13. let them go

132 36 12
                                    

part ini lebih panjang dari biasanya huhu sorry:(
kalau ada typo kasih tau yaa

_____



















Hana memandangi kolam renang hotel dari jendela kamarnya. Sekarang hampir mendekati tengah malam, dan hujan sudah berhenti sejak beberapa jam yang lalu.

Bukannya tidur, Hana malah melamun, memikirkan banyak hal. Lamunannya buyar ketika menyadari ada seseorang yang duduk di kursi tak jauh dari kolam renang. Wajahnya tidak begitu jelas karena Hana melihatnya dari lantai tiga, tapi dia bisa menebak, sosok itu adalah Minhyuk.

Mendadak Hana merasa bersalah karena tadi sore sempat mengomel. Padahal dia tahu Minhyuk sedang membutuhkan dukungan moral.

Wajar jika Minhyuk tidak ingin sendirian dan memilih untuk menyusul Hana ke kota ini, dia pasti bersedih, mangingat dua hari lagi merupakan acara pertunangan Seola.

Setelah memakai cardigan, Hana keluar dari kamar, memutuskan untuk menyusul Minhyuk. Sesampainya di area kolam renang, dia mengambil tempat duduk di kursi samping laki-laki yang tengah mengembuskan asap dari rokok elektriknya tersebut.

"Lo berenti ngerokok karena Seola, tapi balik ngerekok lagi karena dia," sindir Hana. Semasa kuliah dulu, dia sering mendapati Minhyuk merokok di depan kelas atau di sekitar kantin fakultas. Namun lelaki itu mulai berhenti merokok semenjak berpacaran dengan Seola.

"Gue udah ga ngerokok," sangkal Minhyuk.

"Terus yang di tangan lo apa?"

"Vape."

"Vape itu rokok, gimana sih lu."

"Beda, vape tuh asapnya wangi," kilah Minhyuk. Dia menghirup rokok elektriknya, kemudian mengeluarkan asapnya tepat di depan wajah Hana, membuat gadis itu terbatuk.

"Bangsat," Hana memukul kepala Minhyuk yang tertawa puas, "Kurang ajar."

Dia tidak masalah apabila ada yang merokok di dekatnya. Tapi tetap saja, mengembuskan asap di muka orang lain secara sengaja merupakan perbuatan yang menurutnya tidak sopan.

Hana menghela napas, berusaha menahan kekesalan. Niatnya menghampiri Minhyuk supaya temannya itu tidak bersedih, bukan untuk memicu pertengkaran.

"Lo masih kontakan sama Wonho ga sih?" tanya Minhyuk tiba-tiba.

"Kagak lah, kenapa emang?"

Minhyuk memasukkan rokok elektriknya ke dalam saku jaket, "Kemaren Wonho nelepon gue."

Hana mengernyit. Wonho adalah teman Minhyuk, lantas kenapa dia harus memberi tahu Hana kalau mereka berhubungan satu sama lain? Jelas-jelas itu bukan urusannya.

"Terus?"

"Dia sempet nanyain lo. Gue bilang, kalau penasaran sama kabar lo, ya hubungin langsung aja."

"Kok lo malah ngomong gitu??" sungut Hana.

"Ya kan siapa tau dia beneran ngechat lo," sahut Minhyuk santai.

"Enggak lah ga mungkin."

"Jujur gue penasaran, alasan kalian ngakhirin hubungan tuh apa? Beneran karena ga sanggup ldr? Bukan karena lo ga percaya sama Wonho?"

"Apaan sih," gerutu Hana, "Kenapa lo malah bahas dia."

"Kalau nanti Wonho pindah ke sini lagi, lo bakal balikan sama dia?"

Hana terdiam, dia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa.

"Lo belum bisa ngelupain Wonho, begitupula sebaliknya," Minhyuk melirik Hana yang terlihat tidak nyaman akan topik pembicaraan mereka, "Seandainya kalian saling percaya, pasti ga perlu putus."

how to deal with a breakup | hana, minhyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang