9. change your password

127 38 12
                                    

Hana mengumpat pelan ketika ia terbangun dari tidur karena suara ponselnya yang sangat mengganggu. Dia berusaha membuka mata untuk melihat siapa yang meneleponnya di pagi buta, dan nama Minhyuk terpampang di layar ponsel, membuatnya mendengus kesal.

Mendadak Hana seolah merasakan deja vu. Mungkin besok-besok dia harus mematikan ponselnya jika ingin tidur, agar kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi.

Sesaat setelah menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan, gadis itu dibuat heran karena bukan suara Minhyuk yang terdengar.

"Halo?" tanya orang di seberang sana, bingung lantaran Hana tak kunjung mengeluarkan kata-kata sama sekali.

"Iya halo," sahut Hana setengah sadar, dia benar-benar mengantuk sampai tidak bisa menebak siapa yang berbicara dengannya sekarang.

"Hana, ini Hyungwon. Maaf mengganggu, bisa tolong kasih tau password apartemen Minhyuk? Dia mabuk berat."

Tanpa perlu berpikir, Hana tetap bisa menjawab meskipun kesadarannya belum penuh, "Nol nya enam kali."

Terdengar helaan napas disertai dengan rutukan dari mulut Hyungwon, "Masang kata sandi segampang itu, emang dasar Minhyuk bego."

Hana terkekeh, respons Hyungwon persis dengan apa yang ia pikirkan.

"Maaf ngebangunin lo, soalnya gue ga tau mau nanya ke siapa. Ga mungkin nanya ke Seola, bisa-bisa gue dibunuh sama Minhyuk nanti," ucap Hyungwon, merasa bersalah karena mengganggu tidur Hana.

"Iya gapapa. Udah kebuka kan pintunya?"

"Udah, makasih banyak Han."

Hana mengangguk meskipun ia tahu Hyungwon tidak dapat melihatnya, "Gue matiin ya teleponnya."

_____


















"Bangun woi," seru Hana sembari melemparkan bantal kepada Minhyuk yang masih tidur lengkap dengan pakaian dan sepatu yang ia pakai tadi malam.

Jam menunjukkan angka 9 pagi, Hana sengaja datang ke apartemen Minhyuk karena tahu laki-laki itu pasti belum bangun.

"Pusing banget kepala gue," keluh Minhyuk dengan suara serak, kedua matanya tertutup rapat, seakan menolak untuk bangun. Namun beberapa detik kemudian dia bangkit dan berlari menuju kamar mandi.

"Lo minum berapa banyak sih?"

Selesai mengeluarkan isi perutnya, Minhyuk menekan tombol flush pada toilet, "Ga tau. Gue ga inget apa-apa."

"Bukannya lo kemaren ngonser? Kenapa balik-balik malah mabok?"

"Abis konser mampir dulu buat makan, Kihyun ngajak minum-minum sekalian," Minhyuk beringsut keluar dari kamar mandi, dan berhadapan dengan Hana yang menyilangkan tangan di depan dada seraya bersandar pada tembok tak jauh darinya, "Jangan bilang gue nelepon lo, terus lo yang nganterin gue pulang?"

"Bukan. Hyungwon yang nelepon gue, nanyain password," Hana memberikan minuman pereda mabuk kepada Minhyuk, lalu melangkah menuju dapur.

Di dalam kulkas Minhyuk tidak banyak makanan, hanya ada beberapa butir telur, frozen food, serta buah-buahan. Dia kembali dari dapur membawa apel yang sudah dicuci, dan langsung memakan buah tersebut tanpa mengupas kulitnya terlebih dahulu.

Minhyuk berjalan mendekat untuk merebut apel dari tangan Hana, lantas memakannya, mengacuhkan pandangan tak suka yang dilemparkan oleh gadis itu. Lagipula apel ini milik Minhyuk, dia tidak punya hak untuk protes.

"Ew," ucap Hana dengan ekspresi jijik. Dia membiarkan apelnya diambil dan tidak memintanya kembali karena ia tidak suka makan sesuatu bekas orang lain, apalagi yang sudah digigit oleh Minhyuk.

Hana menggelengkan kepala saat Minhyuk mengembalikan apelnya, "Abisin sana. Jorok banget lo abis muntah belom sikat gigi."

"Lo ga bawain gue makanan?" tanya Minhyuk, tidak menghiraukan ucapan Hana sebelumnya.

"Emangnya gue emak lo."

"Lo jauh-jauh ke sini cuma buat ngasih minuman pereda mabuk doang?"

"Sebenernya gue mau ngajak makan di luar," jawab Hana. Sejak kemarin orangtuanya pergi ke luar kota, sehingga dia harus membuat makanan untuk dirinya sendiri. Tapi ia terlalu malas untuk memasak, makanya dia mengajak Minhyuk untuk makan bersama.

"Males ah, deliv aja. Gue masih pusing banget."

"Ya udah, tapi pesennya pake hp lo."

Minhyuk pergi ke dalam kamar untuk mengambil ponsel dan menyerahkannya kepada Hana, "passcodenya 2412."

"2412," gumam Hana sambil mengetik angka tersebut, "Tunggu bentar, 24 Desember? Ulang tahun Seola bukan sih?"

Tidak ada jawaban, menandakan bahwa tebakannya benar. Hana menarik napas panjang, dia tidak jadi memesan makanan, dan beralih membuka daftar kontak Minhyuk untuk menghubungi pegawai apartemen.

"Gue minta petugas buat dateng ke sini, ganti password apartemen lo. Dan kayaknya lo juga harus ngubah kata sandi hp deh."

Minhyuk mengedikkan bahu ke atas, "Ganti aja."

"Lo yang ganti lah, masa gue?"

"Ga tau mau ngubah jadi apa."

Hana berdecak, "Tanggal lahir orangtua lo? tanggal pernikahan mereka? Atau apa gitu."

"Lo aja yang mikir, ntar kalo udah diubah, kasih tau gue," perintah Minhyuk, dan anehnya Hana menurut. Dia mengganti passcode ponsel temannya itu menjadi angka 1993, tahun kelahiran mereka berdua.

Tak lama berselang, petugas apartemen datang. Bukannya beranjak, Minhyuk malah tiduran di sofa, dan menyuruh Hana untuk pergi ke luar.

Saat Hana kembali, Minhyuk mengubah posisinya menjadi duduk, "Lo ganti jadi apa?"

"Tanggal kelulusan kita."

how to deal with a breakup | hana, minhyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang