Bab 4

51 1 0
                                    

Malam itu benar-benar terasa panjang untuk Dimitri dan Ana, tanpa mereka sadari berawal pertemuan mereka yang sangat tidak bersahabat tapi sekarang mereka berdua berada dalam satu kamar. Dimitri menjadi pendengar yang baik, Ana bercerita banyak tentang mimpinya yang melakukan perjalanan keliling eropa dan selalu di hadang Ayahnya, tapi karena Sam kakaknya kuliah di Jerman, akhirnya Ana punya alasan lain.

Dimitri sedikit lega, mengetahui laki-laki yang dia lihat bersama Ana bukan pacarnya tapi kakak kandung Ana.

Tapi Ana tidak pernah cerita tentang kekurangannya, dia hanya bercerita mimpi-mimpinya, Dimitri berpikir sejenak, selama ini Dimitri tidak mempunya keinginan atas dirinya sendiri. Dimitri hanya mengikuti apa yang ayah dan ibunya katakan, bepergian ke semua benua hanya untuk urusan perusahaan tanpa pernah menikmati sebuah burger dan mendengar musik di taman.

"Ana, apa besok kau ingin memakan burger lagi sambil mendengar musik di taman?"

Ana menoleh tersenyum mendengar pertanyaan konyol Dimitri "aku besok punya jadwal lain" goda Ana dan melihat kekecewaan pada wajah Dimitri "tapi jika kau mau, kita bisa melakukannya" jawab Ana sambil tersenyum

Dimitri yang tadi diam, mendadak langsung ikut tersenyum mendengar kata-kata Ana "Oke, mungkin selama kau Disini aku bisa menjadi Guide tourmu"

"apa kau bisa?"

"yass, besok Pavlo yang akan mengurus semua. sebaiknya kita tidur sekarang, sepertinya besok kita akan mengunjungi beberapa tempat"

Ana mendadak canggung "apa kita berdua akan tidur di atas tempat tidur?" Dimitri tertawa untuk pertama kali "ya tuhan kenapa manusia didepanku ini begitu mempesona" batin Ana

"baik Nona Perawan, aku akan tidur di Sofa dan kau di tempat tidur"

"OKE" jawab Ana yang langsung bangun dari sofa dan membaringkan badannya di atas tempat tidur, menarik selimut menutupi seluruh badannya. tapi Ana segera bangun lagi dan duduk sambil memiringkan kepalanya "Dimitri, bukankah hotel ini milikmu. harusnya kau bisa tidur di kamar lain?"

Dimitri segera mencari alasan "aku sulit untuk bangun sendiri, jadi lebih baik aku tidur disini kau yang membangunkan aku"

"oohhh.." jawab Ana memajukan bibirnya dengan ciri khasnya

Dimitri seakan tersengat melihat Ana yang mengulang tindakan yang menggemaskan itu, langsung menghampiri Ana menangkup kedua wajah Ana lagi dan mengecup bibirnya lebih lama dari ciuman pertama, Dimitri melepas kecupannya dan menempelkan keningnya di kening Ana "Maaf aku tidak bisa menahan diri lagi jika kau memainkan bibirmu lagi"

Ana benar-benar syok, mematung dan terdiam. Dimitri berdiri, membalikkan badan, berjalan meninggalkan Ana yang masih mematung. Dimitri berbaring di sofa membelakangi Ana

"Tidurlah, besok pagi sebelum wartawan mengepung jalan kita akan keluar dari hotel ini"

Ana hanya mengangguk lalu membenamkan dirinya di dalam selimut, detakan jantungnya semakin kacau, bagaimana bisa Dimitri seenaknya saja mencium bibir Ana.

Pagi menjelang, cahaya matahari belum terlihat, Dimitri sudah bangun terlebih dahulu

"Ana..bangun" Panggil Dimitri yang masih yang sudah siap dan duduk di sofa "Ana.." Panggil Dimitri lagi. melihat Ana tidak merespon saat dipanggil, Dimitri menyalakan lampu Kamar "Ana..Ana.." Tidak ada jawaban dari Ana, membuat Dimitri ketakutan "Apa dia pingsan" Dimitri mendekati Ana dan menggoyangkan lengan Ana

Ana yang baru bangun, langsung mengerjapkan matanya, Ana melihat mulut Dimitri yang berucap "apa kau tidur seperti mayat?" itu yang Ana baca dari gerakan mulut Dimitri

She Is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang