14#rega.

2.4K 229 9
                                    

Ardan dan Oci menginjakan kaki dirumah milik Hadi. Sudah 21 hari Oci tinggal dirumah sakit untuk menunggui Rega yang harus menjalani perawatan intensif karena tubuhnya yang menguning juga

" Ingat.. ci. Abang gak mau lihat kamu jatuhin 1 tetes air mata lagi.. apalagi dihadapan Mama. Terlebih sekarang kita punya Rega. Kamu sekarang Mama oci.. bukan dek Oci lagi "

Oci mengambil nafasnya. Ia segera mengangguk pasti, Oci menginjakan kakinya diruang tengah. Terdapat mamanya dan Ibunda Bunga.

Setidaknya mereka terlihat lebih tegar dari hari itu. Oci membawa Rega dihadapan mereka.

" Halo.. Rega datang sama Mama oci dan papa Aksa.. "

Kedua wanita itu menatap Rega. Mereka tidak bisa menahan tangis nya. Mereka segera mengambil alih bayi merah tampan itu.

" Mama sama ibu yang kuat.. kalian jangan sampai menunjukan air mata didepan Rega. Rega gak akan kesepian tanpa orang tuanya.. karena kami juga orang tua untuk Rega mah.. Bu.. saya dan Oci ingin mengangkat Rega sebagai anak kami secara hukum setelah kami menikah "

Ibu dari Bunga Tersenyum ia segera memeluk Oci dengan erat, ucapan terimakasih tak henti-hentinya ia ucapkan untuk mereka berdua.

" Maaf gara-gara kejadian ini.. rencana bahagia kalian ditunda. "

Ardan tersenyum tipis, ia mengusap dahi bayi merah dipangkuan Citra.

" Tidak papa bu.. Allah menunda tentunya ada maksud lain. Biar kami juga mengenal terlebih dahulu. "

" Oci sama bang Aksa izin kebelakang ya mah Bu "

Oci berjalan beriringan bersama Ardan, Oci melirik Ardan Begitu juga dengan Ardan.

" Kenapa? " Tanya Ardan.

" Makasih ya.. "

Ardan tersenyum ia mengacak rambut Oci. Oci segera membawa tangan Ardan untuk ia genggam.

" Papanya Rega ternyata sangat baik.. semoga jadi papa yang amanah ya.. yang bisa jadi tauladan untuk Rega " ujar Oci pelan.

" Inshaa Allah ci.. kita sudah janji untuk menghapus kesedihan dan ikhlas untuk semuanya. Mulai hari ini kita tertawa lagi ya.. kita marah-marah yang berujung mesem-mesem gak jelas lagi. "

Oci tersenyum kemudian tertawa kecil. Ardan membawa kepala Oci untuk bersandar di bahunya.

" Untung ada bang Aksa yang jadi tempat nangis dan numpahin semua kekecewaan dan kekesalan Oci. Karena sama bang kafka Oci malu.. Oci dekat tapi enggak sedekat sama bang Rio. Bahkan untuk meluk bang kafka aja Oci segan.. dia sangat jarang bicara "

" Fungsikan saya sefungsional mungkin ci. Tempat marah kamu.. tempat bahagia kamu.. tempat kekesalan kamu.. tempat bercinta kamu "

Oci mengangkat kepalanya. Ia menampar kecil pipi Ardan, Oci segera bangkit kembali..

" Oci mau beres-beres buat Rega tidur. "

Oci segera masuk kedalam rumahnya, ia menghampiri bayi yang kini menjadi putra kecilnya.

" Adudu... Anak Mama oci pintar banget main sama nenek-nenek nya.. ayo mama gendong dulu. Kangen.. "

Oci segera menimang-nimang bayi kecilnya. Tak lama Ardan menghampirinya.

" Mau gendong. Tapi jantung serasa copot.. "

" Bilang papa payah gitu, Ga.. huuu papa payah!! " Ujar Oci dengan menirukan suara anak kecil.

Oci memberikan bayinya pada Ardan. Tak lama bayi merah itu menangis kencang. Oci tertawa kecil melihat baju pdh hijau itu menjadi sedikit lebih tua warnanya.

" Papa perdana diompolin Rega.. nakal banget ya sama papa "  ujar Ardan.

" Bawa ke kamarku bang. Oci mau buat dulu susunya. "

Ardan membawa Rega ke kamar Oci. Di kamar Oci kini hadir boxs bayi. Dan lemari putih bergambar tayo. Ardan membelakangi pintu kamar sembari menggendong rega.

" Yang kamu buat sudah buat susunya? "

" Ini Mama dan.. "

Ardan meringis malu.. ia segera menghadap kearah calon mertuanya yang kini bersama maminya.

" Sayangnya kemana? Lagi buat susu? " Ucap zeni sambil menggoda Ardan.

" Apaan sih mi! Jangan kayak gitu.. mending gantiin popoknya Rega. "

" Oke... Sini nenek ganti popoknya. Gelar perlak bayi nya Dan, bawa bantalnya. "

Ardan mengikuti semua perintah dari maminya itu.

" Popoknya mana Dan.. duh udah jadi bapa malah ngeliatin doang "

" Nih.. ih bayi kayak yang mau meleleh aja gak sih mi.. ngeri, apalagi kalau di mandiin "

Zeni tertawa mendengar penuturan dari Ardan yang sangat menggemaskan menurutnya itu.

" Bang nih susunya.. lho.. ada mami? Apa kabar mi? "

" Baik Alhamdulillah ci.. mami mau nengokin dulu cucu "

Oci memberikan susu formula itu untuk Rega ia hanya memperhatikan Ardan yang memangku bayi mereka sembari memberikan susunya.

" Kenapa Ardan mirip sama Rega. "

" Dulu kak bunga ngidamnya vc sama ketemu saya ma.. pantas aja Rega mirip saya. Rega kan anak saya juga jadi pantas kita mirip.. betul kan boy? " Ucap Ardan.

" Kalian pengajuan sudah sampai mana? Biar Rega segera dibuatkan akta kelahiran "

Ardan dan Oci saling melirik lalu mereka tersenyum kecil.

" Tinggal bertemu dengan atasan di batalyon untuk mengenalkan Oci.. semuanya sudah siap. Ke KUA kata Oci tunggu dulu dia sidang kasusnya yang terakhir Minggu depan " jelasnya.

Mereka tersenyum haru. Lalu mengusap kepala sepasang kekasih itu.

" Kalian sudah diberi amanah.. semoga kalian dapat menjalankannya dengan baik ya.. mami bangga lihat kalian bisa menjadi papa dan Mama untuk Rega. Semoga kalian selalu diselimuti rasa penuh cinta ya.. semoga hanya maut yang memisahkan kalian "

" Aamiin "





Halo ada Mama oci dan papa Aksa disini!!

Mereka bakal jadi pelindung untuk Rega❤ jangan sedih ya tante-tante onlennya Rega.. rega baik-baik aja ko.. karena Rega punya mama Oci dan papa Aksa yang sangat sayang sama regaa❤

Aul👫

Just to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang