just to you 11#tentang pengajuan

2.5K 230 20
                                    

Oci pulang dari pengadilan tiba-tiba diatas mejanya ia disuguhi berkas-berkas. Matanya melotot melihat semua nya.

" Gila! Berkas pengajuan? " Ucapnya kaget.

Oci segera membuka semua surat-surat nya. Dan nyatanya sudah lengkap, gila ini!! Depower op orang dalemm.

Oci segera menghubungi nomor yang diberi nama pasangan ia menempelkan ponsel ditelinga sembari membuka-buka beberapa surat-surat itu.

" Halo ci kenapa? "

" Bang ini mah gila! Masa surat udah jadi aja.. perasaan acara kemaren baru 1 bulan gila aja kita langsung nikah kayak gini. Pasti orang asrama bakal ngira aku hamil duluan "

Ardan dari jauh sana tertawa menanggapi ucapan dari Oci.

" Yak gak papa. "

Oci memekik gemas pada Ardan.

" Abang ngeselin! "

" Ya gak papa lah ci.. lagian nanti bakal lihat dalam beberapa bulan perut mbenlundung enggaknya kan? Ini juga ternyata mami sudah beli PSK tanpa lencananya.. tinggal kamu pakai pengajuan. Eh foto belum kan ya? " Ucap Ardan panjang lebar.

Oci diam ia menatap berkas yang didalamnya beberapa surat pengantar dari beberapa lembaga.

" Terus ini pengajuan nya kapan bang? " Tanya Oci dengan pelan.

" Dokumen sudah Abang setorkan tadi.. Abang gak tahu kita pengajuan kapan, karena kalo sistemnya di gelombang begitu. Dan Abang minta orang tua kita untuk tidak ikut campur. cukup sampai setornya saja.. inshaa Allah lah.. 2 Minggu juga kita dipanggil pengajuan kalau lancar..  "

Oci merebahkan tubuhnya yang terasa ringsek, ditambah kepalanya yang terasa pening. Ia kembali membuka mulut.

" Ribet banget sih.. bisa-bisa aku mati ditengah jalan nih " ucap oci frustasi.

" Abang ini udah depan kompleks.. sok buka pintunya "

Mata Oci kembali membola. Ia segera merapihkan bajunya yang nampak kusut.. ia segera memakai sendal berbulunya dan menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

Oci melihat mobil kuning sudah terlihat didepannya gerbang rumahnya.

" Bukannya bilang lagi di jalan!! " Bentak Oci kesal.

" Tanggung.. nanti gak dibolehin lagi "

" Iya! Emang gak boleh.. Oci capek! "

" Nih obat biar gak capek "

Oci melihat kotak bertuliskan martabak telur pak Rudi serta sate yang dibungkus menggunakan kertas nasi.

" Widih gila sogokannya.. gak main-main " ucap Oci dengan takjub.

Oci membawa makanannya ke dalam meninggalkan Ardan sendirian di depan mobilnya.

" Kirain sama minumnya.. eh gak ada "

" Dikasih hati minta jantung kamu ya.. " balas Ardan.

" Oh iya.  Abang di kasih cokelat sebentar ya.. " ucap Ardan lagi

Oci melihat Ardan kembali berlari kecil kearah mobilnya. Kemudian kembali dengan membawa tas berwarna cokelat muda.

" Dikasih manisan, kacang sama cokelat " ujar Ardan. Oci mengaduk kantung kertas itu dengan senang.

" Dari siapa nih? "

" Argajati "

Oci diam... Lalu mengangguk pelan setelah mengingat pria tampan yang ia tabrak dan marah kepadanya.

" Pulang umroh katanya.. habis minta jodoh. Sama doain Abang Abang biar dikurangin dosa sama masuk surga. Gak tahu lagi tuh anak minta digimanain.. kalau ketemu suka buat kesal kalau enggak kayak ada yang kurang aja.. " ungkap Ardan pada Oci.

" Kasian banget gak ada jodoh " ungkap Oci.

" Ah.. dia orang baik pasti dapat paketan yang baik juga. Dia sangat dingin sekaligus judes. Pasti dapat yang heboh tapi sama sih judesnya "

Oci terkikik geli membayangkan Argajati yang saling perang mulut sinis dengan istrinya.

" Ayo masuk bang cepat. Lama amat jalan kaya ulet lecet aja " omel Oci.

Oci segera menyimpan bingkisan dari Ardan dan memberikan sirup leci kesukaan Ardan.

" Abang malas banget.. masa itu udah jadi aja. Jadi nih bulan depan nikah? " Tanya Oci. Ardan tersenyum ia mengangguk pelan.

" Gimana nih hatinya? Cinta belum sama Abang? "

Oci ikut meminum gelas Ardan, Ardan hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah absurd milik calon istrinya itu

" Deg-degan banget.. cinta itu apa sih. Dari zaman pacaran gue gak tahu apa itu cinta "

" Gak tahu cinta.. trauma sama cowok iya kamu tuh ya. Saya yakin kamu sudah cinta sama saya "

" Maunya situ " balas Oci ketus. Oci segera pergi dan kembali dengan martabak pak Rudi.

" Mama.. sehat? " Tanya Ardan dengan ramah pada Citra.

" Oh.. sehat dan. Gimana nih sampai mana persiapan pernikahan kalian " Tanya Citra.

Oci hanya memperhatikan interaksi kedua calon mertua dan calon menantu itu. Ia asik mengapit piring berisi martabak dengan lutut dan dadanya.

" Ardan sudah setorkan mah. Tinggal tunggu panggilan dari atasan saja. "

" Udah biar Mama sama papa aja sama mami papi juga yang urus nikahan kalian. Kalian langsung ketingkat pusat saja ke divisi apa tuh namanya menghadap atasannya langsung.. biar ini urusan kita "

" Iya bang gitu aja. Biar gak ribet.. " sahut Oci sambil menyuapkan martabak kemulutnya.

" Kamu harus rasakan sensasi pengajuan seperti apa.. " jawab Ardan.

" Bang Aksa apa sih! Ngeribetin diri sendiri banget. Udah bagus dapet tawaran dari Mama sama papa. "

Ardan hanya tersenyum menanggapi omelan Oci. Ia kemudian menyerahkan beberapa berkas kembali pada Oci. Mata Oci sukses membola.

" Kertas apa lagi nih?! " Tanya nya.

" Itu diurus sama calon suami. Simpan, buat tambahan. Cetak foto 10 lembar Lebihin, SKCK, surat keterangan belum menikah- "

" Stop!  Im so dizzy. " Potong Oci sambil membekap mulut Ardan.

" Itu urusan Mama papa. Oci gak mau ikut.. biar gak lama ayo kita ke tukang foto sekarang. Mulai sekarang, ayo kita cari gedung dan ketring. Gak mau gue pusing-pusing gitu, banyak gawe nih gue.. "

Ardan menatap oci yang berdiri membenarkan bajunya.

" Baju Persitnya Bawa sama mami.. gue belum pengukuran. Dan bilang sama papi.. percepat pengajuan kita gituh! Sono bilang " ucap Oci.

" Kamu yakin? "

" Kamu yakin gak jadiin aku istri? "




Pengajuann wkakakak

Aul🐯

Just to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang