BAGIAN TUJUH BELAS |Memilih|

17 1 0
                                    

Happy Reading

******

"Lo sendiri yang bikin janji, lo sendiri yang gak tepati."

******

Alena menatap pantulan cermin toilet yang menampilkan wajah dan tubuhnya. Rambut nya ia cepol asal agar tidak gerah karena memakai baju olahraga yang dilapisi hoodie yang diberikan Aji.

Untung saja Alena menaruh seragam olahraga nya di loker, jadi ia tidak perlu ke dalam kelas dalam keadaan baju yang basah.

Gadis itu berjalan keluar toilet. Suasana masih sama seperti tadi, sepi. Karena jam istirahat belum berbunyi.

Sejujurnya Alena bingung ingin mengatakan jujur atau bohong pada Sheyla. Jelas temannya itu pasti curiga karena lama tidak kembali ke kelas.

Ancaman yang diberikan Nayra beberapa minggu yang lalu saja tidak ia ceritakan, karena takut kena omelan Sheyla.

Tak sadar kelas nya sudah di depan mata. Segera ia menaruh baju kotor dan yang telah di masukkan ke dalam plastik ke dalam loker.

Gadis berusia enam belas tahun itu menarik nafas sejenak, tiba-tiba untuk masuk ke kelas saja ia menjadi gugup.

Alena melangkah masuk ke dalam kelas. Matanya melihat meja guru yang kosong, lalu segera bergegas duduk di kursinya.

Ketika melewati kursi Aji, ternyata cowok itu belum kembali.

Tatapan bingung Sheyla tentu terlihat jelas dalam sekali lihat. Gadis itu membuka mulut namun urung karena terpotong oleh perkataan Alena.

"Satu-satu," ujar nya sebelum Sheyla menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.

Sheyla memutar bola malas. Seperti nya teman sebangkunya itu bisa membaca pikiran.

"Lo dari mana?"

"Toilet."

Sheyla mendengus kesal, tentu bukan jawaban itu yang ia inginkan.

"Itu hoodie siapa?"

Ada jeda beberapa detik sebelum Alena berkata dengan lirih.

"Aji."

Mata Sheyla membulat sempurna. "Kok bisa?"

Alena menghela nafas. Dirinya sudah bertekad ingin menceritakan nya kali ini. Gadis itu menarik nafas kemudian memulai cerita kejadian yang dialaminya tadi termasuk kejadian Nayra yang mengancamnya.

Tanpa sadar Sheyla menggebrak meja. Membuat beberapa teman sekelasnya menatap mereka penasaran, hanya sebentar lalu mereka kembali ke aktifitas masing-masing.

"Wah, ngajak baku hantam itu cewek. Berani-beraninya dia ngerjain temen gue."

Kilatan emosi jelas terpancar dari wajah Sheyla.

"Udah lah Shey lupain aja."

Sheyla mendengus kesal. Temannya itu memang terlalu baik.

"Gak bisa gitu dong Al. Jahat ya di bales jahat, baik ya di bales baik. Nanti dia bakal terus seenaknya buat nindas lo, karna dia pikir lo takut."

"Sheyla kalau kita gak bales bukan berarti kita takut."

Inilah yang Alena takutkan, Sheyla pasti tidak akan terima. Dirinya memikirkan cara agar emosi Sheyla mereda dan tidak akan ada acara balas dendam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALENGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang