Part 15: Teman tapi Backstreet

227 17 0
                                    

Pertunangan antara Shilla dan Heisel akhirnya tetap dilaksanakan. Shilla sempat meneteskan airmata sesaat setelah Heisel memasangkan cincin ke jari manisnya, bukan air mata bahagia, tetapi sebaliknya. Walau telah resmi menjadi tunangan Heisel yang ada dipikiran Shilla hanya Cakka, Cakka, dan Cakka.

Dua hari setelah acara pertunangannya dengan Heisel, Shilla pulang ke Jogja diantar oleh Heisel. Shilla sama sekali tak berkomunikasi lagi dengan Cakka. Miss komunikasi antara dirinya dan Cakka cukup membantu Shilla untuk mulai belajar mencintai Heisel. Shilla pikir, mungkin memang Heisel takdirnya. Puas sudah segala sesuatu ia lakukan untuk bisa bersama Cakka tapi tetap saja ia tak berhasil.

*****

Baik Cakka maupun Shilla kini menjalani hari mereka seperti biasa, tanpa berkomunikasi lagi. Tapi karena kemajuan teknologi, walau mereka tak saling memberi kabar tetap saja Cakka tau apa kegiatan Shilla melalui whatsapp dan instagram.

Saat mengintip-intip story WA Shilla Cakka merasa tangannya gatal ingin mengomentari sekedar bertanya apakah Shilla sudah di Jogja tapi Cakka mengurungkan niatnya, ditambah story Shilla berikutnya terlihat Shilla memvideo Heisel saat mereka makan bersama. Mereka terlihat bahagia.

Cakka menutup aplikasi whatsappnya, "Sudahlah, Kka.. ayo belajar melupakan mulai sekarang. Kamu sendirikan yang menginginkan Shilla mengikuti kemauan orangtuanya." Gumam Cakka pada dirinya sendiri.

Cakka berusaha untuk memejamkan matanya. Namun bayangan Shilla yang tertawa bersama Heisel tak bisa hilang dari pikirannya. Ia menebak-nebak sendiri, "Berarti Heisel ikut Shilla ke Jogja.", "Apa Heisel nginep di rumah Shilla?", "Berapa lama Heisel di Jogja?", dan pertanyaan-pertanyaan lain terkait Heisel dan Shilla yang berkelabatan di benak Cakka. Alhasil, malam itu Cakka tak bisa tidur dengan nyenyak.

*****

Tepat dua minggu setelah acara pertunangan Shilla, dek Hiro berulang tahun. Mas Elang dan Mba Ulin mengadakan syukuran kecil-kecilan atas nikmat umur dan rezeki yang dianugerahkan oleh Allah kepada dek Hiro. Disana ada bunda Idha dan teman-teman dekat Cakka yang biasa ke rumah mereka.

Bunda Idha yang memperhatikan anak ragilnya melamun sementara yang lain heboh sambil makan dan bermain dengan Hiro menghampiri Cakka.

"Kenapa, Kka?" tanya bunda.

Cakka yang sedang menatap keluar jendela sedikit kaget. Cakka terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat, tak seperti biasanya. Cakka tak fokus sama sekali ke acara makan-makan walau teman-temannya yang lain tampak heboh.

"Ga apa-apa kok, Bun.." jawab Cakka sambil memperhatikan iPhone-nya, mengecek pesan masuk agaknya.

"Kamu udah pernah ketemu Shilla lagi setelah dia tunangan?"

"Belum, Bun, dan ga perlu juga kayaknya."

Bunda menghembuskan nafas lelahnya. Bunda lelah sekaligus sedih melihat putranya. Ia tahu betul bagaimana Cakka sangat menyukai Shilla semenjak mereka kecil. Tapi apa daya, bundapun tak bisa berbuat apa-apa untuk membantu anaknya.

"Semoga kamu bisa ikhlas ya, Nak. Bunda doain semoga kamu dapat yang terbaik. Kamukan sering bilang, terkadang yang menurut kita baik belum tentu itu yang terbaik untuk kita. Tetap kuat dan jadi anak baik ya sayang." Ucap bunda Idha sambil mengelus-elus bahu Cakka.

Cakka memeluk bundanya, begitulah kebiasaannya jika sedang sedih atau sedang banyak masalah, pundak bundanya adalah tempat ternyaman untuk ia bisa menenangkan hati dan pikirannya.

"Cakka sayang Shilla, Bun. Sayang sama bunda juga. Shilla dan bunda adalah wanita baik hati yang Allah anugerahkan untuk Cakka. Cakka bersyukur banget atas anugerah itu. Cakka hanya ingin bunda dan Shilla bahagia. Beberapa hari Kka perhatiin dari sosial medianya, Shilla kayaknya udah bahagia, Bun. Alhamdulillah." Ucap Cakka sambil bersender di pundak bundanya.

Karena Kisahmu Tertulis Denganku (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang