AA:35

44 4 0
                                    

Siang ini aku dan Dini berjalan-jalan di Mall. Daksa sedang libur, jadi aku menitipkan Galaksi kepada Daksa. Sejujurnya aku sedikit khawatir meninggalkan Galaksi kepada Daksa. Terlebih, Daksa sangat gemas dengan Galaksi. Dan aku meninggalkannya pasti sampai sore. Dia laki-laki, apakah bisa merawat seorang bayi?

Aku mengajak Dini membeli beberapa baju untuk dibawa ke Indonesia sebagai oleh-oleh. Dengan penuh semangat, Dini mengajakku keliling toko mencari pakaian yang menurutnya bagus. Dia berhenti di salah satu butik pengantin di Mall. Aku mengikutinya masuk, melihat-lihat baju pengantin yang indah. Dini melihat satu set perhiasan yang sangat indah. Kemudian mengajakku untuk membelinya. Saat ia memegang perhiasan itu seseorang juga memegang perhiasan itu secara bersamaan. Dini melihat seseorang itu, dibelakangnya ada seorang laki-laki yang sangat ia kenali

"Kak Akram" Dini

"Kau mengenal calon suamiku?" Dini menitihkan air matanya didepan wanita yang mengaku sebagau calon istri Akram. Aku menarik Dini, namun Dini berlari menuju Akram dan memeluknya. Akram hanya diam mengatupkan bibirnya tanpa bersuara

"Aku rindu. Aku rindu, aku rindu kakak! Aku rindu. Aku sayang kakak!" calon istri Akram pun marah, menarik baju Dini dan menamparnya dengan keras, aku menarik Dini berlindung di pelukanku.

"JADI KAMU, MANTAN PACAR TERAKHIR AKRAM. KAMU YANG SUDAH MENINGGALKAN AKRAM, MENYELINGKUHINYA, TANPA RASA MALU, HAMIL DENGAN LAKI-LAKI LAIN DIBELAKANG AKRAM" akram hanya diam mendengar Dini di Hina, karena tidak terima aku menampar wanita itu sampai ia terjatuh. Akram yang tidak terima kemudian membentakku

"JANGAN MENYENTUH ISTRI SAYA!" ucapnya memperingatkanku

"KALAU SAYA TIDAK BOLEH MENYENTUHNYA MAKA JANGAN SENTUH ADIK SAYA. SURUH ISTRIMU UNTUK MENJAGA UCAPANNYA ATAU DIA AKAN MENYESAL"

"HEY, TIDAK USAH SOK JAGOAN KAMU! KAMU TIDAK TAHU SIAPA SAYA BUKAN?! ASAL KAMU TAHU, SAYA BERKATA BENAR TENTANG WANITA YANG KAU PANGGIL ADIKMU"

"Kamu yang tidak tahu siapa saya. Saya peringatkan kepada kamu, minta maaf kepada adik saya dan jaga ucapanmu!"

"Huh apa? Jaga ucapan. Adik bajinganmu itu yang sudah membuat Akram hampir gila-"

"HEY BODOH, AKRAM SUDAH MEMBUAT ADIKKU GILA KARENA DIA YANG TIBA-TIBA MEMUTUSKAN HUBUNGANNYA DENGAN ADIKKU. DIA MENINGGALKAN ADIKKU YANG SANGAT MENCINTAINYA, KAMI KELUARGANYA BERUSAHA KERAS SUPAYA IA SEMBUH DARI PENYAKIT MENTALNYA SELAMA INI, DINI HAMPIR MATI KARENA PENYAKIT MENTALNYA. SUAMIMU HAMPIR GILA KAN? ADIKKU SUDAH GILA DAN HAMPIR KEHILANGAN NYAWANYA. KAU LIHAT DIRIMU AKRAM, PANTASKAH KAU BERBOHONG DEMI WANITA KAYA SEPERTINYA HUH? APAKAH DINI TIDAK CUKUP KAYA UNTUMU?" Aku sudah naik pitam dibuatnya, kemudian mengeluarkan semua uang di dompetku dan melemparkannya kepada Akram

"BERANINYA KAU MELEMPAR UANG YANG TIDAK ADA HARGANYA INI PADA DILARA ANIRA GULDASTA! PUTRI TERSAYANG KELUARGA GULDASTA!"

"Dan kau tahu siapa saya? Brillyandra Vanya Vendra. Dalam waktu 24/2 kamu akan tahu siapa saya! Ingat saja namaku Dilara" ucapku dengan penuh penekanan. Aku menggandeng Dini keluar mall dan mengajaknya ke Hotel.

"Dini, aku kakakmu kan?" tanyaku dan Dini pun mengangguk

"Lakukan apapun yang kamu mau. Teriak, menangis, bahkan jika kamu mau memecahkan semua ini. PECAHKAN SEMUANYA, KELUARKAN APA YANG INGIN KAU KELUARKAN DINI SEKARANG!!" dini berteriak dengan lantang, gadis itu menangis dengan keras. Sedangkan aku menelfon Papa untuk meminta bantuannya

"Dilara Anira Guldasta. Tolong papa cari tahu siapa dia dan dari keluarga mana dia"

'Guldasta.. Guldastaa.. Ah iyah Papa ingat, salah satu kolega bisnis Papa yang ada di Jepang pernah menghutanginya, dan dia sahabat Papa. Dia adalah paman Eiji Gin. Kamu inget kan? Papa bakalan minta tolong sama dia'

"Thankyou Paah"

'You're wellcome baby girl'

Aku memutuskan sambungan telefon. Kemudian memeluk Dini yang masih menangis, dan kemudian kembali ke Apartemen. Aku menyuruh Dini untuk segera Mandi dan makan malam bersama. Aku menghampiri Daksa dan juga Galaksi di Kamar. Aku melihat Galaksi yang sedang berada di pelukan Daksa. Bahkan, kasih sayang Daksa bisa kurasakan padahal hanya melihatnya saja.

Terkadang aku berpikir, apakah Antariksa akan sesayang Daksa pada Galaksi. Akankah ia bisa mencintai Galaksi lebih dari nyawanya sendiri. Aku mendekati Daksa, mengusap rambutnya dan memeluknya pelan. Air mataku perlahan menetes membasahi pakaiannya. Aku yang merasa ia bergerak pun segera menyeka air mataku dan berpindah ke Balkon. Aku menangis disana, di usiaku yang masih sangat muda, aku sudah menjadi seorang ibu. Kemudian aku memikirkan tentang Daksa yang begitu tulus padaku.

"Kenapa hmm?" aku mengusap perlahan wajahku dan membalikkan badan menghadap Daksa

"Engga. Gak ada apa-apa"

"Gak ada apa-apa? Air matamu seolag menjelaskan bahwa sedang ada sesuatu di hatimu" Dia memeluk pinggangku, Daksa menarikku untuk ikut duduk di Sofa Balkon

"Aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu. Jangan tinggalkan aku apapun alasannya, aku mencintaimu" Daksa memelukku semakin erat. Laki-laki itu menelusupkan kepalanya di sela-sela leherku dan menyesapnya. Mencium aroma badanku yang kurasa sedikit bau keringat. Daksa melarangku untuk mandi dan langsung menyuruhku untuk makan malam. Saat kami makan malam, aku mendengar suara tangisan Galaksi, aku dengan cepat segera berlari ke kamar.

Saat aku membuka perlahan pintu kamarku, Aku melihat seseorang menggendongnya menuju balkon. Dan dengan cepat aku menekan tombol darurat, dimana alaram pengawasan menjadi di waspadakan. Aku melihatnya yang kaget dan kebingungan akan keluar dari mana. Karena melihat bawah balkonku yang semua lampunya menyala. Dan dengan segera, aku memberitahukan kepada scurity. Namun sialnya, dia berhasil membawa Galaksi.

Daksa yang kaget pun segera menghubungi polisi, kami bertiga sedang ada di mobil saat ini, aku melihat Daksa yang sangat panik, dengan memegang punggung tanganku. Entah mengapa, perasaanku bisa tenang dengan adanya dia disampingku. Aku segera menelfon papa, berharap ia memiliki kenalan disini yang biaa menolong kami

"Pahh, Galaksi di culik!" ucapku yang mencoba tidak panik

'Diculik? Bagaimana bisa?'

"Kami lagi makan malam tadi paa. Aduh entar ajah tanyanya ini gimana? Papa bisa bantu?"

'Umm giniii, kamu masih inget sama kain biru yang papa lipet dan papa suruh kamu masukin ke kaus kaki Galaksi? Kapan pun?'

"Iyah aku inget paa"

'Kamu pasangin ke diaa?'

"Iyah, Brilly pasangin"

'Masuk ke akun papa. Lacak Galaksi di situ, id Galaksi, Glk-S789. Nanti akan muncul posisi Galaksi. Hubungi pemadam kebaran dan juga polisi. Suruh mereka mematikan sirine. Supaya tidak ketahuan sama penculiknya. Papa segera kesana'

'Terimakasih Paa'

Aku memutuskan sambungan telefon dan menyuruh Daksa untuk menghubungi polisi dan juga Pemadam Kebakaran terdekat.




SORRY BANGET JARANG UPDATE GUYS, JARINGAN SUSAH DISINI. AKU USAHAIN UPDATE PANJANG-PANJANG BIAR KALIAN SENENG:)

VOTE YAH

And anymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang