11. do your hobby

153 38 11
                                    

Karena akhir-akhir ini Minhyuk menyibukkan diri untuk bekerja, pikirannya pun teralihkan. Meskipun di waktu tertentu kadang dia memikirkan Seola, bertanya-tanya bagaimana kabar perempuan itu.

Biasanya sepulang kerja mereka akan mampir untuk membeli street food dan memakannya bersama sambil memperhatikan langit sore yang perlahan berubah menjadi warna jingga. Ada perasaan hampa yang menghinggapi Minhyuk ketika mendapati kursi penumpang di mobilnya kosong, tidak ada yang bisa ia ajak bicara sepanjang perjalanan menuju kantor atau kembali ke apartemen.

Dulu Minhyuk selalu semangat apabila ponselnya bergetar, tanda bahwa ada pesan masuk dari Seola. Namun sekarang dia malah tidak suka melihat notifikasi ponsel, karena isinya hanyalah mengenai pekerjaan atau pesan tidak penting dari group chat kantor.

Wajar Minhyuk begitu hancur saat Seola meninggalkannya. Enam tahun bukan waktu yang singkat, banyak hal yang telah mereka lewati bersama.

Seandainya Minhyuk adalah sebuah buku, maka setiap lembarannya pasti tertulis nama Seola. Dan jika Minhyuk adalah film, maka ada Seola di setiap adegannya.

Kehilangan Seola sama dengan kehilangan sebagian dari hidupnya. Karena tanpa ia sadari, gadis itu sudah menjadi bagian dalam dirinya, yang sangat sulit untuk dipisahkan.

Melihat Minhyuk melamun, Dasom berdecak, menarik perhatian beberapa rekan kerja yang ada di sekitarnya, "Yah dia mulai lagi."

"Siapa?" sahut Kihyun, ia mengikuti arah pandang Dasom dan menemukan Minhyuk sedang menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong.

"Lee Minhyuk, stop being dramatic!" ucap Dasom frustasi.

Merasa terganggu, Minhyuk menoleh dan menatap Dasom kesal, "Apaan sih?"

"E-mail yang gue minta udah lo kirim belum?"

"Udah."

Dasom mengalihkan atensinya kepada Kihyun lalu berbisik, "Kalian berantem?"

"Enggak kok, sama Hyungwon deh kayaknya."

Hyungwon yang meja kerjanya berseberangan dengan Kihyun menggeleng, "Bukan gue."

"Lagi ada masalah sama pacarnya kali ya," celetuk Dasom seraya mengedikkan bahu.

"Pacar apaan, orang dia udah putus."

Mendengar itu, Dasom lantas menggeser kursinya lebih dekat dengan Kihyun, "Serius? Sejak kapan?"

"Dari seminggu atau dua minggu yang lalu mungkin?"

Dasom mengangguk paham, "Pantesan, akhir-akhir ini dia ga sebacot biasanya."

Bahkan ketika jam menunjukkan angka 4 sore, Minhyuk masih diam di tempat, tidak bergerak sama sekali. Hyungwon sampai harus menepuk pundaknya untuk menyuruhnya pulang.

"Lo langsung balik?" tanya Minhyuk kepada Hyungwon yang tengah mencari kunci mobil di dalam tas.

"Iya."

"Bowling dulu yuk?"

"Nggak ah, besok masih ngantor," ujar Hyungwon. Sebenarnya dia tidak terlalu lelah, dia menolak ajakan Minhyuk karena ia malas.

"Please Hyungwon, gue ga mau main sendirian."

Hyungwon menggeleng, "Lain kali aja," ucapnya lalu melambaikan tangan singkat sebelum berjalan mendahului Minhyuk.

Melihat punggung temannya yang semakin menjauh, akhirnya Minhyuk memutuskan untuk pulang saja.

Di perjalanan menuju apartemen, dia melewati kantor Hana. Seolah baru saja mendapat ide, Minhyuk buru-buru memutar arah dan berhenti di depan kantor tersebut.

how to deal with a breakup | hana, minhyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang