Warn :
Mature Content 🔞"Eh, Kak Jeongin. Mau barengan nggak pulang? " Tanya Sunwoo yang sengaja menepikan motornya dijalan raya.
"Enggak, Woo. Makasih. Udah mau nyampe kok ini. " Dusta Jeongin. Takutnya si Hyunjin di deket sini, entar babak belur si Sunwoo.
"Yaudah deh, ditungguin. " Ucapnya. "Eh, gak usah Woo. Bentar lagi nyampe kok. Lagipula udah sore. Pulang sana. " Usir Jeongin halus.
"Udah, daripada begitu mendingan barengan aja. " Sunwoo masih kekeuh buat ngajak Jeongin pulang bareng.
"Eh, gak usah. Beneran dah, Woo. "
"Yaudah, entar kalo udah nyampe kabarin ya? " Ucapnya. "Iya. Hati-hati. "
Sunwoo dan Jeongin sudah bertukar nomor ponsel dari pertama. Sejak Sunwoo mendekati Jeongin. Awalnya, Jeongin gak mau. Tapi, apa daya Sunwoo gak nyerah. Yaudah lah. Lagipula Sunwoo nggak seburuk itu kok.
"Kak Hyunjin dimana sih? " Ucap Jeongin resah sembari beberapa kali melihat kearah ponsel ditangannya. Ia sudah menunggu Hyunjin di terminal bus selama kurang lebih setengah jam lebih. Tapi, empunya sedaritadi tidak muncul. Padahal tadi pagi ia telah berjanji untuk menjemput Jeongin sepulang sekolah.
"Jeong, gua pulang duluan ya. " Pamit Jisung. Dia daritadi juga menemani Jeongin karena Minho, nama daddy sugar Jisung baru saja selesai meeting.
"Eh, Jeongin. " Ucap Minho saat melihat Jeongin hanya duduk di halte bus sendirian dari kaca jendela mobil yang ia buka. "Mau barengan, gak? " Tawarnya.
Boleh juga tawarannya daripada dia kayak orang gila sendirian disini mendingan dia pulang bareng Minho. Eh tapi, ngerepotin gak ya?.
"Ngerepotin gak, Om? " Tanya Jeongin. "Gak, kok. Udah naik aja. " Jawab Minho ramah. "Makasih, Om. " Ucap Jeongin sembari membuka pintu mobil belakang.
"Oh iya, kok Jeongin nggak dijemput? " Tanya Minho ke Jeongin. "Harusnya sih dijemput, Om. Tapi orangnya gak muncul muncul. "
"Hyunjin ya? " Tanya Minho. "Iya, Om. Om liat gak? "
"Oh, tadi siang Om liat sih. Dia sama perempuan satu tau dah kemana. Tapi yang pasti itu kayaknya yang suka ngejer-ngejer Hyunjin dah. " Jelas Minho. Jisung yang tahu sikon (re: situasi dan kondisi) langsung mukul lengan Minho.
"O-oh gitu ya, Om. Makasih, Om. "
Jeongin bingung sekarang. Wanita mana lagi??. Banyak banget sih yang deket sama Hyunjin?. Apa Hyunjin yang terlalu tampan?. Memang sih kakak sekaligus pacarnya itu tampan. Ia akui. Tapi bukankah kalau memang seseorang sudah punya kekasih, harusnya sudah bisa menjaga hati. Ah, kenyataannya tidak seperti itu.
Sepanjang jalan, Jeongin hanya merenung dan diam. Tak berbicara apa-apa. Minho maupun Jisung mencoba untuk mengalihkan Jeongin dari pikiran tentang Hyunjin, tapi tetap saja tidak bisa. Kalau ditanya juga palingan ia hanya menjawab ya atau tidak.
The Sin
Jeongin sedang menonton televisi ketika seseorang mengetuk pintu rumahnya. Jeongin saat ini sedang sendiri dirumah. Karena Double J sedang berada di rumah nenek.
"Sebentar. " Ucap Jeongin dengan sedikit berteriak.
"Lo adeknya kan?. Ini gua titip Hyunjin mabok dia. " Jeongin sumpah dah dia gak kenal sama ini cowo yang dateng kerumah dia.
"Eh, iya masuk dulu. Taro aja dulu disofa. Om, mau minum nggak? " Ucap Jeongin.
"Boleh, dek. "
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIN ¦ HyunJeong
Fanfiction[✔] H Y U N J E O N G A R E A "Menyerah pada takdir atau bahagia berdosa? "