"Papaaa. " Teriak seorang anak kecil dirumahnya sambil berlari ketika melihat seseorang yang ia kenal memasuki rumahnya. Itu adalah Papanya.
"Jangan berlari, Hyun. Nanti kalau kau terjatuh gimana? " Oceh sang Papa sembari memeluk anaknya. "Hehe. "
"Hyun sudah makan belum ? " Tanya Jeongin pada anaknya. Ya, Jeongin. Hwang Jeongin.
Jeongin saat ini memiliki seorang anak laki-laki. Ia baru berusia 1 tahun. Anak kandungnya. Bersama Hyunjin. Ia tidak menyangka bibit Hyunjin manjur. Mereka memang melakukannya lebih dari 5 kali. Namun, itu dalam jarak yang lumayan berjauhan.
"Tadi aku sudah makan bersama Daddy." Ucapnya polos yang mengundang Jeongin untuk mencium seluruh permukaan wajah anaknya.
"Je, kau sudah pulang? " Tanya pria dengan rambut berwarna blonde.
"Eum, kau sedang memasak? " Ujar Jeongin sambil menghampiri pria itu. Ia sekarang sedang berada didapur. "Lebih baik kau makan dahulu. Aku tahu kau belum makan. "
"Baiklah. " Jeongin tidak bisa membantah kecuali hanya menurut.
Pria itu adalah Chan. Bang Chan. Lelaki itu selalu menemaninya dari sejak ia memginjakkan kakinya di negara ini. Siapa yang bisa sangka?. Bahkan ia selalu ada saat Jeongin butuhkan. Mulai dari membantunya saat ia mengerjakan tugad kuliah, menuruti saat-saat Jeongin mengidam, bahkan ia juga ikut andil dalam mengurus Hyun In. Anaknya.
Masalah kuliah Jeongin, ia mengambil percepatan saat itu dan mengambil jurusan desain. Karena ia memang niat, jadi semuanya mudah dilalui. Termasuk skripsi. Ia dapat bantuan juga dari Chan. Ya, ia tahu bukan murni hasilnya sendiri. Namun, siapa yang bisa menolak bantuan berharga tersebut?.
Chan adalah seorang CEO muda di salah satu perusahaan yang ia bangun sendiri dari nol. Sebuah perusahaan ponsel dengan kualitas paling canggih. Jadi, boleh dibiliang ia sangat amat berada.
Pertemuan pertama Chan dan Jeongin dimulai saat Chan yang saat itu diminta menjadi motivator di Universitas tempat Jeongin belajar. Chan yang tidak sengaja bertatapan dengan Jeongin saat di aula, membuatnya merasakan cinta pada pandangan pertama. Mulai dari situlah, Chan mulai mencari tahu tentang Jeongin. Bahkan sampai tempat tinggal dan keluarganya. Lengkap. Tentu, dia punya uang.
Jeongin awalnya ingin menolak. Namun, Hyun In sudah terlanjur dekat dengan Chan. Bahkan Hyun In menganggap Chan adalah ayah kandungnya. Ya, Chan sepertinya serius dengannya. Lagipula, Chan tidak buruk. Kepribadiannya baik, dan tulus. Ia juga suka anak-anak.
Chan sudah mengetahui semuanya. Semuanya tentang Jeongin. Bahkan dirinya yang pernah terlibat hubungan terlarang dengan sang Kakak. Sampai Jeongin harus hamil anak darinya. Tapi, untungnya Chan mau membantu Jeongin untuk mengurus Hyun In.
Saat ini, belum ada hubungan yang sangat serius untuk mereka berdua. Chan ingin menikahi Jeongin. Namun, Jeongin masih ingin mencapai mimpinya. Boleh dikatakan, Jeongin cukup sukses sekarang. Rancangannya mulai dikenal dunia, butiknya sudah memiliki cabang dimana-mana.
"Je, melamun? " Tanya Chan menyadarkan lamunannya.
"Hah?. Hehe. " Kekeh Jeongin yang membuat Chan mengusap surai Jeongin. "Gemes banget kamu. " Ucapnya.
"Masih lucuan Nini tapinya. " Sambungnya yang membuat Jeongin kesal. Nini panggilan Hyun In dari mereka berdua.
"Je, kapan kita mau nikah? " Ketika Chan bertanya seperti itu, seketika Jeongin langsung tersedak. "Uhuk, uhuk. " Dengan segera, Chan memberikan air minum padanya.
"Makanannya pelan-pelan, gak bakal diambil kok. " Ujar Chan seraya membantu Jeongin untuk minum. "Makasih. "
"Masalah itu... " Jeongin sebenarnya bingung ingin menjawab apa. Namun, karena Chan menunggu jawabannya. "Aku ragu. Perasaanku. Apa sudah sepenuhnya berpindah atau bagaimana?. Aku rasa aku harus mengeceknya kembali. "
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIN ¦ HyunJeong
Fanfiction[✔] H Y U N J E O N G A R E A "Menyerah pada takdir atau bahagia berdosa? "