Brilly menyusuri taman rumah Sakit, Ada yang tertawas, menangis, bercanda berjemur, tatapannya tertuju pada seorang gadis yang tengah memegang perutnya Sambil merutuki dirinya
"Lo kenapa?" Tanya Brilly, cewe itu menatapnya Brilly tak suka
"Ngapain Lo?!" Bentak cewe itu
"Dihh kok nyolot sih lo? Gw baik-baik yah ngomong sama lo!" Karna kesal, Brilly meninggalkan gadis itu dan pergi mencari makanan
Karna kesal, Brilly akhirnya memesan begitu banyak makanan yang dibungkus. Entahlah, dia lelah menangis dan menangis.
Brilly menghabiskan ketiga porsi gado-gado yang ia pesan, kemudian ia menambah lagi salad sayur dan salad buah. Brilly juba dapat menghabiskan makanan itu.
Kethauilah, Brilly bukanlah wanita yang gengsian. Bahkan ia dengan beraninya makan atau pesan banyak makanan didepan orang spesialnya
Tak lama kemudian, ada seseorang yang memegang bahunya. Lantas ia menoleh, ia melihat Regan dan Izzas kakaknya.
"Laper nigh gara-gara galau?" Ejek Izzas, Izzas menarik telapak tangan Kiri Brilly yang masih dibungkus perban warna. Perban itu mengeluarkan noda merah, yang artinya. Darah itu keluar lagi.
"Bengal sih kalau dibilangin! Udah aku bilangin kan Jangan banyak ditekuk tangannya!"
"Ihhh ganggu ajah sih!! Ehhh itu punyakuuuu! Pergi sanaaa!!" Usir Brilly yang melihat Regan mencomot Salad sayur nya.
"Pelitt banget sihh!! Awas ditinggalin sama Adit gara-gara lo pelitt" Regan mencubit, kemudian mendapat plototan tajam dari Izzas
Brilly terdiam dan menangis, Regan kebingungan dibuatnya. Ini adalah tangisan yang sangat menyakitkan bagi kedua dokter muda itu
"Akuu ke kamar Adit dulu" pamit Brilly yang meninggalkan mejanya. Ibu kantin berjalan menuju meja Izzas dan Regan.
"Pak Dokter... Mbaknya kemana?" Tanya si ibu
"Nohhh" tunjuk Regan dengan dagu yang mengarah pada Brilly yang sedang berjalan cepat menuju lift
"Kenapa?" Tanya Izzas
"Mbaknya belom bayar pak Dokter" Izzas dan Regan mendengus.
"Berapa?" Tanya Izzas
"Seratus tiga ribu rupiah Pak" Izzas menghela nafas panjang. Pasalnya, ia surah tabu kalau akan membayar lebih Dari Lima puluh ribu.
"Patungan Gan!" Paksa Izzas melototkan matanya
"Busetttt.. Tuh anakkk masihhh ajahhh samaaa" keluh Regan merogoh jas dokternya mengeluarkan yang Lima puluh ribu satu dan seribu satu.
Kemudian, Izzas pun sama.
Mereka memberikannya kepada ibu kantin. Eittt Ada yang kurang!
"Kurang seribu mas" Kara si ibu dengan cengirannya
"Aisshhhh. Lo bayar yang serebu!" Paksa Regan kepada Izzas
"Kagakkk. Lo Kan anak pertama, Brilly anak terakhir. Jadi, lo yang harus bayar!" Elan Izzas
"Enak ajahhhh!"
Mereka berdebat sekitar 15 menit lebih 28 detik. Tepatnya pada hari Sabtu, 28 Desember 2019. Pukul 08:48
***
Matanya tertuju hanya pada Adit yang berbaring lemah. Hatinya hancur melihat laki-laki yang kurang lebih 11 bulan ini menemani hidupnya. Tubuhnya kaku, tak bergerak hanya untuk menggeserkan tangannya.
Tak lama kemudian, Air matanya jatuh. Bibirnya mengulas senyum, mengusap tangan Adit dan beralih pada pipinya
"Sampe kapan kamu tidur kaya gini hmm?" Tanya Brilly
Brilly menghapus air matanya kasar, kemudian tersenyum lebar. Ia berusaha untuk tidak akan menangis di hadapan Adit.
KAMU SEDANG MEMBACA
And anymore
FantasyBrillyandra Vanya Vendra, gadis yang harus menjalani kisah hidupnya yang tak terduga.. Dia di tuntut untuk bisa lebih dalam segala hal. Hidup dalam kemewahan baginya tidak lah berarti jika dibandingkan dengan hidupnya saat ini. Cobaan yang terus dat...