Part 23: Flashback (1)

247 15 2
                                    

Shilla dan Cakka sedang asik menonton TV di ruang tengah. Salah satu cara mereka menikmati waktu istirahat setelah pulang kerja sambil menunggu malam.

Shilla duduk di atas sofa dengan Cakka di sampingnya, duduk santai sambil merangkul pundak Shilla. sedangkan si kecil cantik duduk selonjoran di karpet sambil membolak-balik buku nada yang ia bawa dari studio ayahnya. Sesekali ia bertanya pada Cakka apa maksud dari simbol-simbol yang tertera disana.

"Assalamualaikum, Yah, Bun." Seketika Cakka menoleh. Azmi menghampiri mereka, lebih tepatnya langsung mendudukkan dirinya di samping bundanya. Ia lalu menyenderkan kepalanya ke bahu bundanya. "Maafin Azmi ya, Bun. Kemaren Azmi marah-marah sama bunda."

Shilla dan Cakka saling pandang melihat tingkah anak sulungnya itu. "Dapat pencerahan dari mana nih? Pulang-pulang langsung minta maaf sama bunda?" Ucap Shilla.

Azmi menegakkan tubuhnya lalu beralih duduk di samping adiknya sambil mengelus-elus rambut adiknya. "Habis latihan basket tadi pagi, Azmi sama Mas Hiro ke tempat Kakek. Azmi bilang lagi ngambek sama bunda, terus dinasehatin kakek deh." Ucap Azmi.

"Maafin bunda juga ya sayang. Bunda kebawa emosi kemaren karena bunda belum siap jauh dari kamu. Tapi sekarang bunda berubah pikirian." Senyum Shilla. Seperginya Azmi ke rumah Hiro, Cakka langsung menemui Shilla di kamar mereka. Ia memberi pengertian pada Shilla yang akhirnya mampu membuat Shilla luluh.

"Jadi Azmi boleh modok di Gontor, Bun?" tanya Azmi refleks mengguncang kaki Shilla saking senangnya.

"Ya, Sayang. Ayah udah janji sama bunda nanti kita akan sering-sering jenguk kamu disana." Ucap Shilla sambil mengelus puncak kepala Azmi yang kini merebahkan kepalanya menyender ke kaki Shilla sambil tersenyum senang. Ia memeluk kedua kaki Shilla. "Thanks, Bunda." Ucapnya.

Cakka mengacak-acak rambut anaknya yang manja itu. "Udah SMP ga boleh manja lagi, Mas. Disana ntar serba sendiri loh, ga ada bunda sama ayah lagi tempat manja-manja." Ucap Cakka.

"Ya, Yah. Makanya Azmi pengen mondok, supaya Azmi ga manja. Kalau di rumah kan dimanjain terus sama ayah sama bunda."

"Ini, Yah. Cio udah selesai." Ucap Arsy yang sedari tadi tenggelam dalam dunianya sendiri. Ia menyerahkan buku nada pada Cakka.

"Gimana? Cio udah bisa?" tanya Cakka sambil menyambut uluran tangan anaknya yang mengarahan kedua tangannya ke Cakka ingin dipangku.

"Sekarang belum, Yah. Cio langsung main aja nanti diajarin ayah." Ucap Cio sambil mengucek-ucek matanya yang tinggal 5 watt.

Arsy kemudian beralih mengulurkan tangannya pada Shilla. Shilla memangku Arsy sambil menyibak poni anaknya yang sudah mulai panjang hampir menyentuh matanya. "Kan udah bunda bilang, pasti bakal ngantuk sore. Tadi siang ga mau bobok." Arsy tak menanggapi ocehan Shilla, ia malah semakin mengeratkan pelukannya di leher Shilla. "Bobok bunda, Cio ngantuk."

Shilla menghela nafas. Akhir-akhir ini jadwal tidur anak gadisnya itu jadi kacau karena pengasuh Arsy izin pulang ke kampungnya 2 minggu. Jadilah ia dan Cakka yang harus membagi waktu menjaga Arsy di sela-sela kesibukan mereka.

Hari ini Shilla seharian di kampus, baru bisa pulang jam 3 sore. Arsy dijaga oleh Cakka. Permasalahannya, kalau sedang bersama ayahnya, anak gadisnya itu betah seharian nangkring di studio. Sang ayah apalagi. Melihat anaknya anteng di studio, dia juga ikut-ikutan betah sampai kadang lupa sama jadwal tidur siang anaknya. Kadang, kalaupun ingat, anak-ayah ini tidur siang di sofa studio. Sebetah itu.

"Udah, bobo-in aja sana. Kasian tu anaknya udah ngantuk banget." Ucap Cakka.

"Ayah sih. Anaknya jadi ga teratur tidurnya." Sungut Shilla sambil memukul pelan lengan suaminya. Shilla membawa Arsy dalam gendongannya yang ternyata sudah terlelap. Ia bergegas ke lantai atas dan menidurkan anaknya.

Karena Kisahmu Tertulis Denganku (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang