Bab 5

46 1 0
                                    

Ana sepertinya terlalu menikmatinya tidurnya hingga Ana tidak sadar Dimitri mencium kening, pipi dan bibirnya saat masih diatas pesawat. Dimitri tidak bisa menahan diri melihat wajah Ana yang terlihat sangat manis walau tanpa makeup sedikit pun.

Sekarang mereka sudah didalam mobil, Dimitri menyetir ke Petrozavodask.

"aku mengajakmu ke Kota Petrozavodask karena Petrozavodask merupakan salah satu kota di Rusia. Ya meskipun kota ini tidak terlalu terkenal seperti moscow tapi aku selalu lebih suka kesini untuk menenangkan diri dari semua pekerjaan yang terlalu banyak"

Ana hanya tersenyum yang sudah membuka jendela mobil, menghirup segarnya udara kota kecil ini

"Ana, tutup jendelanya, kita akan mati kedinginan" Ucap Dimitri dan Ana segera menutup jendela

sekarang mereka sampai di depan Danau Onega, Ana segera turun berlari kecil melihat Danau yang sangat indah terbentang indah didepan matanya. Salju yang sudah mengelilingi pinggiran danau, air yang hijau bening seolah menyihir siapa saja yang melihat keindahan danau itu.

Dimitri yang sudah dibelakang Ana yang masih takjub dengan pemandangan didepannya "apa kau menyukainya" tanya Dimitri

Ana membalikkan badannya "sangat, aku sangat menyukainya" jawab Ana dengan senyuman berbinar "aku tidak pernah bermimpi ketempat seindah ini"

Dimitri tersenyum puas melihat kebahagiaan yang terpancar dari senyum Ana. Seolah suasana dan cuaca yang mendukung Dimitri menggenggam tangan Ana "sebaiknya kita berjalan-jalan dan memakan sesuatu yang hangat agar kita tidak mati kedinginan disini"

Ana sekarang sangat merasa nyaman dengan genggaman Dimitri, terkadang ada pertanyaan yang muncul dalam benak Ana, apa yang Dimitri rasakan sama dengannya. Ana merasakan detak jantung yang tidak beraturan saat Dimitri menyentuhnya. Desiran dan sengatan listrik seolah menyambar dan memberikan kejutan di setiap kulit yang Dimitri sentuh. Ana mencoba mengatasi dirinya, Ana mengingat kembali kata-kata Dimitri, Dimitri melakukan ini hanya karena rasa terima kasih karena Ana menyelematkannya.

Dimitri dan Ana benar-benar menikmati suasana damai di danau Onega dan makanan nikmat yang mereka cicipi saat makan siang. Salju di Petrozavodask semakin lebat, jam 8 malam seharusnya Dimitri dan Ana sudah harus terbang kembali ke Moscow tapi cuaca tidak mendukung, karena menginap di Petrozavodask diluar rencana Dimitri dan Ana. Dimitri langsung mengajak Ana ke hotel terdekat

Mereka berdua sudah ada didepan resepsionis, Dimitri menyapa dalam bahasa Rusia. Dimitri menoleh ke arah Ana "Ana, hanya tersisa 1 kamar disini"jelas Dimitri

Ana mengerjap dan mengedipkan mata "apa kita punya pilihan lain Dimitri?" tanya Ana canggung

Dimitri tersenyum melihat wajah canggung Ana, Dimitri kembali mengobrol dengan resepsionis dan mengambil kunci kamar.

Dimitri dan Ana sudah masuk kedalam kamar, Ana benar-benar canggung harus berhadapan kondisi yang seperti ini lagi, berhadapan dalam 1 kamar dengan Dimitri. Tiba-tiba dunia terasa sunyi, Ana menekan alat dengarnya dan langsung masuk ke kamar mandi, menutup pintunya.

"Sial, bateraiku habis" Ana membuka tasnya mencari baterai cadangannya "ya ampun aku lupa belum mengisi ulang baterai cadangan" Ana duduk di atas closet dan tertegun, Ana tidak siap jika Dimitri akan menjauhinya atau merasa jijik berkenalan dengan wanita tuli

Ana cukup lama di dalam toilet, Dimitri menunggu Ana keluar tapi tak kunjung keluar. Dimitri mengetuk pintu tapi tak ada jawaban. Dimitri ketakutan jika Ana kenapa-napa di dalam.

Dimitri menelepon resepsionis meminta bantuan untuk membuka pintu kamar mandi tanpa perlu Dimitri merusak properti hotel.

2 petugas datang "ya tuan bisa kami bantu" tanya petugas ke Dimitri yang berdiri didepan kamar mandi

She Is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang