Part 9: Pelangi Setelah Hujan

226 19 0
                                    

Bunyi alarm yang cukup nyaring pagi ini membangunkan seseorang yang masih bergelung di dalam selimut tebalnya. Jam telah menunjukkan pukul 6 pagi. Seseorang yang baru tertidur jam 3 pagi setelah lelah menangis sepanjang malam.

Shilla buru-buru mematikan bunyi alarm di iPhone-nya, melirik jam dan terlonjak kaget. Karena ia baru tidur jam 3 pagi, ia kebablasan, melewatkan shalat subuh. Shilla bergegas ke kamar mandi dan berwudhu lalu melaksanakan shalat subuh walau matahari sudah mulai menampakkan wajahnya.

Selesai shalat, Shilla turun ke lantai bawah. Mba Asih sedang memasak sarapan untuknya. Shilla menghampiri Mba Asih.

"Masak apa, Mba?" tanya Shilla.

"Eh, Mba Shilla udah bangun. Biasa, nasi goreng dan omelet kesukaan Mba Shilla."

"Mm, masih lama ga Mba. Shilla udah laper banget.."

"Udah ini Mba, siap disantap."

Sambil menghidangkan nasi goreng untuk sarapan Shilla, Mba Asih memperhatikan wajah Shilla yang sedikit bengkak, matanyapun sembab.

"Mohon maaf, Mba. Apa Mba Shilla sakit? Mata Mba Shilla sembab." Tanya Mba Asih.

"Engga sakit kok, Mba. Jangan sampai sakit lagi, akhir-akhir ini Shilla udah sering nyusahin Mba karena sakit. Shilla ga apa-apa kok, Mba. Ini karena telat bangun aja." Tutur Shilla.

"Lah, Mba ga repot sama sekali. Beruntung Mba Shilla punya teman yang siap siaga jagain, anterin ke rumah sakit, ditungguin sampe sembuh. Mas Cakka itu baik banget ya, Mba, Ganteng lagi, cocok banget sama Mba Shilla." Ucap Mba Asih lagi.

Shilla hanya diam mendengar penuturan Mba Asih, bukan tak berniat menimpali, Shilla hanya takut airmatanya tumpah lagi seperti semalam. Shilla tersenyum sekilas pada Mba Asih dan menyelesaikan sarapannya dengan cepat.

Selesai sarapan Shilla kembali ke kamarnya. Shilla kembali berbaring lagi dikasurnya, uring-uringan. Shilla sudah tidak punya kelas aktif lagi di semester ini karena telah memasuki musim UAS. Hanya tinggal 2 mata kuliah yang belum diujiankan, jadwalnya besok pagi dan besok sore. Setelah itu libur semester. Shilla berencana akan langsung pulang ke Jakarta untuk berlibur.

Sebelum belajar untuk UAS besok, Shilla memilih packing terlebih dahulu. Ia memasukkan barang-barang seperlunya untuk dibawa ke Jakarta. Ia berencana akan di Jakarta sekitar 2 minggu walau libur semesternya kurang lebih satu bulan. 2 minggu berikutnya ia berencana menghabiskan waktu di perpustakaan sambil mempelajari lebih dalam ilmu psikologi dan mulai membaca tesis-tesis yang ada disana untuk persiapan tugas akhirnya.

Selesai packing, Shilla belajar. Saat tengah asik membolak-balik jurnalnya tiba-tiba iPhone-nya berdering. Telepon dari Cakka. Shilla menimbang-nimbang akan mengangkatnya atau tidak mengingat ia masih sedih dan sakit hati karena Cakka. Akhirnya Shilla memutuskan membiarkan saja iPhone-nya berdering. Hingga panggilan ketiga Shilla sudah tidak tahan lagi.

"........", Shilla menerima panggilan dari Cakka tapi ia hanya diam.

"Assalamualaikum. Shill...?", Ucap Cakka dari seberang sana.

"Waalaikumsalam.." Ucap Shilla, sekenanya.

"Shill... aku, minta maaf.."

Shilla diam lagi,

"Shill..?"

"Aku bosan dengar kamu dari tadi malem minta maaf terus. Bukan itu yang aku inginkan dari kamu." Nada bicara Shilla mulai terdengar sedikit kasar.

"Aku cuma berusaha ngelakuin yang terbaik untuk kita, Shill..."

"Terbaik apa, Kka? Hah? Kamu nyakitin aku tau ga?"

Karena Kisahmu Tertulis Denganku (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang