Part 5: Roudlotul Fatihah

362 16 0
                                    

Sabtu malam yang ramai di kota Jogja, banyak muda-mudi yang hangout bersama teman-teman. Beberapa dari mereka ada yang nongkrong di café, nonton bioskop, dan sebagainya. Beda halnya dengan salah satu mahasiswi magister Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Ashilla. Malam Minggunya ia habiskan dengan membolak balik artikel yang berisi angka-angka hasil analisis statistik yang rumit, ditambah artikel tersebut berbahasa asing yang membuat kerutan di dahi Shilla berlipat-lipat saat mencoba memahaminya. Walau malam Minggu, Shilla tetap menghabiskan waktunya untuk belajar, mengerjakan tugas-tugas yang tingkat kesulitannya dua kali lipat dari tugas-tugasnya saat S1.

Setelah hampir 3 jam Shilla habiskan untuk belajar ia mulai lelah, lebih tepatnya mumet. Shilla memutuskan untuk istirahat, ia membereskan laptop, buku-buku, dan artikel-artikel jurnal psikologi yang telah ia pelajari. Setelah beres ia ke kamar mandi untuk membersihkan wajah dan berwudhu sebelum memutuskan untuk tidur. Sambil berbaring di atas kasur empuknya Shilla iseng membuka whatsapp, intip-intip story dari kontak-kontak yang tersimpan di iPhone-nya. Ia membuka story Cakka, tampak Cakka sedang mengikuti kajian rutin di Minggu malam bersama beberapa orang yang Shilla kenal, ada ayah Cakka, ada Mas Elang yang Shilla ketahui adalah kakak Cakka. Iseng, Shilla membalas story yang diupdate Cakka.

'Ini ngaji dimana, Kka?'

Cakka yang kebetulan online langsung membalas chat dari Shilla.

'Di Pondok Roudlotul Fatihah, Shill. Di Plered.'

'Bisa untuk umum, Kka? Kayaknya ada ayah kamu sama Ka Elang juga.'

'Sekarang acara Jagongan bareng K.H. Gus Fuad, Shill. Bisa untuk umum.'

'Bahas apa aja, Kka? Boleh tuh untuk isi malam Minggu dengan hal yang bermanfaat.'

'Kamu kalau tertarik, gabung aja. Sesuai tema pembahasannya, sekarang lagi bahas tentang hukum bermusik. Banyak musisi-musisi Jogja juga yang ikut gabung.'

'Wah, aku mau dong ikut gabung.'

'Oke, Minggu depan ya.'

Shilla menutup aplikasi whatsappnya dan menonaktifkan smartphonenya. Minggu depan ia ingin ikut gabung ngaji bareng Cakka. Dia ingin memperdalam ilmu agama juga. Semoga ini awal yang baik. Dia belum bisa membedakan melakukan hal ini karena memang ingin mulai belajar agama lebih dalam atau karena ingin berada dekat dengan Cakka selalu. Apapun itu ia hanya berharap semoga apa-apa yang ia lakukan selama di Jogja membuahkan hasil yang baik.

*****

Lusa, Rabu 6 November adalah hari pernikahan Zahra dan Gabriel. Cakka sudah berjanji pada kedua teman idola ciliknya itu untuk menghadiri acara pernikahan mereka. Cakka akan ke Jakarta besok, ia akan menginap di apartemen bundanya sekalian mengunjungi bundanya karena sudah lama ia tidak mengunjungi beliau yang memang menetap di Jakarta sejak lama.

Cakka teringat Shilla, tidak mungkin gadis itu tidak menghadiri pernikahan teman satu angkatannya di idola cilik karena dibanding Cakka, Shilla lebih dekat dengan Gabriel dan Zahra. Cakka mencoba menghubungi Shilla menanyakan kapan ia akan ke Jakarta. Telepon dari Cakka diangkat oleh Shilla pada dering ketiga.

"Halo, Kka?"

"Assalamualaikum, Shill.."

"Ya, Kka. Waalaikumsalam."

"Shill, kamu datang ga ke nikahan Zahra sama Iyel lusa?"

"Ya, Kka. InsyaAllah aku dateng. Kamu datengkan? Berangkat ke Jakarta kapan?"

"Ya, Shilll aku dateng. Aku berangkat besok flight pagi, mau ke tempat bunda dulu."

"Aku juga flight pagi tapi hari Rabu karena hari Selasa full kuliah dari pagi. Ketemu disana ya."

Karena Kisahmu Tertulis Denganku (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang