#12

62 7 4
                                    

sepertinya efek potenzol mulai bekerja,akbar sudah tergeletak tak berdaya ditempat tidur hamis dengan posisi terlentang,
karena keringat terus berkucuran hamis membuka baju batik biru yang akbar kenakan,hanya tinggal menyisakan celana hitam saja.

akbar masih sadar tapi tubuhnya terasa sangat aneh aliran darah meningkat kedaerah kelaminya,gairah sexnya tiba tiba meningkat,hamis masih ada dia duduk disamping akbar dia ragu harus mulai dari mana dia ingin sekali segera menyentuh tubuh itu.

"oke hamis kamu pasti bisa,ini bukan hal pertama bagi kamu menaklukan seorang pria,segera dekap tubuh itu,cepat"pikiran hamis mulai kacau ia mulai menundukan badannya mencoba mendekati wajah akbar dia akan mencoba menyatukan bibirnya dengan bibir akbar.

"pak hamis,bapak mau apa"akbar mendorong bahu hamis untuk menjauh darinya

tapi hal itu percuma tenaga hamis lebih besar,hamis menekan badannya untuk menindih akbar

hamis mulai mendaratkan bibirnya ditelinga akbar,dia berbisik..

"bar,plis kamu jangan ngelawan nikmati saja permainan ini"ucap hamis ditelinga akbar kemudian ia mulai menjilati telinga itu

"pak hamis saya tak menyangka ternyata anda homo,plis pak lepasin"akbar masih mencoba melawan dan mendorong tubuh hamis,tapi percuma tenaganya gak cukup untuk menyingkirkan tubuh itu dari badanya.

akbar mulai pasrah,bibir mereka berdua mulai bertemu hamis mencium bibir akbar,beberapa kali akbar menghindar tapi dengan gampangnya hamis kembali mendapatkan bibir itu.

dengan lembutnya hamis mulai mencumbu bibir akbar dengan bibirnya,lidah hamis mulai masuk kedalam mencari lidah akbar,hamis menghisap cairan yang ada dimulut itu.sepertinya hamis sangat menyukai mulut akbar dia semakin giat untuk menaklukan orang ini.

akbar bingung apa yang harus ia lakukan disisi lain dia sangat menikmati dan ingin mengikuti permainan hamis ini,tapi dengan kesadaran yang masih tersisa ini bukanlah hal yang benar,ini adalah dosa besar.

cumbuan yang tak heni hentinya hamis berikan perlahan membuat akbar kalah,dia mulai mencoba mengikuti permainan bibir ini..

hamis melepaskan ciumannya,ia tersenyum senang karena akbar mulai membalas perlakuan hamis itu,

"saya akan buat kamu senang bar"ucap hamis sambil memandang mata sayu akbar

"lakukakan apa yang bapak ingin lakukakan,tubuh ini sudah tidak bisa berpikir dengan benar,lebih berat ke nafsu dari pada berfikir logis"akhirnya akbar menyerah,ia memilih mengikuti nafsu yang sudah sangat menggebu dalam dirinya.

sekali lagi hamis memamerkan senyumnya yang menawan,mereka kembali berciuman menyatukan kedua bibir yang sudah sangat basah.

kini keduanya sama sama aktif dalam berciuman mencari kenikmatan masing masing,saling melumat dan bertukar saliva itulah yang mereka lakukan

bibir hamis bergerak kebawah dia melihat benda yang sangat menggoda,itu adalah puting akbar yang berwarana kecoklatan,dia segera melumat dan memainkan puting itu secara bergantian.

akbar dibuat geli sekaligus keenakan dibuatnya,erangan perlahan keluar dadi mulutnya sontak hal itu membuat hamis semakin giat lagi untuk terus memainkan kedua puting yang sudah agak berwarna merah itu.

"bar celana kamu saya buka ya"hamis bertanya dulu dia ingin tau respon akbar seperti apa.

"buat apa?"

"udah kamu diem aja ya"perlahan hamis mengendorkan sabuk itu kemudian celana hitam akbar dipelorotkan dan ditaruh dilantai,kini tersisa celana dalam saja.

Memilih[BxB] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang