Ditempat lain Dimitri sudah mengatur keberangkatannya menuju Miami, menemui Ana. selama 2 minggu Dimitri meminta Pavlo mencari tahu keberadaan Ana, tidak memakan waktu lama, Pavlo mendapatkan semua informasi tentang Ana.
Dimitri sudah menyadari kesalahannya, dan sekarang dia sudah bertekad untuk mendapatkan hati Ana kembali. Dimitri sudah menyadari kesakitan yang dia rasakan saat Ana jauh, pergi dan meninggalkannya.
Setidaknya Katina dan Gennadi bisa bernafas lega dengan perubahan sikap Dimitri, Inessa juga ikut membantu mencari tahu keberadaan Ana melalui Sam. Walaupun harus Inessa akui, pesona Sam bisa menggoyahkan hati Inessa saat menatap Sam menggunakan Jas berwarna putih untuk praktek kedokterannya.
"Beberapa pekerjaan sudah selesai, aku sudah mengatur jadwal keberangkatanmu minggu depan, dan aku sudah menyiapkan segala keperluanmu selama tinggal di Miami" jelas Pavlo
Dimitri hanya mengangguk tanpa mengeluarkan kata-kata, dia sudah terlalu merindukan Ana dan bisa memeluk wanita itu. Terkadang Dimitri hanya tersenyum membayangkan malam pertama yang mereka lakukan dan sepertinya Tuhan memang sudah mengatur kehidupan Dimitri dan Ana, padahal mereka baru melakukannya sekali tapi bisa membuahkan janin dalam perut Ana.
"uwekkk..uwekkk.." Ana mengeluarkan semua isi perutnya
Jenny memijat tengkuk leher Ana "Ana, sebaiknya kau pulang dan istirahat. wajahmu sudah sangat pucat"
Ana menggeleng "aku tidak apa-apa" Ana membasuh mulutnya dan di keringankan dengan tissu
"ini saran terakhirku sebagai teman, sekarang kau harus beristirahat di ruang istirahat perawat atau aku akan mengadukan ini kepada Pak Daniel" ancam Jenny sahabat Ana dan salah satu perawat di rumah sakit
Ana tersenyum "baik-baik, sepertinya hobby mengancammu tidak pernah hilang"
Jenny memutar matanya "aku antar sekarang"
mereka berdua berjalan menuju ruang istirahat khusus perawat
"bangunkan aku jika aku terlalu lama istirahat" pinta Ana
"oke.." Jenny pergi meninggalkan Ana yang sudah berbaring di tempat tidur, akhir-akhir ini rasa mual Ana meningkat, tapi itu hal yang wajar karena penuturan dokter Roza, dokter kandungan Ana, biasanya pada bulan ke 2 dan ke 3 rasa mual akan semakin intens dan akan mulai hilang saat masuk trimester ke 2.
Hari yang ditunggu Dimitri tiba, Dimitri dan Pavlo sudah sampai di bandara internasional Miami, suhunya memang berbeda dengan Rusia, udaranya lebih hangat daripada di Rusia yang dingin.
Dimitri dan Pavlo sudah ada di dalam mobil menuju tempat tinggal mereka
"aku sudah membeli rumah yang berada di depan rumah Ana, mungkin saat kita sampai kau bisa bertemu dengannya karena hari ini dia masuk pagi"
"apa dia masih bekerja"
"iya, dia masih bekerja di rumah sakit yang dimiliki ayahnya"
Dimitri sudah sampai dirumah yang akan mereka tempati selama di Miami, bermodelkan rumah minimalis dengan ukuran sedang, sangat berbeda dengan rumahnya yang ada di Rusia.
Dimitri masih duduk di teras rumahnya sambil menatap ke depan, ke rumah Ana yang modelnya hampir sama dengan rumah yang Dimitri tempati.
Tidak lama sosok yang ditunggu datang sambil berjalan kaki dan menenteng 2 tas belanjaan. Dimitri diam fokus melihat Ana, Dimitri mendengus kesal "seharusnya wanita hamil tidak boleh membawa beban berat" batin Dimitri
Dimitri baru akan beranjak menolong Ana, tiba-tiba seorang laki-laki tua sudah menghampiri Ana
"Itu Daniel, ayah Ana. Dia Dokter ahli bedah, aku harap kau jangan membuat Ana sedih di depannya jika kau masih menyayangi dirimu sendiri" ejek Pavlo menjelaskan tentang Daniel . Dimitri hanya melirik Pavlo yang berusaha menutupi senyum nakalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Perfect
RomanceAna seorang wanita dengan keterbatasan pendengaran melakukan perjalanan pertamanya ke benua Eropa dan Rusia. Takdir mempertemukan Ana dengan Dimitri yang mendadak butuh pertolongan medis diatas pesawat dan Ana yang membantunya. Kesombongan dan Kean...