Prolog

47 7 1
                                    

Di depan gerbang sekolah Alena berdiri dengan wajah kesal. Handphone yang ada ditangan nya mati karena kehabisan baterai.

"Kenapa lo tuh harus mati disaat yang dibutuhkan??!??!???!!!" kata Alena sambil menatap handphone yang ada digenggamannya.

Sudah hampir satu jam gadis itu menunggu kakak laki-laki nya menjemput. Bahkan hari sudah hampir gelap.

"Nih."

Seorang cowok tiba- tiba menyerahkan sebuah handphone ke Alena. Alena menatap cowok itu bingung.

"Gue tau lo butuh ini, handphone lo baterai nya abis kan?" kata cowok itu sambil tersenyum.

Dengan ragu Alena mengambil handphone cowok itu. Alena segera mengetikan sebuah nomor yang dihafalnya, lalu memencet tombol 'panggil'.

Beberapa detik kemudian panggilan Alena terjawab.

"Bang Alan ini aku Alena. Bang Alan jadi jemput aku nggak sih???!!?"

"Yaudah iya cepetan dateng nya."

Setelah selesai menelfon abangnya. Alena segera mengembalikan ponsel itu ke cowok tadi.

"Makasih."

"Sama sama."

Cowok itu menatap Alena sambil tersenyum, sedangkan yang ditatap malah membuang muka.

"Oh iya kenalin nama gue Angga dari kelas XII MIPA 1," ujar cowok itu sambil mengulurkan tangannya.

Alena hanya melirik Angga sekilas, lalu kembali menatap jalanan.

"Sabar Ngga, cewek kayak gini langka, cuman ada beberapa didunia," kata Angga dalam hati.

Angga tetap tersenyum menatap Alena yang tetap menghiraukannya.

"Gue gak bakalan pergi sampe lo mau ngasih tau nama lo ke gue," kata Angga tetap dengan senyumnya.

Alena menatap Angga kesal.

"Gila kali ya ini orang. Kalo sampe abang liat cowok itu pasti bakalan nanya yang aneh aneh," pikir Alena.

Alena menatap cowok itu. Lagi- lagi cowok itu terus tersenyum ke Alena.

Dari kejauhan Alena dapat melihat mobil abangnya. Dengan pasrah Alena kembali menatap cowok itu.

"Alena"

Cowok itu tersenyum lagi.

"Ok gue akan tepatin janji. Hati- hati Alena," kata Angga sambil tersenyum.
Lalu kembali masuk kedalam sekolah.

Tak berselang lama mobil Alan sampai di depannya.

Alena menghela nafas, untung saja saat abangnya sampai cowok itu sudah pergi.

Dengan segera Alena langsung masuk kedalam mobil itu.

"Maaf ya Al tadi ban mobil nya bocor. Abang telfon kamu tapi gak aktif," kata Alan.

"Enak aja cuman maaf doang, udah hampir satu jam aku nungguin bang Alan," kata Alena kesal.

"Iya nanti abang traktir deh," kata Alan sambil tersenyum. Alena menoleh dengan senyum sumringah diwajahnya.

"Oh iya tadi kamu pakek handphone siapa buat nelfon abang?"

"Pakek handphone pak satpam."

Alena jadi teringat tentang cowok itu.

"Cowok pemurah senyum," pikir Alena.

***

Haiii....
Makasih buat yang udah baca cerita aku yang dulu, dan maaf juga gak bisa lanjutin cerita ADRIN.
Semoga cerita ini bisa lanjut terus sampe tamat.

Jangan lupa vote dan komennyaaa.

06 Januari 2020

ALENGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang