Brilly saat ini sedang duduk dibawah dekat tempat tidurnya, memikirkan ucapan Chaca dan sesekali ia mendengar suara anak kecil yang membuatnya kaget
"Mamaa, mama jangan suruh adek pergi yahh. Adek udah ada di perut Mamaa. Kalo mama mau adek pergi, biar tuhan yang nyuruh adek pergi"
Brilly tidak masuk sekolah beberapa hari ini untuk memikirkan semua ini, untuk mendapatkan jalan keluarnya
"Lo harus kasih tau Antariksa termasuk keluarag lo"
"Mama, adek sayang Mama lohh. Adek seneng ada diperut Mama, rasanya hangat bangett. Pasti kalau adek udah keluar, mama bakalan sering peluk adek kan. Pasti rasanya lebih hangat dari ini
"papa sayang sama Brilly. Kamu adalah princes kecil papaa"
"Mamaaa bilang sama Papaa. Adek ada disini!"
Brilly tersadar dalam lamunannya, air mata menetes di pipinya dengan mulus. Brilly segera menghubungi Antariksa, namun hanya berdering. Hubungan Antariksa dan Brilly sudah sangat tidak baik-baik saja setelah kejadian waktu itu.
"Pasti dia di sekolah. Gw telpon Zessin ajah ah"
"Sin. Antariksa disekolah?"
"lo kenapa ga masuk? Antar gaada disekolah! Kalian janjian ga masuk hah? Bete gw seriusan sama lu-"
Brilly memutuskan sepihak telponnya. Gadis itu langsung turun kebawah dengan pakaian tidurnya. Ia membawa testpack itu ditangannya. Melacak keberadaan Antariksa. Sampai ia berhenti di satu Masjid yang lumayan besar. Melihat Antariksa yang sedang berjabat tangan dengan seorang laki-laki. Brilly membalikkan badannya, namun seolah suara anak kecil menyuruhnya menghentikan pernikahan ini. Dengan mengumpulkan keberanian
"Antariksa" proses ijab kabul terhenti. Antariksa berdiri menghampiri Brilly
"Buat apa kamu kesini? Kamu nyuruh aku pergi kan? Aku pergi dari hidup kamu. Aku udah mau lupain kamu, kenapa kamu dateng?! Kenapa kamu hancurin hidup aku? Pergi dari hidup aku. Kita putus Brilly, aku ga mau tau tentang kamu. Atau pun permasalahan kamu!" Brilly menangis dengan Antariksa yang berlalu pergi
"OKE KALAU ITU MAU KAMU! AKU PERGI DARI HIDUP KAMU. AKU PERGI DAN GA AKAN PERNAH KEMBALI. TAPI JANGAN PERNAH DATANG KEMAKAMKU, KALAU KAMU MENDENGAR BERITA DUA KEMATIAN SEKALIGUS. AKU, DAN ANAKMU. JANGAN PERNAH KAMU MENGINJAKKAN KAKIMU DIDEPAN MAKAMKU! JANGAN PERNAH KAMU TANGISI MAKAMKU DAN ANAKKU!" brilly berlalu pergi. Antariksa teringat sesuatu tengang malam itu. Dia bangun dan mengejar Brilly
"Brilly tunggu!!" Brilly terdiam setelah tangannya ditahan Antariksa
"Lepas. Kamu mau aku pergi kan? Kamu ga perlu khawatir Kak. Tanpa kakak suruh aku akan pergi dari hidup kakak"
"Engga, Brilly-"
"Sebelumnya aku berfikir. Kalau aku meninggal, pasti kakak bisa jaga anak kita, tapi setelah mendengar pernyataan kakak. Lebih baik anak ini ikut aku pergi"
"Brilly maksud aku-"
"Gapapa kok kak. Brilly tau kok, Brilly sadar diri juga. Semoga kakak bahagia yah, maafin Brilly belum bisa jadi yang terbaik buat kakak. Maafin Brilly belum bisa bahagiain kakak" Brilly berlalu pergi kerumah orang tuanya.
"Papaahh. Paahhhh, Maaahhh" Brilly berlari menuju kamar orang tuanya, orang tua Brilly yang melihat Brilly pun langsung memeluk Brilly
"Pahh, Mahh. Hiks hiks. Maafin Brilly, maaf, maafin Brilly. Maaf Maa. Maaf" Brilly menangis dipelukan Farhan. Lyna keluar kamar untuk mengambilkan Brilly minum
"Pah.. Brilly punya dua kabar buruk. Tapi Brilly takut Papa marah"
"Apaa? Papa ga akan marah kok"
"Brilly Hamil" Farhan menampakkan wajah kecewa dan kembali bertanya
"Berita buruk lainnya?"
"Brilly ga akan hidup lebih lama lagi, jadi aib keluarga kita ga akan malu-maluin kalian"
"Jangan pernah memiliki pemikiran untuk bunuh diri!!"
"Brilly ga akan bunuh diri kok Pahh. Emang udah kehendak tuhan ajah"
"Maksud kamu? Brilly, jangan bilang kamu-"
"Maaf pah, Brilly kena Kanker otak, dan Brilly ga akan mau kemoterapi" Farhan benar-benar sangat hancur. Dia tidak pernah berbuat salah. Bahkan Farhan jarang berpacaran. Salah satu anak lelakinya pasti sudah berbuat yang tidak-tidak kepada anak orang pikirnya
"Antariksa udah nikah Pah.. Sebenernya Brilly mau nitipin anak ini ke Antariksa. Tapi, hikss. Maaf pahh"
"Brilly, Papa ga mau kehilangan anak perempuan papa satu-satunya!" Farhan beranjak pergi. Lyna yang mendengarnya hanya mampu terdiam, Brilly memeluk Lyna dan meminta maaf berulang kali padanya
Farhan menghampiri Antariksa, tidak sulit untuknya menemukan dimana Antariksa berada. Saat ini Antariksa sedang berada di masjid itu, karna kejadian datangnya Brilly. Ijab qabul harus ditunda dulu untuk menetralkan suasana.
"Bagaimana saksi? Sah?"
"TIDAK SAH!!" farhan berbicara dengan lantang. Antariksa menoleh, keluarga Antariksa dan Rika yang mengenal Farhan pun berdiri menghampiri Farhan
"Farhan, aku tau kamu sama papa nya Antariksa selalu berantem. Tapi tolong jangan rusak acara kami!"
"Saya disini sebagai seorang ayah yang ingin meminta pertanggung jawaban dari anak laki-laki kalian yang sudah merusak anak saya! Brilly sudah anak kalian rusak. Bukannya Brilly yang dia nikahi, kenapa malah wanita lain?"
"Tapi Brilly-"
"Brilly tidak mau? Kamu bodoh atau pura-pura bodoh? Brilly tidak mau membuat kamu menangis Antariksa, Brilly tidak mau membuat kamu semakin jatuh cinta padanya, yang akhirnya dia akan meninggalkanmu. Dia pernah kehilangan Adit, dan rasanya sangat menyakitkan. Dia tidak mau kamu merasakan hal yang sama!"
"Maksud om?"
"Antariksa, dia anak perempuan saya satu-satunya. Dia nyawa saya, dia kehidupan saya, dia adalah alasan mengapa saya hidup. Saya yang pertama kali memeluknya, menuntunnya berjalan, mengajaknya bermain, menidurkannya ketika ia tidak bisa tidur. Saya yang selalu memeluknya saat ia menangis. Jika sampai dia meninggalkan saya, maka saya akan mati! Dua hal Antariksa, dia menyampaikan dua hal kabar buruk pada saya hari ini. Tentang kehamilannya, dan tentang kanker otaknya. Saya hancur, ingin rasanya saya gantikan posisinya saat itu juga. Saat ini. Kamu adalah penyemangat hidupnya. Tolong. Selamatkan anak saya. Jika bukan untuk putri saya, tolong pikirkan darah dagingmu" Farhan terduduk dengan air mata mengalir di pipinya
"Brilly..." Antariksa berucap dengan lirih
"MAAF YAH BAPAK TUA, MASALAHNYA KAMI INI UDAH MAU SAH. JANGAN HANCURIN KEBAHAGIAAN KAMI BISA GA?!! MENDING PERGI DEH!!" Rika berteriak dari meja yang digunakan untuk proses ijab qabul. Dua kali ijab qabulnya gagal.
"Antariksa. Bukannya kamu pacaran sama anak saya? Dan bukannya sudah satu tahun? Sebenarnya siapa yang kamu cintai? Dia atau anak saya?"
"Rikaaa...."
VOTEEE WOYYYY!!! AHH ELAHH BETE BANGET SERIUS YANG VOTE CUMAN 2 YANG BACA 5🙃🙃
DAHLAH PUNDUNG😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
And anymore
FantasyBrillyandra Vanya Vendra, gadis yang harus menjalani kisah hidupnya yang tak terduga.. Dia di tuntut untuk bisa lebih dalam segala hal. Hidup dalam kemewahan baginya tidak lah berarti jika dibandingkan dengan hidupnya saat ini. Cobaan yang terus dat...