Bab 3

60 2 0
                                    

Selama 3 hari di Jerman, Ana berkeliling menikmati suasana kota dan pergi ketempat wisata yang sudah Ana buatkan listnya. Ana benar-benar merasa bahagia, menikmati perjalanan pertamanya dan merasa sangat bebas. Sam memang selalu percaya Ana mampu mengatasi kekurangannya.

ini malam terakhir Ana di Jerman sebelum melanjutkan tournya yang diawali dari Rusia dan berakhir kembali di Jerman, agar ayahnya tidak curiga melihat tiket pesawat yang Ana pesan sebelum berangkat.

Sam dan Ana makan malam di restaurant yang menurut Sam memiliki makanan yang enak, Sam memesan Falscher Hase dan Kartoffelasalat sebagai makanan utama dan Apfelstrudel. semua makanan khas Jerman itu Sam pesan dan Ana hanya menuruti kakaknya.

Mereka berdua begitu menikmati makan malam itu, sambil sesekali Sam masih menjahili Ana yang selalu memasang muka menggemaskan.

"Bagaimana ada laki-laki yang menyukaimu, jika makan malam saja pakaianmu tidak berubah. Setelah makan malam kita harus ke toko pakaian untuk membelikanmu pakaian hangat yang lebih layak dan sepatu boots yang lebih bagus. kau seperti tuna wisma dengan sepatumu yang layak dimuseumkan itu" Ucap Sam panjang lebar

"Baikkk"

"Suhu sekarang sudah masuk musim dingin dan di rusia bisa lebih dingin daripada disini" Ana hanya mengangguk sambil tersenyum

dan disudut restoran, tanpa Ana sadari Dimitri sedang memperhatikan Ana dengan wajah bahagia, sangat berbeda saat awal dia bertemu dengan Ana.

Dimitri memang sedang ke datang ke Frankfurt untuk mengurus hotelnya tapi diluar rencana, Dimitri yang sedang makan malam sebelum besok kembali ke Rusia malah melihat Ana yang sedang tertawa dengan seorang laki-laki terlihat begitu akrab dan bahagia, Dimitri terlihat kesal tapi dia menyadarkan dirinya kembali "untuk apa aku memikirkannya" batin Dimitri.

***

"Jaga dirimu baik-baik selama disana, pastikan baterai selalu terisi dan selalu kabari aku. foto kita selama tour jangan lupa kamu kirimkan ke ayah agar dia tidak mengkhawatirkanmu?

"aku tidak pernah berpikir ayah mengkhawatirkanku?"

Sam mencubit pipi Ana "Ayah selalu dan sangat menyayangi"

"ayah sering tidak peduli denganku, berbeda dengan Kakak, yang semuanya ayah atur sesuai rencana ayah, sedangkan aku, bahkan jika aku sengaja tidak masuk sekolah selama 3 hari ayah tidak peduli"

"Ssstt..buang semua pikiranmu. Ayah hanya tidak ingin kau merasa sakit dan tidak mau menekan dan menuntutmu, saat dokter mengatakan kamu kehilangan pendengaranmu, ayah begitu terpukul dan menyalahkan dirinya. setiap malam ayah menangis sambil menatap foto Ibu dan meminta maaf. semenjak itu ayah terlalu menjagamu dan tidak menuntutmu"

Mendengar penjelasan Sam, hati Ana terasa perih teriris tapi juga merasa lega bahagia karena pemikirannya selama ini salah, Ayahnya begitu menyayanginya.

Usapan di kepala Ana menyadarkan Ana dari pikirannya "saatnya berangkat"

Ana melihat jam tangannya, lalu memeluk Sam "aku sayang kakak"

"jangan lupa kabari aku terus"

"Siap" Ana memeluk Sam lagi, melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan Sam yang masih melambaikan tangan.

Ana sudah masuk ke dalam pesawat, seperti biasa Ana sedikit gugup, ini pertama kalinya di ke Rusia, tanpa mengenali seorangpun disana dan hanya dengan bermodalkan rasa berani dan tentunya dengan semua persiapan yang Ana pikir sudah cukup untuk melakukan perjalanannya.

Ana sampai di Bandara Internasional Sheremetyevo, Ana menghela nafasnya, menikmati udara di Rusia. Ana sudah memesan hotel selama Ana 5 hari di Rusia. Ana menarik kopernya dan mencari taksi, menunjukkan hotel yang akan dituju.

She Is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang