Bab 7

42 1 0
                                    

Pagi sudah menjelang, Dimitri masih enggan membuka matanya. Semalam setelah Ana terlelap hampir setengah malam Dimitri habisnya menatap wajah Ana untuk berpikir, Dimitri sudah yakin bahwa dia benar-benar sudah jatuh cinta dengan Ana yang selalu polos, jujur dan selalu ceria, dibalik kekurangannya Ana mampu membawa dirinya untuk menikmati hidup yang sebenarnya.

Suara ketukan terdengar di depan Pintu "Tok..Tok..Tok.." merasa terganggu, Dimitri membuka matanya, bangun dan berjalan kedepan Pintu, membukanya. tidak lupa Dimitri sudah berpakaian lengkap celana panjang dan kaos berwarna Abu

terlihat Shasa dan Kristina sedang didepan pintu, Dimitri mengernyitkan dahi "ada apa Shasa?"

"dimana Ana?" Shasa berbahasa Isyarat dan diterjemahkan Kristina

"dia ada didalam" jawab Dimitri membalikkan badan melihat ke arah tempat tidur, tapi tak ada Ana disana

"dia tidak ada" Shasa melihat kedalam kamar Dimitri

"mungkin dia dia kamar mandi" Dimitri berjalan ke arah kamar mandi, "Ana.." Panggil Dimitri sambil membuka pintu tapi tak ada siapapun disana.

Dimitri langsung membalikkan badan berjalan keluar kamar menuju kamar Ana, Dimitri masuk kedalam kamar tamu yang Katina siapkan "Ana..." tapi tak ada siapapun disana, Shasa hanya diam mengikuti Dimitri yang terlihat panik

Dimitri membuka lemari pakaian dan tak ada 1 pakaian milik Ana disana, rasa panik menaungi pikirannya "bagaimana jika Ana pergi" mulai berputar dalam pikiran Dimitri. Dimitri lari dari kamar tamu dan mencari seseorang yang bisa ditanya yang tahu tentang keberadaan Ana. Dimitri melihat kepala pelayannya yang sedang memberi perintah

"Carla, kau melihat Ana" tanya Dimitri dengan wajah Panik

"Ms. Ana sudah pergi sejak pagi Tuan karena penerbangannya pagi-pagi, dia sudah diantar Pavlo dan sudah pamit dengan Nyonya Katina"

"Brengsek..." ucap Dimitri kasar

"ada apa pagi-pagi kau sudah berkata kasar" tanya Katina yang baru muncul di tangga

"kenapa Mama tidak memberitahukan aku kalau Ana pergi sepagi ini" ucap Dimitri yang sedang kesal

"aku pikir kau sudah tahu, tapi dia sudah cerita semua tentang dia dan segala kekurangannya" Katina pergi meninggalkan Dimitri yang terdiam

"segala kekurangannya" kata-kata itu memenuhi pikiran Dimitri, keluarganya pasti menolak menerima wanita yang tidak sempurna seperi Ana

Shasa menarik lengan Dimitri "Dimana Ana" tanya Shasa dengan bahasa Isyarat

"Dia sudah pergi" Dimitri berjalan pergi meninggalkan Shasa yang bersedih karena Ana sudah berjanji untuk bermain dengannya

Dimitri masuk kekamar dan menghubungi Pavlo

"halo.." suara Pavlo terdengar

"apa dia sudah pergi"

"ya.."

Dimitri menutup teleponnya, membanting teleponnya ke lantai. emosinya seakan tak terbendung lagi. entah apa yang sekarang Dimitri rasakan, disatu sisi Dimitri memang tidak bisa menahan Ana untuk tidak pergi meninggalnya tapi disisi lain perasaan Dimitri juga tidak dapat dipungkiri dan Dimitri belum siap melawan keluarganya yang akan menolak Ana.

Ana yang masih duduk didalam mobil bersama Pavlo mengetahui Dimitri menelepon Pavlo, tapi rasa kecewa harus menghampiri Ana lagi, Ana berharap Dimitri mengatakan sesuatu untuknya, bahkan saat mereka berhubungan intim tak ada kata cinta yang keluar dari mulut Dimitri.

Ana hanya tersenyum saat Dimitri bertanya "Dia sudah pergi?" tapi hatinya terasa sangat sakit "dari awal aku memang bukan siapa-siapa, kau harus tahu diri Ana" batin Ana

She Is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang