5. new hairstyle, new life

145 45 6
                                    

Minhyuk mengaduk minuman di hadapannya tanpa minat, "Lo pas abis putus sedih ga sih?"

Menurut Hana, pertanyaan tersebut sudah jelas jawabannya. Tapi dia tetap menyahuti, karena ia tahu Minhyuk sedang bersedih dan butuh teman untuk bicara, "Sedih lah, siapa coba yang ga sedih kalau abis putus."

"Ini pertama kalinya gue ngerasain putus cinta."

"Yeah, I know," timpal Hana. Berteman dengan Minhyuk membuatnya cukup banyak mengetahui kehidupan pribadi laki-laki itu, termasuk mengenai Seola yang merupakan pacar pertama Minhyuk.

"Gimana sih cara buat ngelupain seseorang?"

Tangan Hana yang hendak menyuap cake ke dalam mulutnya terhenti di udara, "Lo nanya ke gue?"

"Bukan, gue ngomong ke orang di belakang lo," sarkas Minhyuk. Refleks, Hana menoleh ke belakangnya dan tidak mendapati siapa pun di sana.

Minhyuk menggelengkan kepala melihat kelakuan gadis yang lebih tua beberapa bulan darinya itu, "Jelas-jelas gue nanya ke elo, nyet."

"Kayaknya lo nanya ke orang yang salah deh, emangnya lo pikir gue udah bener-bener bisa ngelupain Wonho?" rutuk Hana, "Kalau gue tau caranya, udah gue lakuin dari dulu deh."

Hubungan Hana dengan Wonho memang berakhir setahun yang lalu, namun dia belum sepenuhnya mampu untuk melupakan laki-laki tersebut. Mungkin karena mereka putus secara baik-baik, sehingga melupakan pun terasa sangat sulit.

"Tapi lo udah ga sedih lagi kan?" tanya Minhyuk, yang dijawab Hana dengan anggukan, "Iya sih.."

"Lo udah enam kali diputusin, jadi seenggaknya tau gimana cara menghadapi putus cinta," ucap Minhyuk.

"Mohon maaf, gue cuma dua kali diputusin," sanggah Hana seraya melipat tangan di depan dada, tanda bahwa dia sedikit tersinggung, "Tiga kali gue yang mutusin, dan sekali putus karena kesepakatan bersama."

"Ya pokoknya lo udah pernah beberapa kali ngalamin putus cinta. Makanya gue mau minta bantuan lo supaya gue ga terlalu berlarut-larut dalam kesedihan."

Hana terdiam. Sebenarnya tidak ada yang salah dari perkataan Minhyuk, tapi entah kenapa itu membuatnya menjadi murung.

Berbeda dengan Minhyuk yang bisa mempertahankan Seola selama hampir tujuh tahun, dia justru selalu gagal dalam menjalin hubungan.

Terkadang Hana bertanya-tanya apa yang salah darinya sehingga hubungan yang ia jalin cenderung berakhir dalam hitungan bulan. Dirinya yang salah, atau dia yang sial karena bertemu dengan orang yang tidak tepat?

"Kayaknya omongan gue menyinggung ya, lo jadi diem gini," celetuk Minhyuk, membuat lamunan Hana buyar.

"Emang," canda Hana, kemudian ia menyendokkan potongan terakhir cake-nya ke dalam mulut, "Udah yuk pergi."

"Mau ke mana sih buru-buru? Telen dulu itu makanan lo."

"Katanya lo minta bantuin supaya ga sedih lagi?"

"Lo mau ngajak gue ke mana? Dugem?" sahut Minhyuk asal.

"Bukan, masih sore gini," ujar Hana yang tengah mengelap mulutnya menggunakan tisu, "Gue mau ngajak lo ke suatu tempat, ga jauh kok."

Keduanya bangkit dan berjalan keluar dari kafe menuju mobil masing-masing, "Lo jalan di depan, ntar gue ngikut di belakang lo," ucap Minhyuk sembari menekan tombol unlock pada kunci mobilnya.

"Oke."

Setelah memastikan Minhyuk sudah masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk berangkat, Hana melajukan kendaraannya menuju salon yang biasa ia kunjungi.

Sesampainya di tempat tujuan, Minhyuk menilik gedung berwarna cerah tersebut dengan ragu, "Salon? Serius? Lo bukan nyuruh gue kerja di sini kan?"

Hana tertawa, "Pikiran lo kejauhan."

"Terus kita mau ngapain?"

"Potong rambut lah, lo pikir orang ke salon buat apa?"

Minhyuk mengekori Hana menuju pintu, "Emangnya potong rambut bisa bikin ga sedih?"

"Biasanya cewek kalau abis putus itu motong rambut, katanya buat ngusir sial, ada juga yang bilang supaya bisa cepet move on. Tapi menurut gue, mengubah penampilan setelah putus itu menandakan bahwa kita siap untuk memulai hidup yang lebih baik," jelas Hana.

Ketika pegawai salon bertanya kepada Minhyuk mengenai gaya rambut yang ia inginkan, lelaki itu menoleh kepada Hana, "Gue ga tau."

Hana menunjukkan salah satu halaman pada majalah yang ada di tangannya, "I bet this hairstyle will suit you well."

Minhyuk menatap gambar yang diperlihatkan oleh Hana, "Padahal gue pengen manjangin rambut gara-gara Seola bilang cowok gondrong itu ganteng."

"Potong rambutnya kayak gini ya," pinta Hana ke pegawai salon tanpa menghiraukan ucapan Minhyuk. Pegawai tersebut mengangguk, lantas mulai melakukan pekerjaannya.

Selagi menunggu Minhyuk, Hana sibuk dengan ponselnya. Tumben sekali grup kantor ramai, ternyata mereka sedang membicarakan pertunangan Seola.

Bosan dengan ponsel, gadis itu memutuskan untuk menghampiri Minhyuk dan melihat rambutnya yang sudah hampir selesai dipangkas.

"Gimana?" tanya Minhyuk kepada Hana, meminta pendapat mengenai penampilan barunya.

"Tuh kan gue bilang apa, cocok banget!" seru Hana senang, "Kalau begini pasti banyak yang antre buat jadi cewek lo, gue aja mau."

Minhyuk bergidik mendengar ucapan Hana, "Amit-amit."

"Lo ngerti ga sih gue lagi berusaha bikin lo seneng, tapi lo malah kayak gitu," omel Hana, "Lo kira gue nggak geli ngomongnya?"

how to deal with a breakup | hana, minhyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang