29

1.1K 103 23
                                    

Langkah kaki ku terasa sangat cepat meskipun sekujur tubuhku menjadi lemas, air mata ku tak berhenti mengalir, aku terus berlari secepat mungkin.

" DADDY ! "

Tangis ku pecah saat melihat tubuh namja yang paling ku sayangi terbaring dengan kain putih. Aku terus memaksanya untuk bangun sambil memeluk namja yang sangat ku sayangi.

" Leo! Bagaimana ini bisa terjadi ?! "

" Ayahmu terkena serangan jantung saat berada di kamar mandi. "

" Bagaimana ini bisa terjadi, Leo ?! "

" Aku tidak tahu, Fany. Aku baru saja ingin meminta gula di rumah mu, lalu aku sudah menemukan ayah mu tak sadarkan diri di kamar mandi. "

" DADDY ! BANGUNLAH, KU MOHON ! "

" Jangan sekali-kali kau berani menikah jika namja itu bukan Taeyeon. "

" Daddy. "

" Daddy tidak mempercayai namja mana pun selain Taeyeon. "

" . . . . . "

- - - - - - - - -

" Are you crazy, Stephanie ? Kalian bercerai ?! "

" Ne, daddy. "

" Apa yang ada di dalam pikiranmu ? Pernikahanmu dengannya adalah impian ku. "

" Daddy, kami memiliki alasan bersama. "

- - - - - - - - -

" Fany, jika kau ingin menikah untuk kedua kalinya, aku ingin Taeyeon ada di sana. Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa bertahan. Tapi aku hanya minta satu hal padamu, Taeyeon harus ada di sampingmu. "

Air mata ku semakin membasahi wajahku setiap kali ku ingat semua ucapannya yang mengarah pada namja itu, daddy sangat menyayangi Taeyeon bahkan terkadang aku merasa jika daddy lebih sayang pada Taeyeon.

Next Day . . .

Sudah seharian aku menjaga daddy dan menunggu semua keluarga berkumpul, aku merasa begitu terpukul, kini tidak ada lagi tempat untuk bercerita bahkan untuk berargumen. Aku benar-benar rapuh saat ini, untuk berbicara dengan orang pun aku tidak ingin.

" Fany-ah, Taeyeon datang. "

Ia berjalan ke arah ku bersama dengan teman-temannya dan yeoja itu. Wajahnya terlihat sedih, namun tidak sesedih saat kami berpisah, wajar saja itu semua karena dia lupa jika daddy sangat menyayanginya.

" Fany, aku turut berduka. "

" Gomawo, Tae. "

" Bolehkah aku melihat Mr Hwang untuk terakhir kalinya ? "

" Ne. "

Aku melihat dia mengisyaratkan pada yeoja itu untuk menunggu di sisi ruangan bersama yang lainnya dan setelah itu dia berjalan mengikuti ku. Tepat di samping tubuh daddy, namja itu tak bisa menahan tangisnya, bahkan dia sampai tertunduk.

" Mianhae, Mr Hwang, jeongmal mianhae. "

" . . . . "

" Mianhae, kami harus berpisah dengan alasan kami. Jeongmal mianhae. "

Lagi, tangis ku pecah begitu saja mendengar permohonan maafnya, dia tidak sepenuhnya mengingat apa yang terjadi di masa lalu, tapi dia tidak segan untuk meminta maaf pada daddy.

" Mianhae Mr Hwang. ", suaranya tak lagi terdengar jelas, dia benar-benar menangis.

" Tae ", aku mengusap pundaknya dengan lembut dan mencoba untuk menenangkan namja itu.

ME vs MY EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang