Hyunjin baru saja keluar dari area rumahnya, ia masih berdiri tegak di depan pagar, matanya kemudian dengan gesit melirik ke arah kiri
Dug!
Lee Minho, lelaki dengan pakaian olahraga berwarna merah itu menoyor kepala Hyunjin keras
"yaak, Hyunjin~ah, beliin gue roti di toko depan yaa" ujarnya seraya menarik paksa kerah kemeja Hyunjin, dan dengan terpaksa ia mengikutinya
Hyunjin sudah biasa akan hal itu selama 5 bulan terakhir, karena baginya, ini adalah suatu pekerjaan yang harus ia laksanakan dengan sungguh-sungguh
Menjadi mata-mata bukanlah hal yang sulit, kalau dirinya terus menutupi jati diri aslinya dengan bertingkah laku seperti ini
Hyunjin tersenyum bodoh ke arah Minho setelah membayarkan jajanan yang Minho minta
"makan yang banyak ya hyung..." ujarnya antusias
Minho tersenyum licik kemudian mengelus pucuk surai Hyunjin pelan
"ne, gomawo Hyunjin~ah" setelah itu pergi meninggalkan Hyunjin
Hyunjin berdecih, raut mukanya kemudian berubah datar, ia lalu melesat pergi menuju sekolahnya
Ia sekolah seperti biasa, belajar, bermain, dan tidak lupa bertingkah seperti orang bodoh
"yaakk Ahn Hyunjin!!.."
Dugh!
Hyunjin tersungkur ke tanah lapangan sekolah akibat hantaman bola basket
"hahahahahaha"
Bukannya menolong, teman-temannya malah menertawakannya
"yak bodoh!, kenapa gak ditangkap tadi" ujar salah seorang temannya
Hyunjin hanya melihatnya bingung, kemudian memasang wajah ingin menangis lalu berlari pergi menjauhi kerumunan
"aishh!!" Hyunjin mengacak asal rambutnya
Ia menatap cermin dihadapannya, matanya tertuju pada lebam kecil di sudut matanya akibat hantaman bola basket yang sangat kencang
Hyunjin meraba pelan sudut matanya, kemudian meringis
"yak-aish!, Na Jaemin!, awas lo, perlahan tapi pasti gue bakal headshot kepala lo" gumamnya setelah itu pergi keluar dari toilet menuju lapangan
Cklek...
Pintu toilet terbuka, menampilkan seorang lelaki yang menatap heran pantulan dirinya di cermin, kemudian bergumam sendiri
"Hyunjin?, gue gasalah dengerkan tadi dia ngomong apa?"
07.45 PM
Hyunjin berjalan santai menuju rumahnya, padahal ia ingin menikmati hari-hari dengan tenang sekali saja, tapi
Ctak...
Hyunjin menghela nafasnya pasrah saat beberapa kerikil dilemparkan ke arahnya
"ya, Hyunjin~ah!, ayo main!, aku mau sosis lagi!, belikan aku sosis!!" ujar Chunghee, anak kecil berusia 8 tahun sembari melempari Hyunjin dengan kerikil-kerikil di tanah
"ya!, aku juga mauu!!!" timpal Dongmin, adik Chunghee yang berusia 6 tahun
Hyunjin melirik tajam kedua anak kecil di sampingnya
Chunghee dan Dongmin sempat tersentak, kemudian kembali terdiam saat melihat Hyunjin tersenyum bodoh ke arah mereka
"sosiss!!, ayo main! Kami padahal sudah nungguin kamu buat main..." teriak Dongmin lagi
Hyunjin berjalan mendekati mereka kemudian berjongkok, menyamai tingginya
"aku capek Dongmin, Chunghee, mainnya hari libur aja yaa"
Dongmin menekuk bibirnya, kemudian menggeleng kuat
"Dongmin mau mainn!!, ayo main Hyunjin"
'yak-aish, anak kecil ini gak ada sopan-sopannya'
Hyunjin menekuk bibirnya juga,
"tapi aku capek, aku kan baru pulang sekolah, kalian main berdua aja yaa""yaudah!" teriak Chunghee yang membuat Hyunjin menyunggingkan senyum tipis di bibirnya
"tapi jajanin kita dulu!, aku sama Dongmin mau sosis!"
Hyunjin tersenyum paksa, kemudian mengangguk "ya, ya, ayo beli sana"
Setelah mentraktir dua anak tadi, Hyunjin kini berjalan menuju rumahnya
Ia membuka pintu rumahnya, kemudian sedikit melirik ke arah kedua orang tuanya yang sedang menikmati soju bersama 3 orang lainnya di ruang tamu
Tanpa berkata apapun, Hyunjin berjalan naik ke atas, ke kamarnya
"kalian punya anak?" ujar salah satu dari ke-3 tamu di rumah
"bukan, biarkan saja dia" balas ayah Hyunjin
"eyy..., apa tidak apa-apa kita minum-minum begini"
"dia dan kami hanya tinggal satu rumah, bukan berarti keluarga, kita sama-sama tahu kejahatan masing-masing, jadi kau diam saja, gak usah banyak tanya tentang dia" jelas ibu Hyunjin
"ahh..., begitu, baiklah baiklah, maaf"
...
Hyunjin sudah selesai mandi, dirinya kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur tikar miliknya
Tangannya memainkan sebuah walkie talkie, ia kemudian menghela nafasnya kasar
"aku sudah menunggu sampai 7 bulan lamanya, tapi kenapa benda ini gak pernah ngasih sinyal perintah lagi?" gumam Hyunjin
Ia kemudian bangkit, lalu membuka laci mejanya, mengganti baterai walkie talkienya yang lama dengan yang baru
"heol!, sebenarnya aku ngapain sih disini selama 7 bulan?!!"
Thank you for reading, vote and comment on my story :)
감사합니다
KAMU SEDANG MEMBACA
Target || Hwang Hyunjin
ActionHwang Hyunjin, tentara korea utara yang menyamar sebagai anak sekolah menengah akhir yang bodoh guna memata-matai pergerakkan di korea selatan