Bab 6

40 1 0
                                    

Melihat Ana dari kejauhan membuat Amarah Dimitri tiba-tiba mencuat saat seorang laki-laki menghadang Ana, mengajak berkenalan, menarik tangan Ana dan mencium punggung tangan Ana. Ana yang tersenyum semakin membuat emosi Dimitri semakin naik.

Dimitri yang sudah ada dibelakang Ana "lepaskan tangamu" ucap Dimitri menarik tangan Ana

"Hai Dimitri, aku hanya ingin berkenalan dengan wanita cantik ini" ucap Nathan salah satu sepupu Dimitri

Dimitri menarik tangan Ana pergi meninggalkan pesta, tanpa kata-kata Dimitri terus menarik Ana masuk kedalam salah satu kamar dirumah itu.

Ana menhentakkan tangan Dimitri "apa yang kau lakukan?" Ana mengelus pergelangan tangannya yang terasa sakit karena tarikan kasar dari Dimitri. Ana membalikkan badan dan segera menarik kenop pintu

sebelum Ana menarik kenop pintu, Dimitri sudah lebih dulu menutup pintu dan menguncinya "kau tidak akan kemana-mana Ana"

"aku ingin ke kamarku"

"anggap saja ini kamarmu"

Ana membalikkan badan, melihat isi kamar, terlihat warna gelap mendominasi warna kamar dan melihat beberapa foto yang terlihat seperti Dimitri saat zaman sekolah lengkap dengan pakaian training.

"apa ini kamarmu?"

"hmmm"

Ana membalikkan badannya lagi menghadap Dimitri "Dimitri, aku ingin kembali ke" belum selesai Ana berbicara, Dimitri sudah menangkup wajah Ana dan melumat bibir merah muda Ana. Ana tersontak dan mendorong Dimitri "Apa yang kau lakukan?" tanya Ana melangkah mundur menjauhi Dimitri

"aku tidak suka jika lelaki lain menyentuhmu" ucap Dimitri dengan posesif "dan malam ini aku tidak akan menahan diri lagi" dengan segera Dimitri menarik Ana kedalam pelukannya, menghirup wangi tubuh Ana.

Tangan Kanan Dimitri menangkup wajah Ana, mendekatkan bibirnya dengan bibir merah muda Ana, mengusap bibir itu dengan halus. Penolakan awal Ana lama-lama larut dengan sentuhan halus Dimitri, Ana terbuai dengan lumatan halus bibir Dimitri.

Dimitri menangkup tangan kirinya pada tengkuk Ana dan tangan kanan Dimitri mengeratkan pelukannya pada lengkuk pinggang langsing Ana. Deruhan nafas Dimitri dan Ana semakin terpacu menikmati setiap lumatan Dimitri yang semakin intens, Dimitri melepas ciumannya saat oksigen terasa terkurang, buruan nafas dari mereka berdua terasa saling memburu.

Dimitri menggendong Ana dan di rebahkan diatas tempat tidur, Dimitri sekarang berada diatas Ana, mengurung Ana dalam kedua tangannya yang sedang menahan badan Dimitri

"Aku tidak pernah merasakan keinginan kuat kepada wanita lain selain dirimu" ucap Dimitri lalu melumat bibir Ana lagi, mencium setiap inci wajah Ana, mendaratkan kecupannya di tulang selangka Ana dan membuat darah Ana semakin berdesir dengan nafas yang semakin berburu

Dimitri menatap mata Ana yang sudah dipenuhi kabut birahi "aku menginginkanmu malam ini" ucap Dimitri

Ana hanya mengangguk "hanya kali ini Ana, biarkan mimpinya jadi nyata, karena besok kau akan kembali pada kenyataan" batin Ana yang tidak memungkiri bahwa dia menginginkan Dimitri, bukan hanya malam ini tapi seterusnya tapi Ana tidak mau bermimpi terlalu jauh "hanya malam ini Ana, besok kau tidak akan punya kesempatan" batin Ana sedang berperang dengan logikanya yang masih menolak

Melihat anggukan Ana, Dimitri segara melanjutkan aksinya lagi, mencumbu setiap senti kulit wajah Ana yang halus, Dimitri membuka resleting dress Ana lalu menarik bahan yang menutupi bahu Ana, terpampang kemulusan yang membuat Dimitri semakin diburu untuk menikmati badan Ana yang selalu tertutup.

Tanpa sabar, Dimitri menarik seluruh gaun hingga badan Ana hanya tertutup Bra dan celana hitam yang masih menutup daerah sensitifnya

"Ana, seharusnya dari awal aku tidak perlu menahan diri jika tahu tubuhmu sangat aku inginkan" rayuan Dimitri membuat Ana terpesona

Dimitri tersenyum melihat Ana yang menutupi bagian sensitifnya dengan tangan, Ana sangat malu. Dimitri menarik tangan Ana, lalu mengecupnya punggung tangan Ana naik hingga wajah Dimitri sekarang berada diatas dada Ana yang bergerak karena deruhan nafas tidak beraturan. Dimitri menghirup aroma dada Ana, rasanya semakin membuat Dimitri hanyut dalam birahinya, dengan segera Dimitri menarik pengait bra dan melemparkan bra Ana entah kemana, mata Dimitri begitu takjub melihat 2 gunung yang begitu menantang Dimitri, tanpa sungkan Dimitri menangkup ujung payudara kanan Ana dengan mulutnya, menjilat dan mengulum hingga membuat Ana menaikkan badannya dan membuat Ana mengeluarkan suara desahan yang semakin membuat Dimitri semangat, tangan kanan Dimitri tidak mau kalah, ikut memilin puting payuda kiri Ana.

Tubuh Ana semakin panas walaupun cuaca diluar sedang dingin karena salju yang semakin lebat. Erangan Ana semakin meracau saat tangan kanan Dimitri sudah bermain mengusap dengan halus didalam segitiga yang masih menutupi area sensitif Ana, Dimitri membelah dan mengusap dengan halus area sensitif itu diikuti dengan cumbuan, jilatan, kuluman pada payudara Ana dan sapuan halus pada area sensitif yang Dimitri lakukan bersamaan hingga membuat Ana mengejang, seperti ombak besar sedang menerjang keluar dari badan Ana dan membuat matanya kabur hingga sulit untuk dibuka, nafasnya tersengal-sengal hingga membuat Ana lemas.

Orgasme pertama Ana sudah sampai, tanpa pikir panjang Dimitri menurunkan celana dalan Ana, hingga tak ada lagi sehelai benangpun menutupi tubuh Ana, begitu pun dengan Dimitri segera membuka semua pakaiannya dan memperlihatkan kejantanan Dimitri yang sudah menegang sempurna.

Dimitri naik ketempat tidur dan mensejajarkan badannya dengan Ana yang masih berbaring. Dimitri menarik kaki Ana ke atas, terlihat jelas lipatan berwarna merah muda segar disana.

"apa kau masih perawan?" tanya Dimitri

Ana mengangguk malu

"aku akan melakukannya dengan hati-hati" ucap Dimitri sambil mengecup bibir Ana

Dimitri yang setengah berdiri diatas Ana, mengarahkan kejantanannya pada liang kenikmatan Ana, Dimitri dengan susah payah mendorong dengan hati-hati, erangan Ana semakin terdengar, Dimitri masih terus mendorong kedalam Ana yang terasa sangat sempit dan dengan sekali hentakan Dimitri merasakan merobek sesuatu dari dalam diri Ana dan merasakan pijatan kencang seperti penolak benda asing didalam sana, dengan sabar Dimitri mendoronng dan membenamkan seluruh kejantanannya dalam liang kenikmatan Ana

"Aaarrghhhh" pekik Ana menggigit pundak Dimitri sambil memeluk Dimitri semakin erat

Dimitri menahan gerakannya, menciumi wajah yang basah karena air mata yang keluar dari pelupuk mata Ana, Dimitri terus memberi kecupan untuk membuat Ana nyaman kembali, dengan hati-hati Dimitri mulai menggerakkan pinggulnya, cengkraman dari liang Ana yang sangat kuat lama-lama mengendur dan memberi sensasi pijatan kenikmatan pada kejantanan Dimitri.

Gerakan pinggul Dimitri awal bergerak pelan-pelan dan lama-kelamaan berubah semakin cepat membuat sensasi kenikmatan yang muncul lagi dan membuat Ana mendesah dalam kenikmatan. Kamar Dimitri dipenuhi suara desahan dan erangan dari Dimitri dan Ana yang semakin memacu gairah mereka, Dimitri semakin kuat mendorong dan menghujam Ana, erangan Ana yang semakin kuat dan kenikmatan yang Ana berikan membuat Dimitri tidak kuat bertahan lagi menahan kenikmatan yang terus naik hingga kepuncak dan akhirnya menyemburkan cairan kenikmatan dalam rahim Ana disertai dengan kenikmatan Ana yang juga mencuat naik ke puncak hingga membuat tubuh keduanya mengejang.

Nafas mereka berdua saling bersahut-sahutan, Dimitri menjatuhkan badannya diatas badan Ana lalu menggulingkan badannya kesamping kiri Ana.

Dimitri dan Ana masih mengatur nafas mereka yang terus memacu, Dimitri menarik Ana dalam pelukannya, menutup badan Ana yang telanjang dengan selimut dan mengecup puncak kepala Ana "Kau tidurlah"

tanpa butuh waktu lama, Ana benar-benar sudah terlelap dalam tidurnya. Ana begitu menikmati malam terakhirnya di Benua Rusia ini, menghirup dalam-dalam aroma Dimitri dan akan selalu Ana ingat sampai kapan pun.

She Is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang