Double Up, ya.
"Kak, kamu suruhan Mama? " Ucapnya ragu. "Enggak, Jeong. Mama aja gak kenal dia siapa. Kenalin dong, ah. " Jawab Jinyoung.
"Ah, dia... "
Jeongin baru saja ingin memperkenalkan Chan didepan Jinyoung. Tapi, perkenalan itu sempat tertunda karena Jaebum yang pulang.
"Jeongin, akhirnya kamu pulang juga. Kok ada Chan disini? " Tanya Jaebum pas dia udah bergabung duduk diruang keluarga.
"Kok Papa kenal sama Kak Chan? " Tanya balik Jaebum yang mengundang penasaran warga penonton sekalian. Juga Jinyoung.
"Kok kamu kenal sama dia? " Tanya Jinyoung bingung. Suaminya tahu darimana.
"Ya, tau lah. Kan kita sering kerjasama. " Jawab Jaebum santai. "Kalau gak percaya, tanya aja orangnya. "
"Bener, Om. "
Lah, Jeongin aja kaget gegara bapaknya udah tahu duluan si Chan. Padahal dia mau ngenalin."Eh, ada cucu Papa. " Ucap Jaebum dan mengambil alih Hyun In dari gendongan Jinyoung. "Cucu gua juga ya. " Sahut Jinyoung tak terima.
"Chan, kok kamu kesini emang kenapa?. Apa ada masalah sama perjanjian? " Tanya Jaebum yang masih ingat dengan Chan yang cuma jadi penonton dadakkan.
"Enggak kok, Om. Saya mau nemenin Jeongin balik aja. Sekalian gitu kalo dikasih restu. " Ucap Chan lancar jaya.
Dering telepon yang berbunyi membuat fokus mereka semua teralihkan pada Chan. Ya, ponselnya berdering.
"Maaf Om, Tan. " Ucap Chan dan menjauh dari ruang tamu.
Chan meninggalkan Jeongin bersama kedua orangtuanya yang masih terfokus pada Hyun In. Ia menjawab telepon itu dan mengabarkan bahwa ia memiliki sedikit masalah di cabang perusahaannya disini. Jadi, ia harus turun tangan memastikan semuanya berjalan lancar. Terpaksa ia harus pergi dari rumah ini. Chan masih ingin menghabiskan waktu bersama mereka.
"Om, Tante, Je. Maaf, saya harus ke perusahaan dulu. Ada masalah disana. " Ucap Chan menyesal.
"Oh, sini Tante anterin ke depan. " Ujar Jinyoung sambil merapikan sedikit pakaiannya berjalan ke pintu depan.
"Tan, saya boleh kan minta restu buat nikahin Jeongin? " Chan langsung saja bicara langsung tentang niatnya saat sudah didepan pintu.
"Restu, ya? HAH RESTU?!??. Chan kamu yakin mau nikahin Jeongin? " Tanya Jinyoung yang histeris. "Kalau Tante lebih ke Jeongin. Kalau dia juga mau, Tante bakal restuin. Tapi, kamu tau kan? Perasaan Jeongin. "
"Iya, Tante. Makanya aku juga masih nunggu perasaan Jeongin. Kalau gitu, saya pergi dulu. " Pamit Chan.
"Hati-hati, Chan. " Ucap Jinyoung sambil menatap kepergian Chan. "Jangan terlalu berharap, Chan. Kamu itu anak baik. Kamu bisa dapetin yang lebih baik lagi dari Jeongin. Perasaan Jeongin masih kuat untuk Hyunjin. Apalagi dengan kehadiran anaknya sekarang. "
Jinyoung sempat terdiam sejenak sampai ia tersadar sesuatu. Ia harus segera bertanya kepada Jeongin. Bahkan Jinyoung sampai harus berlari dari depan ke ruang tamu.
"JEONGIN. " Teriak Ibunya. "Ada apa sih, Ma? Kok sampe teriak-teriak? " Jeongin juga ikutan panik lihat Mama-nya gitu.
"NAMA ANAK KAMU SIAPA? "
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIN ¦ HyunJeong
Fanfiction[✔] H Y U N J E O N G A R E A "Menyerah pada takdir atau bahagia berdosa? "