Part 10: Buah Ketulusan

233 20 0
                                    

Setelah menyelesaikan ujian terakhirnya Shilla bergegas pulang ke rumah. Ia akan langsung pulang ke Jakarta malam ini. Shilla sengaja memilih penerbangan malam agar sesampainya di Jakarta ia terhindar dari macet saat jalan pulang dari bandara ke rumahnya.

Sesaat setelah Shilla sampai di kamarnya tiba-tiba iPhone-nya berdering, telepon dari Cakka.

"Halo, Kka..."

"Biasain pake 'Assalamu'alaikum' kalau sesama muslim, Shill.." peringat Cakka dengan lembut.

"Eh, iya. Maaf, Kka. Hehe. Aku ulangi deh, 'Assalamualaikum, Kkaa..'" ulang Shilla.

"Nah, gitu dong. Waalaikumsalam. Udah kelar ujiannya?"

"Udah, Kka. Ini baru nyampe rumah. Mau langsung siap-siap ini."

"Flight jam berapa?"

"Jam 10, Kka."

"Oke. Aku sampe disana satu jam dari sekarang ya. Aku siap-siap dulu. Sebelum ke bandara kita makan dulu."

"Wokeh..,"

"Aku tutup ya. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

*****

Setelah mematut diri di depan kaca sekitar 15 menit Shilla mengecek kembali barang-barang yang akan ia bawa pulang ke Jakarta. Mengingat ia akan disana kurang lebih 2 minggu ia membawa cukup banyak pakaian. Setelah semua beres ia ke dapur menyiapkan makanan yang telah ia beli untuk dimakan bersama Cakka.

Ting nong... ting nong...

Bel rumah berbunyi, Shilla bergegas membuka pintu rumahnya. Shilla menyambut kedatangan Cakka dengan senyum sumringahnya. Walaupun Cakka tak mau menyebut hubungan mereka sebagai 'berpacaran' tapi Shilla tetap merasa bahwa apa yang sedang mereka jalani sekarang tak ubahnya seperti sepasang kekasih.

"Assalamu'alaikum..." ucap Cakka sesaat setelah Shilla membukakan pintu untuknya.

"Waalaikumsalam. Masuk, Kka. Langsung ke meja makan." Ucap Shilla sambil tersenyum senang.

Mereka berdua berjalan beriringan ke meja makan. Shilla sengaja membeli 2 porsi spageti untuknya dan Cakka. Mereka menghabiskan waktu sekitar setengah jam menikmati makan malam sambil mengobrol.

Selesai makan mereka bergegas ke bandara. Jarak rumah Shilla dengan bandara tidak terlalu jauh sehingga mereka menikmati perjalanan ke bandara dengan santai. Tapi karena terlalu santai Shilla hampir telat check in.

"Kka, kamu ga usah anter ke dalem ya. Aku langsung check in, udah mepet ini."

"Loh, ga apa-apa?"

"Ga apa-apa."

Sebelum keluar dari mobil Cakka Shilla mengulurkan tangannya ke arah Cakka.

"Kenapa?" tanya Cakka.

"Mau salam?" Ucap Shilla, bingung. Tapi lalu tersenyum karena Cakka membalas uluran tangannya. Shilla kemudian menyentuhkan punggung tangan Cakka ke keningnya.

"Ey, harus halal dulu kalau salam model begini..." ucap Cakka sambil tersenyum, tapi tersirat keseriusan dalam nada bicaranya.

"Ya, tau, bukan muhrimkan? Makanya, halalin aku dwong..." ucap Shilla sambil bercanda.

"Hmm, sudah sana, katanya telat." Ucap Cakka sambil tersenyum, mengabaikan candaan Shilla.

"Oke.., emm.." Shilla menggantung ucapannya sambil menatap Cakka.

Karena Kisahmu Tertulis Denganku (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang