Bab 2

90 3 0
                                    

Akhirnya mereka sampai di bandara internasional Munich, Ana segera menghubungi Sam memberitahukan Sam jika dia sudah sampai di Munich untuk transit

"hei Nona, sepertinya kamu melupakan sesuatu" Ucap Pavlo yang memperlihatkan paspor milik Ana.

Ana terkejut bagaimana bisa paspornya ada dengan Pavlo "kenapa pasportku bisa ada denganmu?"

"aku akan mengembalikan paspor ini setelah memastikan memastikan Dimitri baik-baik saja"

"bukannya sekarang dia sudah baik-baik saja?"

"dia memang terlihat sudah lebih baik, tapi tidak ada yang menjamin jika tiba-tiba keadaan berubah dan kau menghilang"

Ana mendengus kesal "aku bukan orang jahat seperti yang kalian pikirkan" ucap Ana membela diri

"ya aku yakin kau memang orang baik, tapi aku juga tidak bisa jadi jaminan keselamatan Dimitri jika perkataanmu tidak benar"

"ya ampun aku kesini hanya untuk menikmati liburanku bukan seenaknya mengikuti perintah kalian"

Suara panggilan pesawat menuju bandara Frankfurt terdengar, Ana fokus dengan suara menekan alat dengarnya "pesawatku akan segera berangkat, bisakah kau memberikan pasporku sekarang" pinta Ana

"seperti perjanjian kita saat diatas pesawat! kau akan ikut aku sampai ke rumah sakit dan memastikan Dimitri selamat dan jika semua baik-baik saja, aku akan mengganti semua kerugianmu"

Ana mendengus sangat kesal, tapi dia juga tidak punya pilihan lain, dia harus memastikan jika dia benar dan bukan ingin membuat orang mati konyol. akhirnya Ana mengangguk dan mengikuti Pavlo.

Sekarang mereka sudah sampai di pusat kesehatan bandara Munich, bersiap mengantarkan Dimitri ke rumah sakit terdekat. Di dalam ambulan sudah ada Dimitri dengan wajah pucat yang terbaring, 1 petugas medis, pavlo yang sedang sibuk dengan teleponnya dan Ana yang pasrah.

"apa yang Bapak rasakan sekarang? tanya petugas medis ke arah Dimitri

"masih terasa lemas, pusing dan sedikit mual"

"di dalam pesawat Bapak sudah menerima obat apa saja?

"hei..." Panggil Dimitri yang melirik Ana "katakan, suntikan apa yang kau berikan kepadaku"

Ana sudah malas berdebat, mengeluarkan botol kecil dari saku jaketnya "aku memberikan ini"

petugas medis mengambil botol kecil dari Ana "Apakah kau seorang dokter atau petugas medis?" tanya petugas medis ke arah Ana

"Bukan, aku hanya asistan ayahku. Dia seorang Dokter"

Pavlo yang tadi sibuk dengan teleponnya tiba kaget dengan ucapan Ana dan Dimitri tidak kalah Syok

"ohh..tapi penanganan anda sangat tepat. Sepertinya anda cocok jika menjadi dokter"

Ana hanya menjawab dengan senyuman, rasanya Ana kesal sedikit terbalaskan melihat wajah Pavlo dan Dmitri yang menegang karena penjelasan yang baru dia katakan. Setidaknya tuduhan pengantar jenazah sudah tersingkirnya. Ana melihat ke arah Dimitri, terlihat guratan senyum sinis sekilas di wajah Dimitri.

Sekarang mereka sudah sampai di ruang perawatan rumah sakit, Dimitri sudah ditangani dan hasilnya kesehatan Dimitri sudah lebih baik. Asam lambung Dimitri semakin parah karena terlalu sibuk bekerja, lupa makan dan meminum kopi berlebihan. Dimitri memang akan mati konyol jika terus menerus jika hidup seperti itu.

"jadi..aku masih dibutuhkan disini?" Tanya Ana yang masih kesal "harusnya kalian berterima kasih bukan memfitnahku seperti ini" Ana melipat kedua tangannya

She Is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang