BAGIAN LIMA |Jodoh|

10 2 0
                                    

Happy Reading

******

Angga mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Jalanan cukup ramai. Namun tidak dengan keaadaan yang ada di motor Angga. Beberapa kali Angga menanyakan arah rumah Alena. Gadis itu hanya menjawabnya dengan singkat.

"Lo tadi habis ngapain di sekolah, kok pulangnya sore amat," kata Angga memulai pembicaraan.

"Eskul," jawab Alena singkat. Gadis itu semakin memeluk erat dirinya. Angin sore sangatlah dingin. Apalagi dia menaiki motor dan tidak memakai jaket.

"Eskul apa?"

"Musik."

"Lo gak mau nanyain gue ngapain aja gitu disekolah sampe pulang telat?"

Alis Alena mengernyit mendengar perkataan Angga. "PD banget nih bocah," batin Alena.

"Nggak,"

Angga menghela nafas panjang. Alena memang cuek kebangetan.

"Sekedar info nya. Gue rapat tentang ulang tahun sekolah kita yang tinggal dua bulan lagi."

Alena mengangguk walaupun Angga tak dapat melihatnya.

Suasana kembali hening. Angga yang fokus menyetir dan Alena yang sedikit ketakutan karena Angga membawa motornya lebih kencang.

Tiba-tiba Alena mengetuk pundak Angga. "Kenapa?" tanya Angga dengan alis mengernyit.

"Bisa lebih pelan bawa motornya?" tanya Alena.

Angga terkejut dengan permintaan Alena. Padahal dari tadi Angga mengendarai motornya dengan kecepatan 40km/jam.

"Kenapa emang?"

"Dingin."

Tiba-tiba Angga meminggirkan motornya. Alis Alena mengernyit melihat Angga yang melepas jaketnya.

"Kenapa?"

"Pakek nih."

Angga menyerahkan jaket berwarna hijau army nya kepada Alena.

"Nggak usah," tolak Alena. Ia mengembalikan jaket Angga.

"Pakek, katanya dingin."

Alena hendak membuka suara lagi, namun perkataan Angga membuatnya bungkam.

"Gue gak kan jalan sebelum lo pakek jaketnya."

Melihat hari yang sudah gelap, Alena segera memakai jaket Angga. Angga tersenyum senang ketika kali ini Alena menurutinya. Angga segera melajukan kembali motornya.

****

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit mereka sampai pada tujuan.

Alena segera turun dari motor Angga. "Makasih kak," ucap Alena.

"Sama-sama," balas Angga dengan senyum manis nya.

"Gue pulang dulu ya," pamit Angga.

Alena mengangguk dan tersenyum tipis. "Hati-hati."

Angga yang sudah siap melajukan motornya, menoleh mendengar perkataan Alena.

"Lo ngomong apa tadi?"

"Hati-hati."

Angga tersenyum lebar saat Alena mengulangi ucapannya.

ALENGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang