Epilog

55 2 1
                                    

Ana menarik nafasnya dalam-dalam, dan mengeluarkannya dengan pelan-pelan

"apa yang bisa aku lakukan?" tanya Dimitri panik

Ana hanya menggeleng dan melemparkan senyuman dengan buliran keringat yang sudah membasahi dahinya "aku sedang menghemat energiku" lalu Ana memiringkan badannya menghadap kanan

Ana dan Dimitri sudah ada di rumah sakit, menunggu proses kelahiran anak pertama mereka. Daniel, Sam dan Katina juga ada di kamar VVIP menemani Ana yang sedang menahan rasa mulas pada perutnya. Jangan tanyakan bagaimana sikap Daniel dan Sam yang memiliki latar belakang pendidikan kedokteran, mereka sama paniknya dengan Dimitri saat Ana mulai merasakan sakit pada perutnya.

Ana masih santai, karena selama bekerja di rumah sakit, setidaknya dia sudah banyak mendapatkan ilmu cara menenangkan diri saat akan melakukan persalinan dan mempelajari bagaimana mempersiapkan untuk bersalin

"Dimitri.." panggil Ana

"iya Honey.." jawab Dimitri

Daniel, Sam dan Katina menghampiri Ana

"Ana, bukankah lebih baik kau dioperasi saja, Ayah tidak bisa berpikir jika kau menahan sakit seperti ini" Pinta Daniel karena rasa takutnya dan teringat saat Shasa meninggal setelah melahirkan Ana dan Katina ikut mengangguk mengusap lengan Ana isyarat menyetujui kata-kata Daniel

"Ayah, biarkan ini pilihan Ana" bela Sam

"Kau tahukan Sam, Badan manusia hanya dapat menahan kesakitan hanya sampai 45 Del, dan kesakitan pada persalinan normal bisa mencapai 57 Del dan rasa sakitnya sebanding dengan 20 tulang dipatahkan serentak" Jelas Daniel dan membuat Dimitri yang mendengar penjelasan Daniel terlihat memucat dan ketakutan membayangkan Ana akan merasakan sakit itu.

Ana hanya tersenyum "Ayah, aku bisa menahannya" Ucap Ana percaya diri sambil menenangkan Daniel "Honey bisa kau panggilkan dokter atau suster, sepertinya rasanya sakitnya sudah terasa lebih sering dan semakin sakit" ucap Ana sambil mengatur nafasnya

"Honey, apa tidak lebih baik ikuti perkataan Daddy?" saran Dimitri

Ana kembali menghela nafas dan menggelengkan kepalanya, begitu banyak laki-laki yang menyayanginya "kau harus percaya aku dan dia akan berusaha dan berjuang" ucap Ana sambil mengelus perutnya

Dimitri tersenyum dan kembali menghujani Ana dengan kecupan pada wajahnya " Iya, aku akan mendukung apapun keputusanmu" dengan cepat Dimitri menekan tombol untuk memanggil suster

Tak lama seorang suster dan Dokter masuk ke dalam kamar

"Hai Mrs. Dimitri. aku akan mengecek pembukaanmu sudah sampai dimana" ucap Dokter Sherly dan seperti memberi isyarat Daniel dan Sam keluar dari kamar.

Katina dan Dimitri tetap didalam menemani Ana

"Suster persiapkan semua, Mrs Dimitri akan segera melahirkan. Mrs. Dimitri sudah sampai pembukaan 8" Jelas Dokter Sherly dan suster segera keluar ruangan menyiapkan kamar persalinan

Dimitri mencoba tenang tapi rasa panik begitu terlihat di wajahnya

"Honey.." Panggil Ana "aku hanya melahirkan bukan akan pergi perang" Canda Ana

Daniel menghela nafasnya, bisa-bisanya saat seperti ini Ana masih bisa bercanda. Daniel Mengusap puncak kepala Ana dan memberi kecupan pada keningnya "aku sangat mencintaimu"

"aku tahu" Ana tersenyum sambil menahan sakit

Katina begitu menyayangi Ana yang terlihat tenang "Ana, Mama percaya kau adalah wanita yang kuat" Ucap Katina sambil mengusap lengan Ana

Daniel dan Sam masuk kembali kedalam kamar dan mendukung segala keputusan Ana, karena mereka tahu Ana bukanya wanita yang sembarangan atau mengambil resiko untuk keselamatannya dan calon anaknya.

Proses persalinan Ana ditemani Dimitri untuk memberikan dukungan penuh dan semangat selama proses persalinan. Disaat Ana mengedan dan berteriak Dimitri seperti burung beo yang mengikuti pemandu sorak memberi semangat.

Bersyukur Proses persalinan berjalan lancar dan sekarang terdengar tangisan kencang dari bayi yang baru berjuang untuk menghirup udara luar penuh kebebasan.

Dimitri terharu saat pertama kali menggendong Putra pertamanya dan mendekatkannya pada Ana

"Orelio Novosti, nama itu yang sudah kita siapkan untuknya" Ucap Dimitri dengan haru

Ana yang terlihat lelah setelah perjuangannya, tapi saat melihat mata bening Orelio seakan memberinya semangat dan segera mengulurkan tangannya untuk mendekat Orelio dalam pelukannya.

Orelio terlihat begitu nyaman dalam pelukan Ana, dan perasaan Dimitri tak tergambarkan menuangkan rasa bahagianya saat melihat Ana menggendong Orelio. Seakan hidup Dimitri benar-benar sempurna.

Semua begitu bahagia saat pertama melihat wajah Orelio yang begitu menggemaskan,

mata hazel dan bibirnya sama seperti Ana tapi hidung dan wajahnya terlihat Dimitri lebih berdominan.

Daniel hanya bisa meneteskan air mata saat melihat mata hazel Orelio yang terlihat sangat mirip dengan Shasa, mamanya Ana dan Sam. Daniel bersyukur akhirnya Ana benar-benar bisa mencapai kebahagiannya.

Orelio seakan membawa atmosphere baru dalam keluarga mereka, Ana tidak menyangka akan menikah dengan Dimitri yang pertemuanya awalnya saja sangat membuat jengkel dan sekarang semua berubah, Ana begitu menyayangi dan mencintai sosok Dimitri yang selalu melindungan dan mencintainya dengan tulus.

                                                                                          -The End-

She Is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang