Setelah semua kesibukan Shilla berakhir ia pulang ke Jakarta bersama mamanya. Shilla punya waktu kurang lebih satu bulan untuk berlibur dan berkumpul bersama keluarganya sebelum menghadapi aktifitas perkuliahan yang lebih padat di semester III. Di semester III Shilla akan disibukkan dengan magang dan tugas akhir. Shilla ingin mengejar target ia harus tamat tepat waktu di semester VI, bahkan kalau bisa ia mengusahakan tamat lebih cepat.
Pasca pulang dari Solo diantar oleh Cakka hubungan mereka semakin membaik. Malah sekarang keadaan menjadi terbalik. Saat mereka dekat sebelum Shilla bertunangan dengan Heisel, Shilla yang sering bertanya kabar dan lebih perhatian, tapi sekarang malah Cakka yang intens menghubungi Shilla. Seperti sekarang, mereka sedang melakukan panggilan video melalui whatsapp.
"Kapan balik ke Jogja?" Padahal baru saja Shilla menyampaikan bahwa ia sampai di Jakarta kemarin sore, Cakka sudah menanyakan kapan Shilla akan balik ke Jogja lagi.
"Bulan depan, insyaAllah. Semester III dan seterusnya takut bakal sibuk banget jadi libur kali ini aku kayaknya sebulanan full di Jakarta. Kenapa? Kangen?" ucap Shilla sambil tersenyum.
"Engga... nanya aja..."
"Bilang aja kangen., hm.."
"Emang boleh apa kangen sama tunangan orang?"
"Ga boleh lah, masa kangen sama tunangan orang. Cari tunangan sendiri sana.."
"Ga ada yang mau sama aku, Shill... Apalah aku ini..."
"Merendah aja terros..."
Tok.. tok.. tok... "Mbash..", sedang asik mengobrol dengan Cakka, tiba-tiba mama Shilla mengetuk pintu kamar Shilla.
"Ya, Ma.." jawab Shilla. Karena kaget Shilla spontan mematikan panggilan video dan berlari ke arah pintu kamarnya.
"Ada apa, Ma?"
"Ada Heisel di bawah." Shilla menepuk jidatnya, ia lupa punya janji akan dinner di luar dengan Heisel, dan Shilla bahkan sudah mengenakan piyama bersiap untuk tidur.
Shilla buru-buru bersiap-bersiap dan kemudian menemui Heisel. Ia meminta maaf karena ia benar-benar lupa.
*****
Shilla dan Heisel dinner di salah satu restoran di daerah Bintaro, Jakarta Selatan. Mama Shilla menawarkan agar mereka makan di rumah karena saat akan keluar rumah jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tapi Heisel tetap keukeuh ingin dinner di luar.
"Shill, aku pengen ngomong serius.." setelah selesai dengan makannya, Shilla mengeluarkan iPhonenya berniat meminta maaf pada Cakka karena memutuskan sambungan panggilan video mereka secara sepihak, tapi suara Heisel menghentikan aktifitasnya.
"Apa, Sel?"
"Aku ingin kita menikah secepatnya, Shill.."
Hal inilah yang Shilla takutkan dari awal ia setuju untuk bertunangan dengan Heisel. Ia bisa saja mengatakan iya untuk pertunangan, tapi untuk menikah ia sama sekali belum siap. Sampai sekarang ia bahkan belum bisa memantapkan hatinya untuk Heisel. Ditambah akhir-akhir ini Cakka selalu mengganggunya, baik mengganggu secara langsung maupun tidak langsung. Cakka akhir-akhir ini sangat perhatian padanya. Hal itu membuat Shilla menjadi goyah.
"Harus secepat ini, Sel? Aku belum wisuda." Shilla berusaha memberi alasan paling rasional.
"Ga apa-apa. Kita bisa LDR sampai kamu lulus. Jakarta-Jogja deket, Shill."
"Nanti-nanti aja, Sel. Kita nikmati dulu."
"Nikmati apa? Kalau kayak gini-gini aja udah cukup 3 tahun kita pacaran kemaren."
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Kisahmu Tertulis Denganku (COMPLETE)
FanfictionMengisahkan dua anak manusia yang pernah 'dekat' saat usia remaja, lalu berpisah, hingga kemudian bertemu kembali saat keduanya telah dewasa. Banyak perubahan yang mereka temukan dalam diri masing-masing. Tekad ingin bersatu kembali dari salah satu...