Bab 9

40 1 0
                                    

Daniel sudah tiba di rumah sakit pada pukul 4 pagi, Sam mendapatkan 1 tamparan di wajahnya karena sudah berani membohonginya. Ana masih tertidur pulas karena pengaruh obat. Sam sudah menceritakan kondisi Ana dan kehamilan Ana tentu saja Daniel murka sekali lagi menampar wajah Sam. Sam hanya pasrah karena Sam juga merasa bersalah dengan kebohongan yang selama ini dia dan Ana lakukan.

"Siapa laki-laki yang menghamili Ana" tanya Daniel dengan suara berat seperti menahan emosi

"laki-laki warga negara Rusia saat Ana pergi kesana, tapi Ana tidak ingin bertemu laki-laki itu lagi dan dokter juga sudah menyarankan jangan membuat Ana tertekan "

Daniel menutup matanya, berusaha meredam emosinya. Sekarang mereka masuk kedalam kamar Ana, Daniel mengusap kepala Ana.

Sam juga sudah menceritakan tentang perasaan Ana yang merasa tidak disayangi Daniel, tentu saja Daniel merasa bersalah, ternyata sikapnya selama ini sudah membuat Ana menderita.

Daniel begitu menyayangi Ana, Daniel mengusap kepala Ana lagi dan Ana terbangun karena usapan pada kepalanya.

Ana kaget saat Daniel ada didepannya sambil mengusap kepalanya dengan lembut

"ayah.." ucap Ana dengan air mata yang mulai berlinang

"maafkan sikap ayah yang selalu diam, tapi sikap diam ayah bukan karena tidak menyayangimu tapi ayah hanya tidak ingin membuat kau merasa sakit karena tuntutan yang terlalu banyak tapi ayah sangat menyayangimu Ana"

mendengar pengakuan Daniel tentu saja membuat Ana bahagia diikuti dengan air mata yang mulai mengalir, Ana segera bangun dan memeluk Daniel

"Ana juga sangat menyayangi Ayah" ucap Ana dengan lirih "ayah maafkan Ana yang tidak bisa menjaga diri dan membohongi Ayah"

Daniel melepaskan pelukannya, menatap Ana dengan tatapan teduhnya "jadi sudah berapa minggu dia di dalam sana?" tanya Daniel

Ana bingung, karena yang ada dipikirannya, Daniel akan marah dan murka dengan kondisi Ana, tapi kenyataannya Daniel memeluknya dan bertanya dengan tatapan yang membuat Ana memeluk Daniel kembali. Ana menangis lagi dalam pelukan Daniel "Ayah, Ana mohon maaf karena mengecewakan Ayah" ucap Ana sambil menangis

Daniel membelai kepala Ana dan mengusap punggung Ana, mencoba menenangkan Ana dengan mood yang mulai sensitif. karena yang Daniel dan Sam ketahui Ana adalah wanita yang kuat dan tidak pernah menangis.

"kau tahu, Ayah tidak akan pernah bisa marah kepadamu. jadi berapa usia kandunganmu?" tanya Daniel kembali

"3 minggu" Ana menarik nafas dan menghela nafasnya perlahan "Ayah, aku ingin segera kembali ke Miami"

"Sam, siapkan kepulangan kami, aku yang akan merawat Ana" ucap Daniel

Sam hanya mengangguk, keputusan Daniel membawa Ana pulang ke Miami memang searah dengan pikiran Ana, walau Daniel belum mengatakan keputusannya, Ana sudah terlebih dahulu meminta pulang.

Dokter menyetujui keputusan Daniel karena Daniel seorang Dokter juga, Daniel meyakinkan pihak rumah sakit untuk membawa pulang Ana karena kondisinya sudah mulai membaik.

Sam sudah memesan tiket pesawat kembali ke Miami pada jam 12 dan jam 9 pagi Ana, Daniel dan Sam sudah berada di bandara. Sam menuju Jerman untuk melanjutkan kuliahnya, Daniel dan Ana kembali ke Miami.

sebelum berpisah Sam memeluk Daniel dan Ana

"Ayah maafkan aku, karena aku, Ana jadi kesulitan" Sam menundukkan kepalanya, Sam masih merasa bersalah

"kali ini aku memaafkannya, tapi jangan coba lagi berbohong lagi" Daniel menepuk pundak Sam

Ana menarik tangan Sam "ini bukan salah ka Sam, tapi kesalahanku yang memaksa ka Sam untuk membohongi Ayah"

She Is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang