BAGIAN SEMBILAN |Permintaan|

15 2 0
                                    

Happy Reading

*****

"Coba lo cari di saku celana olahraga."

Alena membuka kembali celana olahraga yang telah dilipatnya rapi.

Cewek itu menghela nafas ketika benda yang dicarinya tidak ada.

"Gak ada Shey," ujar Alena frustasi.

Alena menghela nafas, bagaimana dirinya bisa seceroboh ini sampai kehilangan kunci lokernya.

"Coba lo inget inget lagi terakhir naruh nya dimana."

Seingat Alena terakhir ia menggenggam kunci lokernya saat akan ke toilet untuk mengganti baju. Setelah itu ia tidak ingat lagi.

Tanpa berkata apa apa Alena keluar dari kelas, sementara Sheyla langsung mengikuti.

Sheyla yang penasaran Alena akan kemana, cewek berkulit putih itu lebih memilih diam dan mengikuti langkah temannya itu.

Tiba di toilet. Alena mencari di dalam, sementara Sheyla mencari di sekitar toilet.

"Apa udah diambil orang kali ya?" Dirinya sudah mencari dimana mana, namun kunci lokernya sama sekali tak terlihat.

"Bisa jadi tuh Al."

Alena menghela nafas. "Terus gimana dong??"

Sheyla terlihat berpikir sebentar. "Nah kan di kunci lo ada namanya, jadi pasti orang yang nemuin kunci lo bakal balikin." Alena mengangguk pasrah.

Keduanya berjalan beriringan menuju kelas.

Beberapa murid menyapa Sheyla. Bahkan sesekali menggodanya. Tapi gadis cantik  itu hanya membalas sekenanya.

Alena sendiri memikirkan kunci lokernya yang hilang. Cewek itu memasang wajah merengut.

Sheyla yang sadar akan perubahan raut wajah Alena, berusaha menghiburnya.

"Ayo lah All jangan cemberut."

Alena hanya melirik malas.

"Lagian di loker lo juga gak ada yang penting kan?"

Alena mencoba mengingat barang barang yang ada dibloker nya. Kunciran, parfum, kaos kaki cadangan, kertas HVS dan...

Alena lupa akan satu hal. Refleks cewek itu menghentikan jalannya.

"Gue lupa, di loker ada makalah biologi yang harus dikumpulin besok pagiii!!!"

"Mampus."

Jangan kan Alena, Sheyla saja merinding mendengar nya. Memang sih Bu Ima-guru biologinya-bukan lah guru terkiller di seantero sekolah.

Tapi kalau masalah terlambat mengumpulkan tugas, pasti tugasnya akan berlipat ganda.

"Gue gak bisa bayangin deh Al. Makalah yang kemaren disuruh buat aja minimal dua puluh lima lembar, dilipat gandain jadi lima puluh lembar," ujar Sheyla.

"Mampus gue!!!"

*****

"Gaaa plis kalo mo gila jangan disebelah gue," ujar Doni pusing melihat kelakuan teman sebangku nya yang mulai tak waras.

Sementara Angga masih tetap dengan kelakuan aneh nya. Sejak pelajaran Pak Riko dimulai sampai guru PKN nya itu keluar dari kelas Angga tetap tak berubah.

Cowok itu dari tadi senyam-senyum tidak jelas menatap benda kecil yang ada di tangannya.

Angga tersenyum mengingat pertemuannya tadi dengan pujaan hatinya. Ya mulai hari ini dia menyukai Alena. Tanpa alasan. Rasanya setiap melihat reaksi jutek Alena padanya, itu terlihat menggemaskan bagi Angga.

ALENGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang