9. Happy birthday tante!

108 7 0
                                    

Hari demi hari gue lewati seperti biasanya dengan sahabat gue dan gue juga semakin dekat dengan Devan.

Hari ini tepat hari nyokap Devan ulang tahun dan Devan ngajak gue buat makan malam dirumahnya.

Ting...tong

Gue denger bel rumah bunyi. Pasti ini Devan, karena dia ajnji mau jemput gue jam 19.00 dan sekarang sudah jam 19.06

"Bi biar Sherin aja yang buka pintu" Ucap gue ke Bi Atik, Bi Atik mengangguk dan kembali ke dapur.

Ceklekk

"Hai" sapa Devan sambil tersenyum saat gue udah buka pintu

"Hai" 'lagi-lagi jantung gue gak normal kalo deket-deket devan' batin gue.

"Sorry ya Lo pasti udah nunggu lama"

"Gak juga, ya udah ayo" gue ngikutin Devan dari belakang lalu masuk ke mobil milik devan.

Di dalam mobil hanya ada keheningan. Sampai beberapa menit kemudian mobil Devan sudah terparkir di depan rumah warna abu-abu berlantaikan dua.

"Ini rumah lo?" Tanya gue saat udah keluar dari mobil

"Bukan"

"Lah kalo bukan rumah Lo ngapain kesini?"

"Ini rumah orang tua gue" Hmmm bener juga.

"ckk"

"Kenapa? Bener kan hahaha yuk masuk"

Pas gue masuk, gue liat wanita paruh baya tapi masih kelihatan fresh sedang di dapur.

"Assalamualaikum mah" ucap Devan

"Waalaikumsalam, eh siapa ini? Cantik sekali"

"Sherin Tante, temennya Devan" ucap gue lalu mencium tangan nyokap Devan.

"Ohh iya-iya Devan pernah cerita tentang kamu ke Tante, Tante namanya Rosa, mamahnya Devan" gue senyum kikuk dengernya. Devan pernah cerita ke nyokapnya tentang gue? Cerita apa? Ishhh Devan emang nyebelin.

"Devan emangnya cerita apa ke Tante hehe" ucap gue, sumpah ini gue kaku banget.

"Devan cerita katanya kemarin kamu nemenin Devan beli kado buat Tante, dan itu pilihan kamu. Asal kamu tau Tante suka banget sama tasnya. Makasih ya" Gue agak lega dengernya. Kirain cerita tentang gue yang aneh-aneh.

"Oh iya Tante, ini hadiah dari Sherin buat Tante semoga suka ya. Happy birthday tante semoga semakin baik kedepannya." gue ngasih kado yang dibungkus dengan rapi ke nyokap Devan

"Wah makasih sayang, Tante pasti bakal suka banget. Makasih juga udah ngucapin dan dateng kerumah." Lalu kita berdua berpelukan. Gue rindu banget pelukan ini pelukan yang sering mom kasih ke gue dulu. Tanpa aba-aba air mata turun dari mata gue.

"Heyy apakah kau menangis nak?"

"Ah iya Sherin hanya teringat mommy Sherin, pelukan Tante mirip sama pelukan dari mommy Sherin" gue tersenyum dan mengusap air mata gue. Gue lihat Devan ingin menanyakan sesuatu.

"Tante minta maaf yaa, memang mommy kamu dimana nak?"

"Gapapa tan, Mom sama dad pergi keluar negeri buat ngurus bisnis dari 8 tahun lalu mereka belum pulang dan sama sekali memberi kabar."

"Astaga keterlaluan sekali mereka, sudah jangan bersedih, sekarang kamu boleh panggil Tante itu mamah. Anggap saja Tante ini mamah kamu ya sayang."

"Iya tan- eh mam, maaf ya mam malah jadi curhat" ucap gue gak enak

"Gak apa apa kok" lalu kita berdua berpelukan lagi.

"Ekhem" Sepertinya Devan pura-pura batuk

"Astaga mamah lupa, ayoo makan malam, mamah udah masakin makanan."

Lalu kita bertiga menikmati makanan. Ada pertanyaan di dalam diri gue, bokap Devan kemana? Gue gak berani tanya sekarang. Mungkin nanti setelah makan malam selesai gue akan tanyakan saja ke Devan.

Beberapa menit kemudian, kita udah selesai makan. Sekarang gue lagi di taman belakang rumah Devan.

"Dev, gue mau tanya dong" ucap gue membuka suara karena sedari tadi hanya diam yang menyelimuti kita.

"Hm?"

"Bokap Lo ke-" belum selesai gue ngomong, Devan motong pembicaraan gue.

"Kita ngobrol di kafe aja ya Rin, yukk"

Ada apa dengan Devan?


SherinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang