau pak hamis ini suka pisang,akbar pun mengambil pisang itu tak lupa ia mengupas kulit nya juga setengah saja.

"manis ya pisang nya"ucap hamis sambil mengunyah pisang itu

"iya masih seger itu,habisin pak biar mulut nya gak pahit lagi"

Memilih[BxB] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang