Selama 3 hari Dimitri dirawat, Ana selalu menemani Dimitri. Tentu saja itu dengan persetujuan Daniel. Daniel tidak akan pernah menghalangi kebahagian Ana lagi, jika akhirnya Ana bahagia dengan Dimitri.
Selama bersama Dimitri morning sickness Ana seolah berkurang, dan aroma tubuh Dimitri seakan menjadi obat mual untuk Ana. Tapi Ana masih menahan dirinya dan masih menutup hatinya untuk menerima Dimitri. Selama Ana menemani Dimitri, Dimitri berubah menjadi laki-laki yang selalu mengumbar kata-kata cinta, disetiap menit Dimitri selalu mengutarakan kata cinta untuk Ana tapi Ana tak pernah menjawab dan merespon. Dimitri tidak pernah menyerah untuk merebut hati Ana kembali
"kau sudah bisa pulang hari ini"
"aku pikir, aku lebih suka disini"
"Pavlo sudah menyelesaikan semua administrasimu"
Dimitri mengangguk lalu menarik tangan Ana dan menggenggamnya "Ana, apa kau belum bisa percaya denganku?" tanya Dimitri yang merasakan Ana masih membuat jarak dengannya
Ana melepaskan tangannya dari genggaman Dimitri "aku akan kembali bekerja, aku harap kau akan sehat dan tidak pernah kembali kesini" Ucap Ana sambil menatap Dimitri "aku permisi"
Ana pergi meninggalkan Dimitri yang mematung, tangannya mengepal kesal karena hati Ana yang begitu sulit ditaklukan, Dimitri masih memikirkan banyak cara agar Ana kembali disisinya.
Dimitri sudah sampai dirumah, dengan raut muka dingin
"bagaimana hasil dari pengorbananmu?" tanya Pavlo ingin tahu karena Dimitri sampai membuat dirinya sakit untuk bisa mendekati Ana
"Dia memang wanita keras kepala"
Pavlo tertawa "sepertinya keras kepalamu sudah terkalahkan dengan keras kepala Ana"
Dimitri kesal dengan ejekan Pavlo dan segera melempar bantal yang ada di kursi "apa kau tidak punya pekerjaan hingga menertawakan aku?" tanya Dimitri sinis
Pavlo masih terkekeh menahan tawanya "oke, mungkin aku bisa membantumu untuk mendapatkan Ana" Pavlo memberikan selembar kertas, Dimitri membaca kertas itu dan terdapat banyak informasi tentang Ana "apa lagi yang kau tunggu, nanti jam 7 malam Ana akan memeriksakan kandungannya, harusnya kau temani dia" Ucap Pavlo semangat sambil menggelengkan kepalanya "urusan wanita terkadang kau memang terlalu bodoh Dimitri" Batin Pavlo menahan tawa
Tanpa kata-kata Dimitri beranjak pergi membawa mobil kembali ke rumah sakit, menemani Ana memeriksa kandungan, Dimitri tidak akan melewatkan apapun untuk memenangkan hati Ana
Dimitri memarkirkan mobilnya dan segera menuju Dokter Roza, Dokter kandungan yang menangani Ana. Dimitri melihat Ana yang sedang duduk menunggu Antrian, walau rumah sakit itu milik Daniel tapi Ana tidak pernah melanggar aturan apapun.
Terlihat beberapa pasangan suami istri di samping kiri dan kanan Ana yang sedang menunggu antrian dan terlihat mesra, sedangkan Ana hanya sendiri dan sibuk membaca buku yang ada di tangannya.
seorang wanita mendekati Ana "Ana.." sapa wanita itu yang terlihat sedang hamil besar
Ana menoleh wanita yang menyentuh pundaknya, berdiri dan melemparkan senyumannya "Hai..Jessy" sapa balik Ana
"Apa kau sedang mengantri?"
"Iya.."
"apa kau sedang mengandung?" tanya Jessy sambil menatap perut Ana yang masih terlihat Datar
"iya, aku akan memeriksakan kandunganku" jawab Ana sambil mengusap perutnya yang rata "kandunganmu sudah berapa bulan?" tanya Ana balik dengan ramah
"7 bulan, ini anak kedua kami" jawab Jessy membanggakan dirinya sambil menarik tangan laki-laki disampingnya "perkenalkan ini Justin suamiku" Justin dan Ana berjabat tangan
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Perfect
RomanceAna seorang wanita dengan keterbatasan pendengaran melakukan perjalanan pertamanya ke benua Eropa dan Rusia. Takdir mempertemukan Ana dengan Dimitri yang mendadak butuh pertolongan medis diatas pesawat dan Ana yang membantunya. Kesombongan dan Kean...