Pagi ini dia menemaniku jalan-jalan. Sekedar menunjukan tempat-tempat yang mungkin aku butuhkan, seperti mall, swalayan, restoran, taman, pasar malam, dan tentunya rumah sakit. Sekalian aku check up kandungan. Bayiku baik-baik saja. Sedangkan tubuhku semakin tidak baik-baik saja. Dia menjelaskanku tentang kemoterapi itu.
Tidak mudah untukku melakukan ini, tapi harus kulakukan demi aku dan anakku. Aku tidak ingin menceritakan secara lengkap bagaimana caraku kemoterapi, dan sebagainya. Namun setelah hari itu, pagi aku akan menjemur badanku di bawah sinar matahari. Kemudian menemani Dini yang selalu diam di dalam kamarnya
"Dini. It's me. Why is the door locked?"
(Dini, ini aku. Kenapa pintunya dikunci?) Aneh. Biasanya Dini tidak menutup pintunya seperti ini."AKRAM, I LOVE YOU. DON'T MARRY HER. I'M HERE FOR YOU. AKRAM.. IF YOU MARRY HER. I'LL KILL MYSELF. AKRAM STOP. NO, DONT MARRY HER. AKRAM!! STOP AKRAM"
(Akram aku mencintaimu. Jangan menikah dengannya, aku disini untukmu Akram. Jika kamu menikahinya, maka aku akan bunuh diri. akram berhenti, tidak. Jangan menikah dengannya. Akram!! Berhenti Akram!!" disini gw shock dan langsung mencari benda buat dobrak pintunya. Karna badan gw teralu lemah buat dobrak pintu ini. Gak lama kemudian pintu kebuka, dia melihat ke arah tembok dengan histeris. Dia ke arah meja, mecahin vas bunga dan mengarahkan pecahan kaca itu ke tangannya"Dini stop. Dini akram not here, Dini take off the glass. Dini for me, for your brother. Dini please, I'll send akram here, all you see is your hallucinations. Dini trust me. Dini calm down. Dini look at me, relax, put down the glass and come here. Dini let go"
(Dini berhenti. Dini, akram tidak disini. Dini letakkan kaca itu, Dini untukku, untuk kakakmu, Dini tolong. Aku akan menyuruh Akram kesini, Yang kamu lihat hanyalah halusinasimu saja. Dini percaya padaku, Dini tenang, Dini lihat aku, tenang, taruh kaca itu dibawah. Dan kemarilah, dini ayo) Dini melihat ke arahku kemudian melihat ke arah tembok dia melihat tangannya sudah penuh dengan darah. Dini melemparkan kaca itu dan berjalan ke arahku"What's wrong with me? What happened to my hand? What's the matter? This is what? Akram?"
(ada apa denganku? tanganku kenapa? ada apa? ini kenapa?)"Dini, you must fight your mind. Forget about akram, forget who he is. You are young, many love you. Think of me as your Sister, soon you'll have a niece. And they love you"
(Dini, kau harus bisa melawan pikiranmu. lupakan tentang Akram, lupakan siapa dia. kau masih muda, Banyak yang mencintaimu. anggap aku sebagai kakakmu, sebentar lagi kau akan memilili ponakan. dan mereka mencintaimu) ucapku sambil membersihkan darah di tangannya, Dini satu tahun lebih muda dariku. Setelah Dini tenang, aku menelfon Daksa untuk segera pulang"Kenapa?"
"Tadi dia histeris. Dia manggil nama Akram, dia seolah melihat Akram menikah sama wanita lain"
"Diniii.."
"Siapa Akram?"
"Akram adalah mantan kekasih Dini, Dini dan Akram terpaut usia yang lumayan jauh, 12 tahun. Akram sangat mencintai Dini, Begitu pula dengan Dini. Tapi kedua orang tuanya tidak memperbolehkan Akram dan Dini pacaran, Akram dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan wanita kenalan Ayahnya Akram"
"Tunggu- hanya karna usia?"
"No. um... How do I explain to you. Jadi gini, waktu dia kelas umm katalanlah 1 SMA. Dia ketemu sama guru honorer yaiti Akram, Akram itu cuek banget. Dan Dini tipe orang yang ceria, kemudian Dini dan teman-temannya main TOD, Dini diberi tantangan 1 minggu buat deketin Akram-"
Flashback
"Udah coba ajah dulu Din, lagian kan ga serius. Tapi kalo cinlok beneran sih-" Ujar Tania teman Dini sambil melirik teman-temannya yang lain dan kemudian tertawa
"Oke, lagian kan guru itu cuek. Gabakalan lan dia naksir sama bocah kek aku" Dini beranjak kemudian menuju kantin, dia membeli air mineral dan roti. Ia membawa makanannya ke kelas, dan disana ada Akram yang sedang memeriksa nilai para murid
"Pak Akram ga istirahat? Kan sudah jam nya makan siang?!"
"Ah iyah nanti dulu, nanti saya akan istirahat" jawab Akram tanpa mengalihkan pandangannya dari tumpukan buku yang satu persatu ia ambil lagi
"Ahh lama keburu masuk. Nih saya belikan minum sama roti. Boleh kerja, tapi inget waktu juga dong!" Akram menoleh, dia melihat senyum Dini yang manis, dia tersenyum tipis
"Terimakasih, um tapi dompet saya ada di kantor nanti-"
"Ah ga perlu pakk ga perluu, saya ikhlas. Jadi bapak ga usah balikin"
"Saya ga enak lah"
"Ga enaknya kasih ke tikus ajah pak"
"Bisa ajah becandanya, kamu udah istirahat?"
"Udah dong" setelah itu pelajaran kembali dimulai, Akram terus saja memperhatikan Dini, karna, Dini adalah satu-satunya siswa yang tidak menganggapnya galak, dingin, cuek, itu menurut Akram. Beberapa jam kemudian bell pulang berbunyi, Dini menunggu jemputan kakaknya didepan sekolah, tak lama kemudian Akram lewat didepannya dan berhenti
"Dini? Enggak pulang?" Dini yang merasa namanya terpanggil pun menoleh dan menyahuti pertanyaan Akram
"Umm, nunggu angkutan umum dulu, kakak saya sibuk. Jadi ngga bisa jemput deh"
"Sebagai permintaan terimakasih saya ke kamu. Mau ngga saya antar pulang? Tapi yahh begini. Saya cuman pakai sepeda" Dini mengangguk dengan antusias dan kemudian diantarkan pulang oleh Akram
Seminggu sudah lewat, Akram rupanya jatuh cinta pada Dini, dan begitu pula dengan Dini. Dia juga jatuh cinta dengan guru honorernya ini. Karna perhatiannya sangatlah besar hubungan mereka berjalan baik selama 3 bulan, sampai pada ketika Akram tiba-tiba diam dan seolah tidak ingin menyapa Dini.
"Kak Akram kenapa sih? Kakak lagi badmood?"
"Dini i love you"
"Kakak udah bilang kaya gini berulang kali loh dari tadi. Ada apa sih?"
"Dini, kakak ga bisa terusin hubungan kita" Dini terdiam, kemudian menghentikan kegiatan makannya
"Tunggu? Maksudnya? Kenapa? Dini bikin kesalahan-"
"Engga gini, kamu udah jadi yang terbaik buat aku. Kamu ngga ada salah, tapi hubungan kita emang udah seharusnya berakhir"
"Kenapa? Kakak ga cinta sama Dini? Dini cinta sama kakak"
"Dini masih muda, Kehidupan Dini masih panjang. Masih jauuuh banget, akan ada laki-laki yang bisa gantiin posisi kakak di hidup Dini"
"Tunggu, Kakak ada masalah apa sih?"
"Ayahnya kakak ga setuju sama hubungan kita. Kita beda 12 tahun Dini, dan kamu anak orang kaya. Sedangkan kakak?"
"Kita bisa berjuang sama-sama kak"
"Maaf Dini, Kakak tahun ini mau nikah sama wanita lain. Nanti kamu jangan dateng yah. Walau aku kasih undangannya. Aku ga mau lihat kamu nangis"
"Engga kak, ga mau. Dini ga mau, Dini sayang kakak. Dini ga mau lohh"
KAMU SEDANG MEMBACA
And anymore
FantasyBrillyandra Vanya Vendra, gadis yang harus menjalani kisah hidupnya yang tak terduga.. Dia di tuntut untuk bisa lebih dalam segala hal. Hidup dalam kemewahan baginya tidak lah berarti jika dibandingkan dengan hidupnya saat ini. Cobaan yang terus dat...